Jalan-Jalan ke Bali : Wisata Kuliner dan Budaya Bali

September 13, 2019
Jumat, 30 Agustus 2019

Untuk jalan-jalan ke Bali kali ini tujuan utamanya bukan untuk jalan-jalan sih. Tapi lebih ke mendatangi resepsi pernikahan keponakan (yes keponakan). Jadi jalan-jalan di Bali ini adalah bonusnya saja. Acara resepsinya sendiri diadakan esok hari, tanggal 31 Agustus 2019. Berhubung sudah jauh-jauh ke Bali, jadi papa memang bilang untuk berangkat dari jauh-jauh hari saja supaya bisa jalan-jalan di Bali. Oke baik pa, laksanakan!

Itinerary jalan-jalan ke Bali ini tidak direncanakan dengan matang. Aku cuma bermodalkan pengalamanku jalan-jalan ke Bali sebelumnya bersama Kembar 5 dan googling-googling saat aku sedang di busway menuju ke kantor atau pulang dari kantor. Pengen sih main ke Taman Tirtagangga yang sekarang lagi hits banget buat foto-foto mempercantik feeds Instagram. Tapi apa daya. Lokasi Taman Tirtagangga ini jauh banget bos!! Diurungkan saja niat untuk ke Taman Tirtagangga ini dan digantikan dengan tempat wisata lain yang lebih dekat.


Berhubung kemarin tidur jam 1 pagi, jadilah hari ini bangunnya agak siangan gitu. Padahal kemarin ini niatnya bangun pagi-pagi supaya bisa berenang cantik dulu di Hotel. Tapi kasur dan selimut cukup posesif ya tak membiarkanku untuk pergi meninggalkannya. Jadilah kami baru ready untuk berangkat jam 10 pagi. Pagi (menjelang siang) itu, kami langsung cus ke tempat makan Warung Babi Guling Pak Malen. Why not eating pork in the morning? Seporsi Rp 40.000 dan kami pesan 3 porsi. Ceritanya diet biar makannya ga terlalu banyak. Padahal aslinya mau kulineran yang banyak. Huahahaha.

Dari Warung Babi Guling Pak Malen langsung cari yang dingin-dingin. Jadilah kami pergi ke Rivareno. Tempat makan gelato yang lagi hits juga di Bali. Pertama kali aku pergi ke sana menunya masih belum lengkap. Maklum baru banget buka! Nah saat aku ke sana kali ini sudah lengkap semua menunya. Kami pesan ukuran XL harganya Rp 95.000. Bisa dapat 3 rasa. Dipilihlah rasa Lampone alias raspberry, Cocco alias kelapa, dan Monreale (lemon campur keju dan susu).
RivaReno ukuran XL
Dari Rivareno lanjut deh kami pergi Garuda Wisnu Kencana (GWK). Ini pertama kalinya kami ke sana. Karena tidak direncanakan dengan matang, ternyata untuk masuk ke sana itu bayar tiket yang lumayan juga harganya. Kalau ga beli via online, per tiket regulernya dikenakan tarif Rp 125.000. Nah aku langsung saja beli lewat Traveloka karena ada potongan harga. Jadi untuk tiket reguler aku cukup membayar Rp 110.000 dan satu tiket senior seharga Rp 85.000. Lumayan banget kan tuh?! 🤩

Untuk menuju ke GWK kami pakai jasa Grab Car. Selama perjalanan, kami bercengkrama dengan Billy, nama driver Grab Car kami. Ternyata Billy ini asalnya dari BSD, lalu karena bosan dia memutuskan untuk tinggal di Bali, di rumah saudaranya. Mama saat itu request ke Billy untuk menjemput kami kembali di GWK karena GWK ini cukup jauh dari Legian dan sepertinya sedikit taksi online yang lewat sini. Billy pun bilang untuk WA saja nanti seusai dari GWK. Tapi berhubung kami pulangnya sore dan Billy sudah tidak di area GWK, jadi kami order Grab Car yang lain. Puji Tuhan ternyata ga sesulit itu untuk dapat taksi online yang mau mengangkut kami.

Nah di GWK ngapain aja nih??
Jadi area GWK saat aku ke sana itu tidak memperbolehkan taksi online untuk masuk. Jadi biasanya si taksi online ini ga sampai masuk banget buat nge-drop penumpangnya. Dari situ kami berjalan ke area tunggu shuttle bus untuk bisa masuk ke dalam area GWK. Setelah sampai, ada loket tiket. Nah berhubung aku sudah beli lewat Traveloka, aku mengantri di loket tiket online. Di situ kita mendapatkan tiket QR Code gitu yang digunakan untuk masuk ke dalam. Jangan sampai hilang ya tiketnya!

Karena hari itu cukup terik, kami ke booth jasa peminjampan payung gitu. Gratis! Cukup kasih kartu ID buat nanti ditukarkan kembali saat mengembalikan payung. Kami masuk ke dalam dengan berjalan kaki. Sebenarnya ada jasa mobil pengantaran gitu tapi bayar lagi. Kalau ga salah Rp 30.000 per orang. Lumayan mahal. Huhuhu. Padahal jalannya ga gitu jauh kok guys!

Saat itu sekitar pukul 12 siang. Kami langsung ke area Festival Park buat foto-foto dengan latar patung GWK. Area ini sedang dibangun panggung gitu karena sebentar lagi akan diadakan acara gitu di sana yang mendatangkan artis-artis ibukota.

Dari sana kami langsung ke Plaza Wisnu untuk menonton pertunjukan tari-tarian tradisional Bali. Saat itu kami agak terlambat. Jadi tari-tariannya sudah mau usai gitu. Kami melihat para penonton diajak untuk ikut menari tarian Khas Papua gitu. Ya aku berasumsi begitu karena lagu yang digunakan adalah Yamko Rambe Yamko. Usai pertunjukkan, penonton juga diperbolehkan untuk berfoto bersama dengan penari. Kami sempat berfoto dengan penari Garuda gitu deh.


Dari sana kami pergi ke Garuda Cinema yang berada di lantai 2. Turunnya pakai lift. Mager buat pakai tangga. Huahahaha. Di Garuda Cinema kita bisa menonton film karya anak bangsa yang bercerita tentang asal usul GWK. Tapi sayang saat kami ke sana filmnya sudah mulai. Jadi kami nunggu dulu d. Saat menunggu, kami pergi ke Kura-Kura Plaza untuk berfoto. Di situ kita bisa melemparkan koin ke kolam dan membuat permohonan.

Oia, di dekat Garuda Cinema juga ada alat musik angklung yang bisa dicoba oleh para pengunjung. Aku cuma melihat petugas memainkan angklungnya saja. Hehehe. Terus saat kami kembali ke area Garuda Cinema, kami sudah bisa masuk untuk menunggu pemutaran film. Di area ini dingin soalnya ber-AC. Jadi sekalian ngadem dan santai-santai gitu.

Film GWK ini cuma 30 menit. Animasinya bagus. Jalan ceritanya cukup deh. Lumayan menghibur. Usai dari sana kami kembali ke Plaza Wisnu untuk berfoto-foto di patung Wisnu. Terus berjalan ke Plaza Garuda dan berfoto-foto kembali. Ada patung telur-telur juga di dekat patung Garuda loh. Ukurannya besar!! Ada 3 butir.

Dari situ kami putar-putar dan kembali lagi ke Plaza Wisnu karena ada pertunjukkan tarian Bali kembali. Nah kali ini kami nontonnya dari awal nih. Bagus!!! Untuk pertama kalinya aku menonton tarian bali secara langsung. Ada 3 tarian kalau ga salah. Sebenarnya jam 6 sore ada pertunjukkan tari kecak. Tapi kami tidak sampai sore karena perut ini sudah lapar dan mau pergi makan seafood. Jadi usai nonton tarian bali, kami pun keluar dari GWK. Ya buat kembalinya jalan kaki lagi sampai area shuttle bus. Tak lupa mengembalikan payung untuk mengambil KTP kami kembali.

Perjalanan selanjutnya adalah makan seafood di Kedonganan. Ini tuh area Jimbaran, tempat makan seafood pinggir pantai. Berhubung kalau di restoran Jimbaran harganya na uju bile. Aku pun memutuskan untuk mengajak papa mama dan O buat makan seafood di Kedonganan. Tujuannya adalah Pasar Ikan Kedonganan. Di sini kita pilih-pilih dulu seafood yang mau kita makan di pasar dan membelinya. Baru deh nanti kita ke tempat jasa bakar seafood untuk menyantap hasil belanjaan di pasar tadi.

Kami makan ikan kue, ikan kerapu, kepiting satu ekor, dan setengah kilo kerang hijau. Tebak berapa harganya??? Untuk pembelanjaan seafood di pasar kami menghabiskan Rp 70.000 untuk dua ikan, Rp 70.000 untuk satu ekor kepiting, dan Rp 20.000 untuk setengah kilo kerang hijau. Total belanjaan 2 kg dan jasa bakar Rp 20.000/kg. Plus nasi Rp 5.000/porsi. Murah kan bo???
Rasanya ga kalah sama resto di Jimbaran. Tentunya dengan harga ekonomis. Hihihi. Usai perut kenyang, main deh di pantai menikmati sunset.
Dari situ kami pun langsung cus ke Warung Wahaha. Iya makan lagi guys. Hihihi. Di Warung Wahaha kami cukup memesan 1 porsi pork ribs dan es campur. Intinya sih supaya papa mama bisa nyobain pork ribs yang terkenal di Bali ini. Dari Warung Wahaha berhenti dulu ke Agung Bali karena mama uda ngebet banget pengen belanja oleh-oleh. Padahal bisa mampir ke toko oleh-oleh di hari Minggu. Yauda biar mama tenang jadi kami tetap pergi ke Agung Bali. Untuk harga di sini cukup bersahabat dibandingkan harga oleh-oleh di Krisna. Yang dijual juga berbagai macam oleh-oleh khas Bali yang siap dibawa pulang. Tapi memang sih tidak sebanyak di Krisna ya. Kalau Krisna kan uda super guede banget tuh tempatnya. Oia, sekali lagi, di Bali ini tidak memberikan kantung belanja lagi ya. Karena dari Gubernurnya mengeluarkan peraturan untuk mengurangi sampah plastik. Jadi kalian harus bawa kantung belanja sendiri. Atau beli kardus seharga Rp 10.000. Kami sih memang sudah bawa kantung belanja sendiri, jadi kami tidak pakai kantung belanja dari sana ataupun membayar kardus. Huehehe. Baru deh dari situ kami kembali ke hotel untuk beristirahat.

No comments:

Powered by Blogger.