Rest in Peace

Kemaren sore gw mendapati kalo Choky sudah mati. Syok! 😱 Bahkan sempet merasa ga percaya. Eh tapi jangan panik dulu. Bukan Choky Sitohang ya guys. Kalo doi sih masih hidup kok.

Choky ini adalah anjing peliharan di rumah. Anjing berjenis mini pom. Bulunya coklat lebat yang membuatnya diberi nama Choky. Waktu kecil Choky ini pernah jatuh sehingga kaki belakangnya sakit yang membuatnya tak begitu bisa melompat dan lincah berlari. Akhir-akhir ini matanya suka sakit. Sepertinya infeksi. Bahkan pernah gw mendapati hidungnya terluka entah karena apa. Tapi terakhir kali aku main dengannya, Choky dalam keadaan baik.

Kalau boleh bilang, sebetulnya gw ga begitu mengurus Choky. Gw cuma bagian main dan sayang-sayang dia aja. 🙊 Yang mengurusnya itu mama mertua karena memang Choky ini milik mama mertua. Tapi pernah satu kali gw memandikan Choky. Bulunya yang basah membuat bentuk badan Choky yang mungil terlihat. Padahal kalau bulunya kering, tubung Choky tuh kaya buntelan bulu gitu. Ngembang.

Choky mati bukan karena umur. Sepertinya umurnya masih belasan tahun tapi belum sampai renta. Ga seperti Chelsea. Anjing betina berjenis Maltis yang sudah lebih dulu mati. Kalau Chelsea bisa lah disebut nenek-nenek karena memang umurnya yang sudah sangat tua sehingga Chelsea pun mati karena memang sudah umurnya. Gw sedikit menitikkan air mata saat mengetahui Chelsea tiada.

Cerita yang mana dulu ya?

Gw ceritain kisah Chelsea dulu deh. Boleh dong ya? Boleh dong karena ini kan blog gw. Jadi gw bisa ngatur sesuka gw. #plak. Maapp jangan marah. ✌

Chelsea termasuk golongan anjing bertubuh kecil. Meski sudah dewasa, ukuran tubuhnya sebesar paha gw deh. Chelsea berbulu putih tapi ga ngembang kaya Choky. Bulu-bulu Chelsea panjang dan halus. Dia sungguh anteng dan kalem. Kegemarannya itu dielus dan nempel-nempel. Jadi kalo gw lagi main sama dia, dia tu seneng banget bermanja-manja sama gw. Minta dielus teruus. Lain sama si Choky yang sungguh enerjik. Menggonggong terus dan ga suka dibelai.

Chelsea akan menyalak kalo si Choky ngajak Chelsea kawin. Somehow meski Chelsea dan Choky ini selalu bersama, Chelsea tak kunjung hamil. Mr. Q bilang si Choky ini bodoh tak pernah bisa ngawinin Chelsea. Gw rasa karena umur yang terpaut jauh jadi Chelsea ga suka Choky. Habis tiap mau dikawainin, Chelsea ngomel-ngomel dan berlari menjauh. Chelsea menganggap Choky sebagai anak kali? Entahlah karena gw ga paham bahasa mereka. 🙄 Atau bisa juga karena Chelsea sudah menopause? Apakah anjing menopause?? Gw pun ga tau hahaha.

Chelsea mati dengan damai. Saat gw sekeluarga pulang dari beribadah, mama mertua menemukan jasadnya sudah terbujur kaku dengan lalat-lalat terbang disekelilingnya. Mama mertua cerita kalau sebelum kami pergi beribadah, si Chelsea tuh kaya say goodbye gitu ke mama mertua. Beberapa hari sebelumnya Chelsea selalu diam tiduran, lemah tak berdaya. Makan juga ga mau sampai mama mertua harus menyuapinya supaya makan. Tapi hari itu, hari saat kematian Chelsea, dia mau makan dan terlihat bersemangat. Ternyata saat kami pulang, dia sudah mati. Gw, Lili, dan mama mertua pun bersedih sesaat karena kepergian Chelsea.

Berbeda sekali dengan kematian Chelsea yang damai. Aku syok banget saat mengetahui kematian Choky. Betapa tidak. Kalau lihat dari umur, umur Choky belum setua itu. Ga seperti Chelsea yang benar-benar sudah tua.

Pagi itu kadang Choky sedang dibersihkan oleh mama. Jangan bayangkan kandang kerangkeng karna rupa kandang Choky ini seperti pagar kecil yang membentuk lingkaran abstrak. Intinya si Choky ini dikelilingi oleh pagar-pagar itu supaya ga berlarian liar di halaman rumah. Karena dibersihkan itulah mama mengeluarkan Choky dari kandang supaya Choky ga kebasahan kena semprot air. Setelah kandang bersih, mama pun memanggil Choky sambil menyediakan semangkuk dog food untuknya. Biasanya mama akan memasukkan Choky kembali ketika area kandang sudah bersih. Tapi si Choky ga kunjung nyamperin mama sehingga mama pun melanjutkan pekerjaan lain, yaitu menyiram tanaman.

Siang hari papa mertua hendak pergi membeli roti bersama dua keponakanku yang masih kecil-kecil. Papa memanaskan mobil dan sudah siap mengeluarkan mobil. Tapi papa merasakan hal ganjil karena saat mengeluarkan mobil dari garasi, papa merasa seperti melindas batu bata. Papa pikir ban kempes karena sudah melindas batu bata. Saat dicek, papa menemukan muntahan sosis di kolong mobil. Ternyata oh ternyata yang dilindas papa itu adalah mayat Choky yang sudah mengeras. 😱😱😱

Kenapa mengeras? Dugaan kami semua Choky sudah memakan sosis beracun yang mama letakan di pojokan untuk membunuh tikus! Waktu kematian Choky kuprediksi di pagi hari saat dia memakan sosis beracun tikus itu. Papa bilang tubuh Choky sungguh keras. Niat awal mau pergi beli roti pun dibatalkan dan papa menguburkan Choky di halaman rumah. Lokasinya dekat dengan kubur Chelsea. Seusai menguburkan Choky, tiba-tiba hujan lebat turun out of nowhere. Cuma sebentar. Seolah langit menangis menyaksikan Choky dikuburkan.

Gw saat itu masih belum mengetahuinya karena papa ga menceritakannya sama sekali. Gw baru sadar sore hari ketika Mr. Q menanyakan keberadaan Choky. Gw pun bingung karena Choky ga mungkin hilang. Wong dia biasanya diem di kandangnya. Usut punya usut, akhirnya diberitahukanlah oleh papa kejadian sebenarnya. Syok!!! Mama pun ga habis pikir kenapa si Choky bisa-bisanya makan sosis beracun yang ada di pojokan itu. Hiks. Hikmah dari peristiwa ini, awasi anak-anak kecil jangan sampai mereka makan makanan yang diracun tikus. 😫

Kini Choky dan Chelsea sudah mati. Rest in peace ya kalian 😇 Goodbye, friend 🙋🏻‍♀️