11 November 1988
Dear diary, hari ini adalah hari pertunanganku. Pestanya diadakan sederhana saja. Hanya memesan beberapa meja untuk keluarga dekat dan relasi dekat saja. Aku memang sengaja untuk mengadakan pesta kecil-kecilan. Bukan karena pelit, tapi memang aku tak suka menghamburkan uang yang dengan susah payah kudapatkan. Kau harus tahu bagaimana sulitnya mencari uang sendiri. Ayahku sudah tiada sejak aku SMA dan ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa yang tak bisa menyokong kehidupanku. Oleh sebab itu, untuk menghidupi diriku sehari-hari, aku coba kerja part time di sana sini karena aku tak berani meminta uang pada ibuku yang sudah tak mendapat penghasilan lagi.
Dear diary, hari ini adalah hari pertunanganku. Pestanya diadakan sederhana saja. Hanya memesan beberapa meja untuk keluarga dekat dan relasi dekat saja. Aku memang sengaja untuk mengadakan pesta kecil-kecilan. Bukan karena pelit, tapi memang aku tak suka menghamburkan uang yang dengan susah payah kudapatkan. Kau harus tahu bagaimana sulitnya mencari uang sendiri. Ayahku sudah tiada sejak aku SMA dan ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa yang tak bisa menyokong kehidupanku. Oleh sebab itu, untuk menghidupi diriku sehari-hari, aku coba kerja part time di sana sini karena aku tak berani meminta uang pada ibuku yang sudah tak mendapat penghasilan lagi.
Diary, kau tentu masih ingat kan ceritaku saat aku memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana. Yah, saat itu memang aku sudah bertekad untuk cari kerja saja selepas SMA karena aku pun sadar diri bahwa ibuku tak akan mampu untuk membiayai kuliahku. Namun dengan dukungan dari sahabatku agar aku menjadi wanita yang pintar dan bisa menyelesaikan kuliah, akhirnya aku memberanikan diri untuk meminta uang dari ibuku untuk membiayai kuliah. Memang kasih ibu sepanjang masa, ibuku pun akhirnya menjual emas simpanannya yang bisa untuk menghidupi kehidupan masa tuanya agar aku bisa kuliah. Sebagai gantinya aku pun bertekad untuk cepat lulus kuliah dan membalas jasa ibuku. Bahkan saat kuliah pun aku masih tetap bekerja part time untuk menambah uang jajan. Karena ibuku memang hanya bisa membiayai pendidikanku, tidak dengan uang jajanku.
Ah tak terasa sebentar lagi aku akan memulai kehidupan baru bersama calon suamiku. Aku akan hidup bersama dengannya dan pindah ke rumahnya di luar kota. Aku pun akan berpisah dengan ibuku, meninggalkan dirinya di rumah masa kecilku dan segala macam kenanganku di sana. Sedih sih pasti. Tapi aku tetap harus melangkah karena aku dilahirkan sebagai seorang wanita, yang kodratnya akan dibawa oleh laki-laki. Jadi mau tak mau aku harus pergi meninggalkan ibuku untuk ikut bersama suamiku kelak.
wah selamat ya kak semoga lancar persiapan nikahannya <3
ReplyDeletewaduuuhh ini bukan kisah nyataa hahaha
Deletelagi pengen bikin cerpen gitu
tapi jadi kaya kisahku gitu ya? >.<
mungkin tag-nya perlu kutambah cerita fiksi kali ya hihihi
yaampun kaaak wkwwk makanya jadi heran kok tiba-tiba ada label "cerita fiksi" nya :"D ya semoga aja bisa nular juga ke kakak dan aing :D
Deletehahaha iya aku jadi kasih label cerita fiksi aja biar jelas
Deletedan kasih tanggal hihihi
iya amiiin yaaahh >.<