Pregnancy - Saatnya Ke RS

August 04, 2022

Kamis, 14 Juli 2022.

Sekitar jam 11 malam saat lagi asik nonton series bareng Mr. Q, gw merasa perut gw mengeras. Gw pun memberi isyarat pada Mr. Q dan mulai untuk menghitung jumlah kontraksi menggunakan aplikasi. Dari aplikasi itu, sudah memberitahukan agar kami pergi ke RS. Namun kami masih merasa ganjil.

Gimana nih Q? Ke RS masa kita?

Mr. Q pun menenangkan dan bilang untuk cek keesokan harinya. Malam itu pun berlalu dan kami menganggap hal itu hanyalah sebuah kesalahan saja. Toh di hari esoknya, kondisi gw baik-baik saja. Bahkan gw masih bisa bepergian ke Serpong. Meski memang selama di jalan pun kadang gw merasa perut gw mengeras. 

Sabtu, 16 Juli 2022.

Subuh sekitar jam 3 pagi, gw terbangun dan dengan kesulitan gw turun dari ranjang. Kaki melangkah pelan-pelan, kedua tangan berkacak pinggang menopang bobot dalam perut yang kini sudah sebesar buah semangka. Susah payah gw menuju ke kamar mandi hanya untuk sekedar buang air kecil. Perasaan cemas sesekali datang tiap kali dirasa perut mulai mengencang.

Ah, paling kontraksi palsu lagi.

Selesai buang air kecil, gw kembali berjalan dengan perlahan menuju kasur. Naik ke atas kasur merupakan tantangan tersendiri buat gw. Apalagi untuk posisi tidur, karena harus memposisikan diri miring ke kiri. Sesekali miring ke kanan juga. Kali ini gw pilih posisi miring ke kanan. Ga seberapa lama, diri ini sudah masuk ke alam mimpi kembali.

Subuh sekitar jam setengah 6 pagi, kembali gw terbangun dan mengulangi adegan yang sama hanya untuk sekedar buang air kecil. Kali ini di toilet gw merasakan hal yang berbeda. Seperti ada perasaan bayi dalam perut gw mulai ingin keluar. Gw cek kondisi perut. Betul kencang dan ga lama hilang rasa kencangnya. Again gw masih berpikir itu adalah kontraksi palsu.

Gw pun berjalan perlahan kembali ke tempat tidur. Sekarang gw pilih untuk tidur dengan posisi miring ke kiri. Saat mata terpejam, gw merasakan ada aliran air yang keluar dari bagian bawah tubuh gw. Alirannya seperti aliran darah yang keluar saat menstruasi hari pertama. Gw pun terbangun dan segera gw bangunkan Mr. Q yang masih terlelap di sebelah gw.

Q, kayanya air ketuban gw pecah. Ayo ke RS!

Perlahan gw turun dari kasur dan kembali berjalan ke toilet. Aliran airnya kini keluar tiap gw melangkahkan kaki. Membahasi lantai yang gw lewati. Di toilet gw duduk di closet, celana gw sudah basah kuyub layaknya orang yang pipis di celana. Ga lama badan gw jadi gemeteran. Serangan panik. Mr. Q memeluk gw, berusaha menenangkan gw. Lalu ketika gw sudah tenang, dia pun mulai mempersiapkan barang-barang yang harus dibawa ke RS seraya bertanya apa saja barang yang belum masuk ke dalam koper.

Jauh-jauh hari gw memang sudah menyiapkan semua barang yang mau dibawa ke RS sebelum hari H gw melahirkan istilahnya mah sudah siapin hospital bag. Sebetulnya gw berencana untuk lahiran c-sect di hari ulang tahun gw. Apalagi menurut dr. Hendrik (dokter kandungan gw) hari kelahiran bisa dilakukan bertepatan dengan hari ulang tahun gw. Namun memang saat kontrol kehamilan terakhir kalinya, dr. Hendrik sempat menanyakan apakah gw mau memajukan tanggal kelahiran. Tapi beliau masih optimis juga kalau lahiran bisa dilakukan saat gw ulang tahun. Yah apa daya, Tuhan berkehendak lain, sehingga hari kelahiran harus maju dari yang semestinya secara mendadak.

Berhubung kamar gw di lantai atas, gw menuruni tangga dengan perlahan-lahan. Puji Tuhan sampai di bawah dengan selamat. Tentu saja beberapa kali air ketuban mengalir sehingga lantai yang gw pijak pun basah. Saat gw duduk di ruang tengah (tentu saja duduk di kursi plastik mang bakso gitu supaya gampang dibersihkannya karena kalo di sofa akan basah kuyub kena air ketuban) sambil menunggu mobil siap, mama mertua mendampingi gw untuk menenangkan gw. Beliau pun menganjurkan untuk menghubungi dokter kandungan gw supaya dokter pun sudah siap di RS. Untunglah dokter kandungan gw ini mudah dihubungi via WA. Gw telpon nomornya dan mengabarkan kalau gw pecah air ketuban dan saat ini akan menuju ke RS. Terdengar suara baru bangun tidur dari ujung telepon. Yaampun gw mengganggu waktu istirahatnya. Meski begitu pak dokter dengan lembut mengarahkan untuk segera ke IGD saja dan dia pun akan segera ke RS juga.

Perjalanan ke RS tentu saja menjadi suatu tantangan tersendiri. Meski papa mertua membawa mobil dengan pelan saat jalanan rusak, namun gw ga bisa duduk nyaman selama di perjalanan. Maklum kondisinya air ketuban yang sesekali keluar membuat gw tak nyaman. Apalagi kalau kondisi jalanan tak mulus. Goncangannya bikin makin ga nyaman. Ditambah bonus kontraksi yang hilang timbul membuat tambah makyusss. Gw ga bisa duduk bersandar sama sekali. Kedua tangan gw menopang tubuh gw. Sungguh posisi yang sangat awkward. Puji Tuhan jalanan di pagi hari itu lancar, ga macet sama sekali. Gw pun sampai di RS dengan selamat. Petugas keamanan di depan IGD dengan sigap menyiapkan kursi roda supaya gw bisa dibawa ke dalam IGD. Suster jaga langsung menanyakan kondisi gw dan sudah berapa minggu usia kehamilan gw.

Gw terbaring di kasur IGD dan ga berapa lama darah gw diambil, kemudian tes PCR pun gw lakukan sebagai salah satu prosedur untuk bersalin di gedung utama. Setelah itu denyut jantung bayi dicek, serta dihitung juga kontraksi yang terjadi. Wah sudah dua menit sekali sepertinya. Gw ditanyakan apakah mau lahiran normal atau c-sect. Gw bimbang. Mama mertua berpesan kalau bisa lahiran normal, sebaiknya lahiran normal. Tapi dalam hati gw masih ragu bisa lahiran normal.

Sekitar jam 8 pagi, dr. Hendrik sampai di RS. Beliau menjelaskan serta menenangkan gw. Opsi lahiran normal masih bisa dilakukan. Namun karena air ketuban sudah pecah, ada kemungkinan bayi sulit keluar karena tidak licin. Alias si bayi ada kemungkinan nyangkut. Gw juga dicek sudah bukaan berapa oleh dua suster. Saat pengecekan bukaan tersebut, gw kesakitan luar biasa. Ternyata baru bukaan dua. Karena saat pengecekan bukaan itu gw merasakan sakit yang hebat, gw ga kebanyang nanti saat sudah bukaan delapan ke atas. Alhasil, gw pun memilih untuk c-sect saja.

Karena akan dilakukan c-sect, jadi untuk operasi tetap harus menunggu hasil PCR yang diprediksi sekitar jam 1 siang. Gw diberikan obat agar kontraksi tidak berlanjut melalui infus dan diminta untuk sarapan terlebih dahulu (gw makan roti jam 8 gitu) serta diberi air gula tiga jam sebelum operasi (sekitar jam 9). Lalu gw diminta untuk tidak makan dan minum sama sekali setelahnya. Menunggu sampai jam operasi, yaitu sekitar jam 1 siang.

~bersambung~

8 comments:

  1. aku bacanya tegang mbak, ga sabar nunggu kelanjutannya
    sehat-sehat ibu dan debaynya ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku pun tegang-tegang gimana gitu pas ngalaminnya kak haha
      Aminn aminn
      Kak Ainun juga sehat-sehat ya

      Delete
  2. Ya ampuuunn Mba Frisss.. aku bacanya dag dig dug sekaligus terharu 🥲.. ikut senang.. aku tunggu kelanjutan ceritanya yess 😁.

    Aku tuh sewaktu dnger cerita Mba aku Sewaktu dia hamil ya nggk bisa ngebayangin seribet apa.. keren sih buat semua mama di seluruh dunia.. Kata Mba Ku hal pertama yg dikangenin setelah kelahiran itu bisa tengkurep lagi 🤣 wkwkwk.

    Semoga Mba Fris sekeluarga selalu dalam keadaan sehat..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kehamilan tiap ibu itu pasti ada ceritanya sendiri-sendiri Bayu. Ga bisa disamakan. Ada aja gitu kisahnya hihih

      Nah aku sampe sekarang masih belum berani tengkurep nih wkwkwk tapi seneng uda bisa tidur terlentang lagi (posisi tidur kesukaan soalnya).

      Amiiin Bayu. Bayu juga semoga sehat selalu yak!

      Delete
  3. Ini sudah bulan Agustus, sepertinya dedek bayinya sudah keluar dengan selamat. Selamat ya mbak Friska sudah punya bayi.😊

    Sepertinya lahir Cesar ya mbak, tidak apa-apa kok, baik lahiran normal maupun Cesar yang penting selamat ibu dan anaknya.😀

    Memang saat menunggu lahiran itu deg degan sampai kadang jantung mau copot, padahal istri saya dulu malah agak tenang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sudah lahiran mas Agus wkwkw Terima kasih yaa ^^

      Yup cesar nih mas. Yang penting selamat semuanya ya hehehe

      Wah istri mas Agus mantep. Tetap tenang ya menantikan kelahiran buah hati. Aku uda agak tegang-tegang gimana gitu hehe

      Delete
    2. Alhamdulillah semuanya lancar dan selamat ya mbak.😀

      Biarpun tenang tapi katanya sebenarnya dalam hati istri saya juga deg degan mbak.😂

      Delete
    3. Iya makasih mas Agus 🙏🙏

      Haha tetep ya ada perasaan deg-degan juga. Apalagi pas melahirkan anak pertama ya kan.

      Delete

Powered by Blogger.