Sampah Plastik

January 22, 2019
Kalian pernah baca kan berita paus mati di perairan Wakatobi dan sampah plastik 5,9 kg ditemukan dalam perut paus tersebut? Jujur aku miris banget baca berita itu. Negara kita ini sudah darurat sampah guys! Selain mendengar berita paus mati dan perutnya berisi sampah plastik itu, aku juga suka kepoin instagram story temanku yang melakukan 31dayschallenge dari zerowaste.id_official. Nah dari situ aku jadi mulai aware akan sampah plastik yang sulit terurai.

Tau sih kalau sampah plastik itu akan lamaaaa banget ilang dari muka bumi. Uda tau juga kalau sampah plastik ini akan menimbulkan bahaya ke manusia apabila terkubur dalam tanah dan nanti microplastic-nya malah ikut masuk ke dalam buah atau sayuran yang ditanam dekat tanah berisi plastik. Juga bahaya polusi udara dari pembakaran sampah plastik. Yup aku pun masih saja buang sampah-sampah plastik pada tempat sampah. Tapi itu saja tidak cukup! Kenapa? Karena itu tadi, sampah plastik itu cuma berpindah tempat saja dari tangan kita ke tempat sampah lalu ke TPA. Pada akhirnya diapain? Dibakar jadi polusi udara, dikubur jadi microplastic ke buah atau sayuran, dibuang ke laut jadi merusak ekosistem laut. Hhhh... Baiklah akupun mulai melakukan zerowaste.

Banyak sebenarnya hal-hal kecil yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah plastik ini. Yang awalnya biasa belanja ke manapun masih dibungkus plastik, sekarang harusnya sudah mulai bilang "ga usah pake plastik ya, saya bawa kantong sendiri". Terus kalau pergi beli jajanan, kita bawa wadah makanan sendiri. FYI, wadah makanan dari styrofoam itu bahaya loh buat kita karena bisa membuat kanker. Lalu kalau lagi di restoran atau di warung, minta agar tidak usah pakai sedotan. Sekarang juga sudah banyak loh orang-orang yang bawa botol minum sendiri untuk beli milk tea or minuman kesukaan di mall. Jadi tidak perlu malu or gengsi lagi. Kita harus membuat kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah hal yang normal dan malah membuat orang yang pakai plastik tuh merasa berdosa karena sudah nambah-nambahin sampah plastik di bumi.

Jujur, aku masih ditertawakan loh kalau pergi belanja dengan wadah atau kantong sendiri. Kemarin saat aku menemani mama ke pasar, penjual sayurnya ketawa gitu ngeliat aku minta dia masukin sayur-sayuran yang dibeli ke tempat yang sudah aku bawa dari rumah. "Ada-ada aja nih si eneng. Pake bawa wadah sendiri." Aku pun cuma tersenyum saja sambil nyaut "Biar plastik bapak bisa dipakai sama pelanggan yang lain". 

Puji Tuhan mamaku juga cukup mendukung gerakan zerowaste ini. Dia kalau belanja sudah bilang "ga usah pakai plastik, saya bawa kantung sendiri". Meski kadang karena belanjanya ga terencana, masih tetap butuh kantong plastik buat ngewadahinnya. Tapi pelan-pelan semoga aja uda ga mau pakai plastik lagi.

Selain ngurangin pemakaian plastik, aku juga memilah sampah-sampah yang ada di rumah. Tidak bisa dipungkiri, aku ga mungkin benar-benar jauh dari plastik. Secara plastik itu adalah bahan murah dan dipakai di mana saja. Yang aku lakukan adalah memilah sampah-sampah anorganik di rumah. Saat ini aku mengelompokkan sendiri-sendiri sampah yang ada. Botol plastik sendiri, tutup botolnya sendiri, kertas duplex atau karton sendiri, dan botol-botol bekas shampoo atau kosmetik. Botol beling juga aku kumpulkan sendiri. Nantinya kalau sudah banyak, bisa aku setorkan ke bank sampah. Puji Tuhan ya di Karawang ini sudah ada bank sampah. Jadi nanti sampah-sampah anorganik yang ada ga langsung dibuang ke tempat sampah deh. Tapi bisa disetor ke bank sampah untuk nanti bisa diolah kembali. ^^

Selain mengolah sampah, aku juga mencoba untuk membuat ecobrick dan eco enzyme. Ecobrick itu adalah bata ramah lingkungan yang terbuat dari botol plastik bekas dan diisikan berbagai macam sampah plastik kering dan bersih. Sedangkan ecoenzyme itu adalah cairan pembersih yang terbuat dari sampah buah dicampur dengan gula merah dan air. Disimpan di botol bekas.

Cara membuat ECOBRICK

Untuk bikin ecobrick ini mudah kok. Sampah-sampah plastik di sekitar kalian dibersihkan dan dikeringkan. Setelah itu botol bekas minuman kalian cuci dan keringkan juga. Setelah semua sampah plastik itu kering, masukkan sampah-sampah plastik tadi ke dalam botol dengan menggunakan tongkat. Padatkan sampah-sampah plastiknya. Isi terus sampai penuh. Untuk satu botol 1500ml itu bisa memuat 500 gram sampah plastik loh. Ini adalah cara terakhir untuk membuat sampah plastik itu tidak berceceran di bumi.

Sumber: DispatchLIVE
Kok cara terakhir? Intinya sih jangan malah berlomba-lomba membuat ecobrick. Kan kita ingin mengurangi sampah plastik. Berarti ecobrick ini juga harusnya lama penuhnya dong karena kita sudah kurangi sampah plastik. Jadi ecobrick ini adalah cara terakhir untuk mengelola sampah plastik.

Cara membuat ECO ENZYME

Untuk membuat eco enzyme ini yang kita butuhkan adalah botol plastik bekas, sampah sayur dan buah-buahan, gula merah, dan air.

Sumber: zerowaste.id_official
Perbandingan campurannya adalah 3 : 1 : 10 seperti pada gambar. Artinya kalau kita punya 30 gr sampah buah-buahan, kita butuh 10 gr gula merah dan 100 gr air. Setelah mencampurkan ketiga item itu, kita tunggu selama 3 bulan. Pada bulan pertama, kita harus sering membuka botolnya supaya gas di dalam botol bisa keluar. Lengkapnya bisa baca di sini.

Lalu larutannya bisa dipakai apa? Bisa dipakai sebagai cairan pembersih. Saat ini aku sudah coba bikin dari sampah kulit pisang. Ga sabar nih nunggu 3 bulan. Hihihi

Next step aku juga pengen bikin komposter untuk mengolah limbah organik di rumah. Tapi masih terkendala karena bikinnya agak ribet ya. Hahaha.

Nah sebenarnya ga begitu sulit kan buat memilah dan mengelola sampah-sampah kita?! Kalau dari diri sendiri tidak mulai, siapa lagi???

No comments:

Powered by Blogger.