Forgive and Forget

September 19, 2018
Pos ini kubuat khusus untuk Kak C yang sudah memberi ide penulisan pos ini. Maafin ya Kak C baru sempat nulis sekarang. Maklum nih sibuk banget sekarang. Waktu luangnya supeeerrrrr sedikit. Jadi waktu yang singkat itu kupakai untuk hal lain deh. Alhasil blog ini jadi diacuhkan. Huhuhu. Sekali lagi maaf untuk pembaca sekalian...
Padahal ga ada juga yang nungguin pos aku. Ya kalau ada aku kan sudah minta maaf gitu. Hehehe.

Nah bicara soal mengampuni, tentu aku pernah dong maafin orang yang sudah membuat salah sama aku. Tapi kalau pengampunan itu ada tingkatannya. Sejauh ini sih "kasus pengampunan" yang sudah aku lakukan ada di level easy lah menurutku. Paling ada orang yang nyenggol terus minta maaf, ya tentu saja aku maafin dan kuanggap angin lalu. Tapi pasti definisi pengampunan yang kak C bilang itu bukan di level easy. At least level middle lah. Hmmm. Kalau dipikir dan diingat-ingat lebih lagi sih, tentu ada beberapa kejadian yang membuat aku "sakit hati". Bahkan kejadiannya saja masih aku ingat sampai sekarang. Namun, bukan karena aku menyimpan dendam ya saudara-saudara sekalian. Tapi karena ingatan akan masa laluku ini bisa dibilang cukup lumayan. Kalau kalian tanya waktu kecil atau saat aku TK aku pernah ngapain saja, aku masih punya ingatan itu loh. Jadi untuk kasus yang menyakitkan hati tentu saja aku pun masih ingat. Meski begitu, apakah aku sudah mengampuni orang yang menyakitkan hatiku itu? Tentu saja sudah guys. Sejak aku lahir baru, aku sudah tidak lagi menyimpan dendam dan mengampuni semua orang yang sudah membuatku terluka batin. Puji Tuhan aku ga pernah terluka fisik sih, karena tidak pernah ada yang melakukan kekerasan fisik sama aku. Paling ada satu, itupun kalau cubitan berkali-kali disebut sebagai kekerasan fisik. Itu satu pengecualian.

Kembali lagi ke topik, kok kayanya aku semudah itu ya mengampuni? Kalau disakiti dengan level hard pasti akan sulit deh tentunya. Bayangkan saja kamu pernah di-abuse habis-habisan misal sama ayah kamu. Pasti kamu dendam banget deh sama ayahmu dan fatalnya bisa anti sama pria karena melihat sosok pria pertama yang berada paling dekat dengan kamu memperlakukanmu sebegitunya. Jujur saja rasanya aku tak pernah punya pengalaman yang sebegitunya sampai aku sulit mengampuni. Ya semoga saja aku tidak akan pernah punya pengalaman yang begitu sih. Amin. Tapi buat kalian yang punya pengalaman pahit seperti itu, menurutku sih kamu tentu saja harus mengampuni. Toh Tuhan Allah juga sudah mengampuni dosamu. Masa kamu yang manusia biasa tidak mengampuni.

Ya perkataan memang mudah diucapkan tapi tidak mudah dilakukan. Aku setuju. Tapi buat kalian yang sudah pernah merasakan kasih Tuhan, percaya deh kamu pasti bisa mengampuni orang yang sudah menyakiti hatimu. Karena bukan kamu yang punya kekuatan untuk mengampuni, tapi karena Tuhan Allah yang memampukan kamu mengampuni orang itu.

Aku suka dengan analogi begini:
Pengampunan itu ibarat kamu mempunyai luka yang sudah mulai mengering dan kamu biarkan saja terus sampai akhirnya luka itu menjadi kulit baru seutuhnya. Nah kalau kamu tak mengampuni, ya seperti tanganmu "gatal" dan mengorek kembali luka itu. Tentu luka yang sudah mulai mengering itu akan terasa sakit kembali.

Pengampunan itu ya forgive and forget, seutuhnya melupakan sakit di masa lalu. Tidak mengingat-ingat kembali kesalahan yang sudah diperbuat orang lain kepadamu. Apalagi kamu membahasnya kembali saat kamu bertemu muka dengan orang yang sudah menyakiti hatimu. Wah bisa kembali terjadi perpecahan tuh!

Buatku sendiri, meski aku masih mengingat kejadian itu, tapi aku tidak lagi benci sama orang yang menyakitiku, apalagi membahas-bahas kembali kejadian yang sudah berlalu itu. Bahkan sekarang aku berteman baik kok dengan orang yang sudah bikin aku sakit. Jadi bukan kalian yang masih susah mengampuni, aku berdoa agar kalian mendapat penyertaan tangan Tuhan sehingga akhirnya kalian pun bisa mengampuni.

Tuhan memberkati kalian semua. ^^

No comments:

Powered by Blogger.