Dilema sedang mampir ke dalam hidupku. Aku lagi galau untuk pindah kos ke mana. Masalahnya kosku sekarang sudah tidak nyaman lagi untuk ditinggali. Kosku saat ini terdiri dari 3 lantai. Lantai satu ada 5 kamar, lantai 3 terdiri dari 7 kamar, dan lantai 3 itu satu kamar karena sisanya area untuk jemur pakaian. Awalnya aku tinggal di kamar nomor 3 di lantai 1. Setelah satu tahunan tinggal di sana, aku minta pindah kamar ke lantai 2. Berhubung yang kosong hanya kamar nomor 10, jadilah aku pindah ke kamar 10 bulan Januari kemarin. Alasan aku minta pindah kamar karena kamarku sering bau rokok. Bau rokoknya benar-benar tidak bisa kutolerir. Aku sakit kepala dibuatnya. Selain itu dari lubang saluran air di kamar mandi, sering keluar kelabang. Bukan cuma satu, kadang dua yang muncul ke permukaan. Ukurannya pun dari yang masih
baby (sekitar 3cm) hingga yang sudah dewasa (sekitar 10-15cm). Hampir setiap pagi ketika aku mandi, aku membunuh kelabang-kelabang itu. Bahkan pernah si kelabang berjalan di sisi kamarku. Astaga aku selalu panik ketika menemukan kelabang tersebut. Akibatnya, aku sudah tak tahan dan minta pindah kamar ke lantai atas karena kabarnya kamar atas itu bebas bau rokok dan aman dari serangan kelabang.
Hampir empat bulan aku menempati kamar nomor 10, tapi diriku masih saja dibuat tidak nyaman. Memang sih aku sudah terbebas dari bau rokok dan kelabang. Namun kali ini kamarku jadi sarang semut dan rayap! Awal mulanya aku menemukan banyak semut jalan-jalan di kasurku, setelah aku menggeser kasurku, ternyata di bawahnya sudah ada satu titik sarang semut. Semut merah ukuran sedang sih. Akhirnya dengan penuh rasa iba karena harus membunuh para semut terebut, aku pun menyemprotkan obat nyamuk ke titik sarang dan area jalan kaki semut. Setelah beberapa lama, aku pun menyapu dan mengepel area tersebut supaya tetap bersih.
Setelah beberapa lama, semut-semut tersebut sudah tidak muncul kembali. Aku sudah merasa nyaman kembali dengan kamarku yang satu itu. Eh ternyata semut-semut mulai jalan-jalan lagi di kasurku. Benar saja, si semut sudah membuat sarangnya kembali! Akhirnya aku pun harus membersihkannya kembali. Yang membuat aku semakin tidak nyaman, sebelum kejadian sarang semut kedua ini, di kamar mandi (kosku kamar mandi di dalam) aku menemukan garis berwarna coklat menjulur. Bentuknya sih seperti garis lurus. Awalnya cuma sekitar 5 cm, lama kelamaan jadi semakin panjang. Panik dong aku karena merasa geli melihatnya. Untuk itu aku menghubungi mba kos untuk memberitahukan kejadian tersebut.
Selang sehari, mba kos datang ke kamarku untuk membersihkan si garis coklat tersebut. Kata mba kos sih makhluk yang bersarang di situ tidak gigit jadi jangan takut. Namun dalam hati tetap saja aku gundah gulana. Lalu baru sehari dibersihkan, esok malamnya sudah muncul kembali itu garis coklat. Bukan cuma 1 cm, melainkan sudah 5 cm kembali. Gila kan?! Aku merasa kalau itu merupakan sarang rayap. Langsung saja aku
browsing tentang ciri-ciri sarang rayap dan bagaimana cara mengusirnya. Ini aku sertakan
link tentang cara mengusir rayap di rumah yang efektif dan cepat. Benar saja, yang bersarang di kamar mandiku ini si rayap-rayap itu! Argh stress deh aku dibuatnya.
Segera setelah itu aku menghubungi pemilik kos agar dipanggil pembasmi rayap. Selang beberapa hari, kamarku didatangi sang pembasmi rayap. Saat itu sih aku masih kerja di kantor. Jadi mba kos minta ijin untuk masuk kamarku dengan menggunakan kunci master agar si tukang basmi rayap bisa melakukan pekerjaannya. Sepulang kantor ketika membuka pintu kamar, wuush, tercium bau menyengat cairan kimia yang digunakan untuk membasmi rayap. Kucek deh spot tempat sarang rayap di kamar mandi dan memang sudah bersih. Tapi...tapiiii...si pembasmi rayap melewatkan satu spot di luar kamar mandi yang berarti di dalam kamarku Arrggh!!!
Aku pun komplain kembali kepada mba kos karena masih ada sarang rayap di kamarku. Tapi jawaban si mba agak mengecewakan diriku. Dia bilang karena sarangnya (yang ada di kamar mandi) sudah dibasmi, jadi tak akan kembali lagi dan yang ada di luar kamar itu tidak masalah. Namun kan namanya juga hewan ya, sarang utama dibasmi, ya bisa saja lokasi lain dia jadikan sarang baru. Seperti sarang semut yang kutemukan di bawah kasurku. Awalnya tuh lokasinya di bawah kasur, lalu akhirnya kupindahkan kasurku supaya tempat lokasi sarang semut itu bisa terlihat olehku. Eh ternyata si semut pindah sarang ke bawah kasurku kembali. Nah hal serupa harusnya berlaku juga buat si sarang rayap. Jadi aku bersikeras untuk pindah kos.
Apalagi kak Aji, senior di kantorku, mengatakan kalau rayap itu sudah sampai terlihat sarangnya oleh mata kita, berarti koloninya di dalam kayu-kayu di rumah itu sudah banyak sekali, jadi sudah tidak muat sehingga harus membuat sarang di dinding rumah gitu. Iiiihhhh! Semakin geli aku membayangkannya. Yang kutakutkan itu, rayap kan memakan kayu-kayu, lalu kalau konstruksi rumah pakai kayu sebagai penopang rangka atap, bisa-bisa atap di kamarku ini bisa rubuh. Bahaya kan?! Masalahnya kamarku ini atasnya ya langsung atap, jadi kan berbahayanya kalau rubuh ya aku the end. Hahaha. Maaf ya aku terlalu negative thinking tapi beneran deh aku sudah bulat ingin pindah kos.
Permasalahan selanjutnya adalah akan pindah ke manakah aku? Aku sudah mencari-cari kosan lain di sekitar area kantorku saat ini. Harga kamar kos di area Pengadegan, Pancoran ini sekitar 1,8 hingga 2jt rupiah. Mak?! Mahal kali. Ya itu kalau ingin mendapatkan fasilitas kamar mandi di dalam dan ber-AC. Waduh-waduh. Kalau pindah, harga kamarnya jadi mahal banget. Huhuhu.
Opsi kedua adalah satu kos dengan adikku di Jakarta Barat. Kalau satu kamar kos dengan adikku di sana aku harus mengeluarkan uang sekitar Rp 900.000 selama sebulan. Namun kendalanya aku harus mengelarkan biaya transportasi lagi. Kalau dihitung-hitung, sebulan aku harus mengeluarkan sekitar Rp 1,9jt. Hmm. Kalau kos di area Pengadegan 1,8jt belum termasuk listrik dan laundry. Kalau di kos adikku sudah termasuk listrik dan laundry. Tergiur dong aku untuk pindah ke kos adikku.
Akhirnya aku mencoba trial dulu untuk pulang pergi ke kos adikku. Setelah satu kali coba, aku rasa masih oke untuk menghabiskan waktu sekitar 20 menit di jalan dan total 40 menit di jalan untuk pulang pergi kantor. Toh di kos aku jadi punya teman makan dan ngobrol dibanding di kos terpisah dengan adikku. Huhuhu. Jadi mulai hari ini, aku resmi pindah kos ke kos adikku di Jakarta Barat. Semoga aku bisa betah deh ya.