Masih Tentang Covid

Tepat di satu hari sebelum Imlek, gw sudah boleh pulang dari RS. Tapi status gw masih positif Covid gaes dengan rekomendasi isoman di rumah dan tentu saja harus menjalankan prokes ketat. Sayangnya Mr. Q masih harus di RS karena obat anti virus yang harus dikonsumsinya masih belum habis. Kalau gw kan sudah 10 hari di RS dan obat anti virus yang gw konsumsi sudah habis, cuma tinggal minum vitamin saja (FYI, obat anti virus ini memang harus dihabiskan selama 10 hari). Jadi sama dokter pun sudah dibolehkan isoman. Gw sebetulnya ditawarkan apakah mau pulang bareng dengan Mr. Q? Gw memilih pulang duluan. Wk. Gw uda rindu banget sama kasus empuk di rumah. Emang dah, kamar sendiri tuh yang paling nyaman. Apalagi hari itu kan malam Imlek dan gw belum bersih-bersih kamar. 🤣 Tetep ye, sebagai cewe mah keingetnya bersih-bersih rumah. 😅

Pagi sekitar jam 9-an gw baru bisa pulang setelah urusan administratif RS selesai. Puji Tuhan sebagian besar biaya perawatan gw selama di RS di-cover asuransi yang gw beli. Kalau engga, nyesek uga keluar uang segitu besar dan ga mungkin gw mau dirawat di RS kalau asuransi tidak cover biaya perawatan ini. Mending gw isoman saja di rumah, toh gejalanya ringan. FYI, biaya RS selama 10 hari untuk perawatan Covid sebesar 30jtan dengan fasilitas kamar kelas 1 (one bed one bathroom). Gile kan. Tapi gw masih harus nambah biaya sekitar 3jtan untuk biaya terkait kehamilan gw karena asuransi gw tidak cover perawatan kehamilan. Gw dijemput papa mertua sekitar jam 11 siang. Dari ruang isolasi, gw diantar oleh suster jaga sampai ke luar RS. Di luar, ada petugas satpam yang semprot-semprot disinfektan bagasi mobil papa serta  barang bawaan gw karena gw ini kan statusnya masih pasien covid.

Review sikit untuk pelayanan RS Ciputra Citra Garden. Saat pertama kali masuk, gw nunggu lama di IGD khusus Covid. Mungkin sekitar 2 jam di IGD sampai akhirnya bisa masuk ke kamar. RS Ciputra ini memang punya gedung khusus perawatan Covid guys. Gedung ini dibedakan sama gedung rawat inap biasa. Sebelahan sih gedungnya. Menurut gw sih ini jadi bagus karena isolasinya jadi mantul. Ga jadi satu sama pasien biasa. Gw kasian aja kalau leak gitu kan, nanti pasien biasa yang dirawat di RS malah ketularan Covid juga. 🙄

Gw sebetulnya agak sebel selama nunggu kamar di IGD. Soalnya suhunya dingin banget!!! Uda mana gw lagi demam kan. Jadi super kedinginan saat itu. Sudah pakai mantel, pakai kaus kaki, pakai selimut, tetap saja kedinginan!!! Pengen rasanya cepat-cepat pindah ke kamar inap. Tapi nunggu lama ya karena selama gw di IGD, gw diambil darah untuk dicek lab dan dipasangkan alat di tangan kiri gw. Maksudnya sih kalau ada obat yang pakai infus gitu, bisa langsung disambung dari situ. Tapi selama gw dirawat, alat di tangan gw ini ga pernah dipakai. Wkwk. Jadi gw minta dilepas aja karena ganggu. Nah selain diambil darah, gw juga ditensi. Harusnya sih paru-paru gw di-rontgen juga. Cuma karena gw sedang hamil, jadi tindakan ini tidak dilakukan.

Selain gw pasien di IGD itu, sebelumnya sudah ada satu pasien dengan satu pendampingnya sudah ada di sana. Koper yang mereka bawa banyak banget. Ada 3 koper besar. Sepertinya habis melakukan perjalanan jauh. Sesudah gw masuk, ada satu wanita bule dengan satu kopernya. Nah yang ini sih pasti dari luar negeri yak. 🤣 Dari antara kita bertiga, yang masuk ke kamar duluan tuh gw. Kenapa? Soalnya pasien sebelum gw masih galau dengan biaya kamarnya. Mereka sepertinya memilih untuk pindah RS. Entahlah, gw ga begitu paham. Cuma mengamati saja gerak-gerik mereka dan sempat si pendampingnya komplen gitu soal biaya RS dan sebut-sebut suatu nama. Sepertinya seorang petinggi di RS itu yang merekomendasikan mereka. Suster di IGD sempat kewalahan dengan amukan si pendamping. Tapi akhirnya dapat terselesaikan juga deh.

Karena gw sudah bisa masuk kamar, gw pun berpisah dengan Mr. Q. Mr. Q belum keluar hasil PCR-nya saat itu, jadi dia pulang ke rumah. Padahal keesokan paginya, hasil PCR Mr. Q juga positif. Dia sebetulnya sudah ditanya apakah mau dirawat bersama atau tidak. Tapi karena belum keluar hasil PCR, Mr. Q memilih untuk pulang saja dan isoman. Baru di hari Sabtu (saat gw masuk RS itu hari Kamis), Mr. Q dirawat bersama gw karena kamar di RS Ciputra juga baru available untuk merawat kami berdua.

Sebelum gw dirawat bersama, gw mendapat kamar kelas 1 dengan kamar tersendiri namun kamar mandi sharing di luar. Dalam ruangan itu sepertiya ada sekitar 10 kamar. Mostly pasien Covid di ruangan ini wisatawan asing. Kenapa gw bisa tau? Karena WC sharing, jadi gw kan suka keluar masuk kamar untuk ke kamar mandi. Nah kamar-kamar pasien lainnya terbuka dan semuanya adalah WNA, kecuali kamar di sebelah gw yang isinya pasien cowo WNI.

Sejujurnya kamar kelas 1 ini cukup oke. Kamarnya memiliki TV (meski channel TV-nya burek sih), ada wastafel sendiri, satu lemari kecil, dan satu nakas. Ukurannya tidak terlalu besar, mungkin 3x3 meter? Entahlah, yang jelas cukup untuk satu kasur dan fasilitas tadi yang gw sebut.  Pas gw masuk ke kamar, gw dikasih paket mandi yang berisi dua washlap, satu gelas plastik, satu sikat gigi, dan satu odol. Gw dikasih handuk juga.

Masalahnya pada toiletnya guys. Toiletnya memiliki 3 bilik dengan pancuran mandi dan 3 bilik toilet untuk buang air kecil maupun besar. Ada juga 3 wastafel tapi cuma 2 wastafel yang berfungsi. Toiletnya sebetulnya cukup bersih. Tapi cuma untuk 1 bilik toilet saja. 😅 Dua bilik toilet lainnya tuh jorok bingit!!! Seperti tidak dibersihkan gitu. Jadi gw cuma pakai di 1 bilik itu terus dengan selalu bawa semprotan disinfektan. Maklum pengguna toilet ini kan Covid semua. Biar ga tular-tularan virusnya, jadi gw jaga-jaga aja dengan semprot disinfektan. Kalau bilik shower sih masih cukup bersih sepertinya. Tapi gw ga pakai bilik shower ini karena gw ga mandi selama gw di ruangan kelas 1 ini. 🤣

Makanan selama gw dirawat rasanya sih cukup enak. Ada yang enak malah. Porsinya banyak. Makan tiga kali sehari. Pagi hari sarapannya berat gitu, bisa bubur ayam, bisa nasi, dan dikasih kudapan. Makan siang dengan lauk pauk dan sayur, serta kudapan (kue-kuean gitu). Malam hari dikasih tambahan jus dan buah potong. Banyak kan?! Kadang kala saking gw kenyangnya, jadi ga habis deh makanannya. Sayang dibuang tapi ya mao gimana lagi. Sudah kenyang ceu. Air mineral diberikan berupa 1,5lt gitu. Karena pasien covid, jadi menggunakan alat makan yang sekali pakai buang. Sebagai orang yang cukup concern untuk lingkungan, agak "gimana" gitu pakai semua alat makan sekali pakai ini. 😅

Hari Sabtu kamar yang sesuai dengan fasilitas dari asuransi gw baru available (asuransi gw itu cover dengan fasilitas minimal one bed one bathroom, jadi yang kelas 1 itu belum sesuai dengan ketentuan minimal asuransi gw karena kamar mandinya di luar). Jadi di kamar ini bisa merawat gw dan Mr. Q bersama. Mereka sebutnya sih kamar VIP Deluxe kalau gw ga salah ingat. Lokasinya ada di lantai dua. Kamar yang ini jauh lebih besar ketimbang kamar kelas 1. Muat dua kasur dan ada tambahan meja bundar dan dua kursi untuk tempat makan. Kaya dining table mini gitu lah. Lalu ada fasilitas TV (yang lagi-lagi burek juga tayangannya), kulkas mini, teko untuk buat air panas, dan microwave. AC-nya central dengan kamar sebelah. Tentu saja kamar yang ini jauh lebih nyaman. Gw bisa makan makanan hangat karena bisa pakai microwave untuk hangatkan makanan. Maklum, tiap dibawakan makanan, gw tuh ga langsung makan. Ada jeda bisa sejam dari dikasih. 🤣 Lalu kulkas untuk simpan jus dan buah supaya bisa diminum nanti atau buat besoknya lagi. Haha.

Untuk pelayanan suster dan dokternya sih cukup bagus. Suster dan dokternya ramah-ramah. Cuma pernah sekali gw minta dibawakan mangkok, suster jaganya sih mengiyakan. Tapi sampai tu suster ganti shift, mangkok yang gw request tidak juga dikasih guys. Wkwkw Jadilah gw pakai mangkok bekas nasi sebelumnya saja. 😅

Kamar setiap hari selalu dibersihkan dan sampah selalu diambil. Kamar mandinya juga. Jadi tetap terjaga bersih. Oia, toilet di kamar VIP deluxe ini ada satu closet, satu shower dengan bilik sendiri di dalamnya, dan satu wastafel. Tentu saja kamar mandinya lebih oke daripada kamar mandi kelas 1. 😂

Selama 10 hari gw dirawat, gw sudah mulai bosan di hari kelima kalik. Ga nyaman dengan kasurnya dan suasananya. Emang enakan kamar sendiri biar gimana pun juga yak.. 😂 Kasurnya ga nyaman buat gw karena berasa tepos gituu. Jadi melengkung di tengah dan membuat gw ga nyaman untuk tidur. Meski gw bisa tidur-tidur aja sih wkwkwkw Maklum gw tipe orang pelor alias nempel molor. 🤣

Kira-kira itu lah review sikit soal fasilitas pasien covid di RS Ciputra Citra Garden. Pengennya review sikit tapi jadi banyak juga yak. Wkwk. BTW ini kedua kalinya gw dirawat di RS seumur hidup gw. Semoga aja sih ga akan pernah dirawat karena sakit lagi sihhh. Amin.