Book Review: Red Rising

Pertama kali tau Red Rising itu karena Mr. Q beli board game berjudul sama dengan novelnya. Board game tersebut dibuat berdasarkan novel Red Rising karya Pierce Brown ini. Board game ini langsung jadi board game kesukaan gw karena gw sering menang. HAHAHA. Eh tapi gw bukan mau bahas board game, gw mau review novel Red Rising yang dinobatkan sebagai New York Times bestseller serta Goodreads Choice Award Best Debut Goodreads Author.


Book Review: Red Rising

Judul

:

Red Rising

Penulis

:

Pierce Brown

Jumlah Halaman

:

440 halaman, 23 cm

Tahun Terbit

:

2017

Penerbit

:

PT. Gramedia Pustaka Utama

Kategori

:

Adventure, Survival Games, aksi


Sinopsis Red Rising karya Pierce Brown

Patahkan belenggunya. Hiduplah untuk tujuan yang lebih berarti.

Bumi sudah sekarat. Darrow seorang Merah, penambang di bawah permukaan Mars. Misinya adalah mengumpulkan elemen-elemen berharga yang kelak akan dimanfaatkan untuk menjinakkan permukaan Mars dan memungkinkan manusia hidup di sana. Kaum Merah adalah harapan terakhir umat manusia.

Itulah yang mereka yakini, sampai Darrow menyadari semua itu kebohongan besar. Mars sudah layak huni - dan sudah dihuni - selama ratusan tahun, oleh orang-orang yang menyebut diri mereka kaum Emas. Mereka adalah golongan yang menggap Darrow dan kaumnya hanyalah budak remeh yang bisa dieksploitasi dan disingkirkan tanpa ragu.

Dibantu kelompok pemberontak misterius, Darrow menyamar seabgai Emas dan menyusup ke sekolah komando kaum Emas, dengan tujuan menghancurkan musuh dari dalam. Tetapi sekolah koando itu adalah medan perang - dan Darrow bukan satu-satunya orang yang memiliki rencana tersembuyi.

Review Red Rising

Kalau kalian pernah nonton atau baca The Hunger Games dan Game of Thrones, maka Red Rising ini menjadi gabungan keduanya. Ikut dalam permainan hidup atau mati serta perebutan kuasa. Novel Red Rising ini sejujurnya menjadi novel pertama dari triloginya. Masih ada dua novel lanjutan, bahkan tambahan dua lagi setelah triloginya.

Alur ceritanya dibuat maju dan menurut gw cukup cepat alurnya. Ga begitu lama dari perpindahan cerita saat Darrow masih menjadi penambang neraka (helldiver) di dasar Mars hingga akhirnya Darrow menjelma menjadi kaum Emas dan menyusup ke Institut tempat para kaum Emas dididik menjadi penakluk.

Total ada 44 bab dalam buku Red Rising ini. Judul tiap bab ini seperti spoiler singkat dari ceritanya. Gw cukup menikmati spoiler kecil itu. 🤣 Jujur aja gw penasaran sama kisahnya Darrow ini. Gw selalu nanya Mr. Q agar dikasih spoiler yang selalu dijawab "uda baca aja" sama Mr. Q. 🤣🤣🤣 Aduuh gregetan pengen tauuuu!!!

Baca ini siap-siap berimajinasi tingkat tinggi karena banyak istilah teknologi masa depan yang dipakai. Misalnya saja frysuit yang merupakan pakaian kerja Darrow sebagai penambang Hellium-3 atau pitviper yang merupakan hewan ganas di dalam tambang yang gw bayangkan kaya kalajengking. Deskripsinya sih badannya hitam, seperti sulur minyak kental dan badannya bisa mengembang hingga seukuran paha dengan panjang sepanjang tiga manusia dibariskan. Hmmm ga kaya kalajengking sih, tapi somehow gw menganggapnya seperti kalajengking. Maafkan imajinasi absurd gw. 😂

Selain istilah-istilah asing, juga harus mengakrabkan diri dengan kasta-kasta berdasarkan warna. Kaum Merah merupakan budak alias kasta paling rendah. Kemudian ada kaum Pink, Cokelat, dan Obsidian di atasnya, serta warna-warna lain dan puncaknya adalah kaum Emas. Bisa dicek sendiri ke situs Red Rising Wiki yang akan menjelaskan dengan detil soal kaum-kaum warna pada Red Rising kalo kalian penasaran.

Tapi kira-kira begini gambaran masing-masing warna kalo dijajarkan.

Sumber: Red Rising Wiki added by Tripper511

Selain istilah tingkat tinggi itu, ada juga istilah-istilah perang yang bikin gw bingung juga. Misalnya pasukan kavaleri. Apa itu maksudnya? Maklum gw kan ga pernah ikut perang, mana ngerti istilah beginian. Sampai akhirnya tau kalau itu maksudnya pasukan berkuda toh. *manggut-manggut* Jadi nambah-nambah istilah baru soal perang gitu. Penggambaran alamnya cukup detil tapi gw kepayahan membayangkannya. Gw memang orang visual, jadi kalo cuma digambarin pake tulisan tuh kaga kebayang. Pada halaman awal buku Red Rising ini ada gambar denah Mars gitu. Beberapa kali gw bolak-balik ke halaman itu supaya bisa kebayang lokasinya. 😅

Akhir kisah Red Rising ini sejujurnya ga menggantung. Cukup selesai sampai situ tapi gw cukup kecewa sama pilihan Darrow di akhir itu. Kenapa oh kenapa dirimu memilih dirinya??? Tapi pas baca lanjutan novelnya, yaitu Golden Son, jadi mulai manggut-manggut lagi. Tapi tetep kecewa sih. Hahaha.

Menurut gw Pierce Brown ini piawai menceritakan keseruan hidup Darrow ini. Isu-isu sosial dibawa dan dikemas dengan cara masa depan dan jadi mengingatkan gw soal perbudakan. Nilai-nilai yang dianut manusia masa depan dan cerita soal kebohongan besar yang dibangun untuk memperbudak suatu kaum. Sungguh mengenaskan dan picik. Tapi memang nyata ada di kehidupan kita.

Meskipun jumlah halaman dari Red Rising ini cukup banyak, menurut gw, gw cukup cepat menyelesaikan satu novel Red Rising ini. Karena memang ceritanya bikin penasaran. Apalagi buat yang kemal alias kepo maksimal. Aduuuh rasanya pengen cepetan tau ceritanya!!!

Gw kasih rating 4 dari 5. Tetep ya ga sempurna. HAHAHA. Menurut gw masih kurang membuat gw WOW dalam membaca cerita ini. Mungkin nanti di novel Golden Son-nya gw kasih rating 5 kali? Hehehe.

⭐⭐⭐⭐(4/5)

Book Review: Rumah Lebah

Gw akhirnya beli novel Rumah Lebah ini juga setelah penasaran akibat baca review dari kak Eya, si blogger Two Cappuccinos a Day. Di posnya itu doi bilang juga kan kalo dia baca Rumah Lebah ini karena diracunin JanexLia yang bukan kaleng-kaleng kalo baca buku. Makin tambahlah penasaran. Tapi sejujurnya lebih karena gw mau beli 2 komik Detective Conan tapi biar gratis ongkir, musti nambah satu buku lagi gitu. Yaudah cus lah sekalian boyong si Rumah Lebah karya Ruwi Meita ini. 🤣

Anyway adakah kalian kangen sama kemunculan gw? Wkwkw Jujur gw sekarang ini sedang sibuk-sibuknya dengan kerjaan kantor. Bahkan sampai dua hari gw nangis-nangis karena kerjaan saking stressnya. 😥 I know this is not healthy and I speak up to my HR head about this. Sumpeh ini hal yang cukup memalukan karena gw nangis saat e-meet sama bos gw. Cuma gw uda ga tahan untuk ga nangis saat itu karena tersentuh dengan kata-kata bos gw. 😣 Ah jadi curcol (curhat colongan) kan...

Book Review: Rumah Lebah

Judul

:

Rumah Lebah

Penulis

:

Ruwi Meita

Jumlah Halaman

:

284 halaman

Tahun Terbit

:

2019

Penerbit

:

Bhuana Ilmu Populer

Kategori

:

Psychological thriller

Sinopsis Rumah Lebah karya Ruwi Meita

Mala, gadis kecil berusia enam tahun yang terobsesi dengan ensiklopedia. Dia hanya membaca buku ensiklopedia dan selalu mengurutkan buku satu sampai buku terakhir dari sisi kiri ke sisi kanan. Dia juga tertarik dengan beruang.

Di rumah, Mala hanya tinggal bersama orangtuanya, tetapi dia selalu membicarakan enam orang asing yang hidup bersama di dalam rumahnya. Dia selalu takut pada Satira, bersahabat dekat dengan Wilis, berbicara dengan Tante Ana yang suka berdandan, belajar bahasa Spanyol dengan Abuela, dan si Kembar yang hanya bisa mendengar, melihat dan mencatat. 

Siapakah keenam orang asing yang disebut oleh Mala tersebut?

Review Rumah Lebah

Wow wow wow. Gw baru pertama nih baca novel psychology thriller begini. Ruwi menggunakan beberapa sudut pandang. Kadang sudut pandang Nawai, ibu dari Mala. Kadang juga sudut pandang dari Mala. Juga kadang pakai sudut pandang orang ketiga saat meceritakan suatu peristiwa. Buat peralihan antar sudut pandang ini ga begitu membuat pusing sejujurnya. Karena terbagi-bagi dalam masing-masing bab. Jadi gw ga terlalu dibuat pusing juga ini lagi baca isi pikiran siapa. Hehe.

Awal cerita gw kira ini tuh tentang horor dan penuh misteri. Eh tapi ke belakang-belakang saat makin terkuak misterinya, membuat gw tak habis pikir. Bisa-bisanya kepikiran jalan cerita begini. Jempol buat Ruwi Meita!!! Dan ini bukan novel horor seperti yang gw pikirkan. Haha.

Gw selesai baca novel Rumah Lebah ini cuma tiga hari saja. Gila juga. Gw ga pernah baca novel secepat ini! Saat itu novel pesenan gw nyampe di hari Minggu dan hari Selasa sudah kelar gw baca novel Rumah Lebah ini. Wow. Padahal biasanya gw malas banget loh baca novel. Kalo gw bisa nyelesein dalam tiga hari, berarti nih novel sungguh mengambil minat baca gw. Padahal sebelum baca Rumah Lebah ini, gw lagi baca Red Rising karya Pierce Brown. Cuma karena tu novel besar dan lebih tebal, gw baca Rumah Lebah dulu saja deh karena saat itu gw bawa novel ini untuk menemani gw berwisata ke Anyer. Ehehe.

Meski begitu, tetap saja ya tak ada novel yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Tuhan saja. #eh Gw menemukan adanya kesalahan penulisan nama tokoh. Saat diceritakan tentang Alegra, eh ditulis Kartika. Padahal kedua tokoh ini berbeda jauh. Mungkin editornya sedang kurang fokus ya. 😅

Gw pun menemukan suatu keganjilan. Diceritakan kalau Mala bilang mamanya ini mengecat rambutnya menjadi merah marun sehingga ayahnya ga sadar kalau itu bukan mamanya. Tapi masa Nawai ga sadar dia mengubah warna rambutnya menjadi merah marun? Gw cukup bertanya-tanya saat baca statement Mala soal ini.

Akhir cerita dari novel Rumah Lebah ini juga greget. Membuat gw merasa digantung. Siapa itu Inara??? Tokoh lain atau kepribadian lain dari Mala? Huft. Mungkin Ruwi sengaja dibuat menggantung gitu agar pembaca saja yang menyimpulkan sendiri kisah akhirnya. Tapi gw ga suka diginiin. 😣

Secara keseluruhan gw menikmati baca novel Rumah Lebah ini. Bikin penasaran, tegang, dan ternganga-nganga. Untuk novel Rumah Lebah ini gw kasih bintang 4 dari 5 deh. Soalnya masih ada beberapa plot hole yang kurang dijelaskan lebih lanjut. Diceritakan dengan tergesa-gesa gitu biar cepet kelar. Kesannya seperti itu ya buat gw.

⭐⭐⭐⭐(4/5)

Kegalauan Ibu-Ibu

Beberapa akhir ini, gw mulai kepikiran terus akan suatu hal. Sebenernya kepikirannya itu sudah cukup lama. Soal apakah itu?? Ya kegalauan ibu-ibu... Membeli alat bersih-bersih. Eh gw bukan mau mengejek para ibu lainnya yak. Yang gw sebut ibu-ibu itu maksudnya diri gw sendiri. Bukan para ibu hebat di luar sana yang mungkin ga pernah galau juga soal membeli alat kebersihan rumah. 🤣 Atau sempat galau juga?

Sebetulnya gw tuh ingin beliin alat pel rumah buat mama. Sejak ditinggal papa, mama kini ditemani adik gw yang masih jomblo. Kalo ada yang lagi nyari jodoh, boleh kali ya kontek-kotek gw. #eh Ntar gw digaplok doi lagi kalo baca blog ini. HAHAHA. Semoga dia ga baca ini. Amin.

Oke balik lagi soal kegalauan gw. Nah di rumah itu ga menggunakan jasa ART. Sejak gw SMA tuh memang rumah ga pernah pakai ART lagi. Soalnya sekarang susah ya bok cari ART dan pekerjaan rumah bisa lah dikerjain sendiri. Sekarang yang ngerjain itu ya mama dan adik gw. Terutama adek gw sih. Soalnya mama ga boleh kerja berat-berat amat lah karena sudah pernah operasi besar.

Tiap gw pulang ke rumah mama, gw juga bantu bersih-bersih rumah. Terutama nyapu dan ngepel sih. Nah alat pel di rumah tuh sudah super jeeeleeeeek! Dijamin kalo kalian ngepel pake itu pasti encok deh malemnya. Ya karena sudah udzur dan harus diganti! Tapi somehow adek gw ini tuh betah-betah aja pake alat pel itu. Gw tuh udah gemes banget sama dia supaya dia beli alat pel baru. Nah karena kegemesan gw inilah gw jadi kepikiran terus untuk cari alat pel baru.

Kemaren gw sempat berselancar di jaring laba-laba maya (internet) untuk melihat rekomendasi alat pel terkini. Hasilnya gw menemukan produk pel teknologi baru berupa spray mop. FYI, di rumah mama tuh pakai spin mop. Yang kita teken-teken ke ember pelnya, nanti dia bisa ngeringin sendiri gitu. Jadi ga perlu tuh tangan pegel karena meras kain pelnya. Tau lah ya para buk-ibuk soal si spin mop ini. (●'◡'●)

Selain spray mop, gw juga kepoin alat bersihin rumah mutakhir. Alatnya tuh berupa vacuum cleaner yang selain nyedot debu dan kotoran, juga bisa ngepel lantai karena ada airnya gitu. Gile-gile. Ke mana aja gw selama ini baru tau ada teknologi beginian?! Keren bingit ya sekarang. Bersihin rumah uda kaga ribet-ribet lagi. Vacuum cleaner ini ada berbagai macam. Ada yang berupa robot bentuknya bulat dan bisa gerak sendiri jadi ga perlu cape-cape keluarin tenaga buat bersihin rumah, ada yang vacuum cleaner stick yang ga pake kabel jadi lebih gampang bersihin rumah kaga ribet dengan kabel, dan yang jadulnya ya vacuum cleaner pakai kabel. Eh tapi hasil pencarian gw sih lebih ke vacuum robot dan stick tanpa kabel itu.

Nah dari berbagai teknologi bersihin rumah itu, gw pertama kali kepincut sama vacuum cleaner stick dengan merk Tinec*. Tapi gila sih harganya mahal bingit!!!! Cukup ga rela gw ngeluarin kocek segitu buat alat bersihin rumah. HAHAHA. Tapi kalo ada yang mau ngasi gw kado itu, gw akan terima dengan senang hati dan senyuman lebar loh. (❁´◡`❁)

Merk lain yang kira-kira mirip kinerjanya sama Tinec* ini adalah Xiaom*. Xiaom* sih gile juga, bisa ngeluarin berbagai macam produk IoT (Internet of Things) gitu dah. Di rumah gw aja gw pakai lampu smart-nya yang bisa dikasih timer untuk menyala pada jam yang gw inginkan. Sekarang diatur pada jam 7.30 pagi sebagai penanda untuk segera bangun. Itu alarm buat suami gw. Kalo gw sih masih mengandalkan alarm dari ponsel dan alarm dari mi-band. Iye gw pake mi-band pas gw bobo karena cukup membantu gw buat liat jam malem-malem pas di kasur dan bisa bangunin gw dengan getar-getar di tangan gw. Selain bisa ngukur waktu tidur gw juga sih. Oia, selain bisa nyala, dia juga bisa diatur untuk mati sendiri dan bisa berubah warna. Canggih kan tuh lampu Xiaom*. Selain itu, dia juga ngeluarin robot vacuum dan vacuum cleaner stick. Banyak deh tuh produk-produk canggih Xiaom*. Keren bingit nih perusahaan. Semua produk dibikin dah. Haahaha.

Tapi khusus buat vacuum cleaner ini, gw tuh galau banget daaah. Mening pakai merk apa? Ada juga merk Phill*p Powerpro Aqua, juga Sams*ng pun ngeluarin deh. Hmmm.. Kalo teman-teman ada rekomendasi alat pel yang mantap, boleh ya bisikin gw. Hehe. Apakah tetap setia dengan spin mop yang ekonomis atau pakai vacuum cleaner yang ga cuma bisa nyedot tapi bisa ngepel juga? Jadi nyapu dan ngepel dalam sekali gerak. Semoga kegalauan ibu-ibu ini bisa terselesaikan! Huft.

Review: Scarlett Whitening Face Care

Kemaren setelah nyobain Scarlett Whitening Body Care, akhirnya gw pun nyobain Scarlett Whitening Face Care. Ternyata Scarlett ngeluarin juga nih produk perawatan wajah. 😄 Yang gw coba itu ada empat macam, krim siang, krim malam, serum, dan sabun wajah. Yuk ikutin review dari keempat produk Scarlett Whitening Face Care ini!!! 😃

Scarlett Whitening Brightly Ever After Day Cream and Night Cream

Deskripsi Singkat Scarlett Whitening Brightly Ever After Day Cream

Scarlett Whitening Brightly Ever After Day Cream mengandung Glutathione, Rainbow Algae, Hexapeptide-8, Rosehip Oil, Poreaway, Triceramide, dan Aqua Peptide Glow. Manfaatnya adalah:

  • membantu meningkatkan kelembapan serta elastisitas kulit wajah
  • membantu mencerahkan kulit wajah secara merata
  • membantu memudarkan bekas-bekas jerawat pada kulit wajah
  • membantu meningkatkan hidrasi kulit, menutrisi kulit, juga membuat kulit menjadi lebih glowing
  • membantu menghilangkan garis halus, juga mengencangkan kulit wajah
  • sebagai antioksidan dan melindungi sel kulit dari kerusakan radikal bebas yang disebabkan oleh sinar UV

Cara pakai:

Gunakan Scarlett Whitening Brightly Ever After Day Cream secara rutin saat pagi hari sesudah membersihkan kulit wajah. Diamkan beberapa saat hingga Scarlett Whitening Brightly Ever After Day Cream meresap ke kulit. Agar hasil yang lebih baik, gunakan Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum sebelum menggunakan Scarlett Whitening Brightly Ever After Day Cream.

Deskripsi Singkat Scarlett Whitening Brightly Ever After Night Cream

Scarlett Whitening Brightly Ever After Night Cream mengandung Glutathione, Niacinamide, Natural Vit-C, Hexapeptide-9, Poreaway, Green Caviar, dan Aqua Peptide Glow. Manfaat dari night cream ini adalah:

  • membantu meningkatkan kelembapan, serta elastisitas kulit wajah
  • membantu mencerahkan kulit wajah secara merata
  • membantu memudarkan bekas-bekas jerawat pada kulit wajah
  • membantu mengecilkan pori-pori wajah
  • membantu menghilangkan garis halus dan mengencangkan kulit wajah
  • membantu meningkatkan hidrasi kulit, menutrisi kulit, juga membuat kulit menjadi lebih glowing

Cara pakai:

Gunakan Scarlett Whitening Brightly Ever After Night Cream secara rutin pada malam hari sesudah membersihkan kulit wajah. Diamkan beberapa saat hingga Scarlett Whitening Brightly Ever Night After Cream meresap ke kulit. Agar hasil yang lebih baik, gunakan Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum sebelum menggunakan Scarlett Whitening Brightly Ever After Night Cream.

Review Scarlett Whitening Brightly Ever After Day Cream and Night Cream

Sebetulnya untuk krim wajah, Scarlett itu ngeluarin dua seri, Brightly Ever After dan Acne. Gw pilih seri Brightly Ever After karena wajah gw lagi ga berjerawat. Salah satu klaimnya sih krim ini bisa membantu ngecilin pori-pori. Mata gw langsung berbinar kan ya. Semoga beneran bisa ngebantu ngecilin pori-pori. Soalnya selama ini gw uda coba berbagai macam krim, masih belom nemu nih krim yang bener-bener bisa ngecilin pori-pori gw. Terus hasilnya gimana setelah pakai Scarlett Whitening Brightly Ever After?? Hmm gw melihat belum ada perubahan sih ya sama pori-pori gw. Ya baru juga pake dua minggu ya kan. Nanti gw update lagi ya kalo sudah dipakai habis. 😆

Buat kemasan Scarlett Whitening Brightly Ever After Day Cream dan Night Cream ini berupa kardus kotak gitu. Tampilannya cantik dan elegan. Gw suka sama kemasannya. Oia, di luarnya dibungkus plastik bening gitu yang memastikan kemasan tersegel. Pas buka kardusnya, muncul deh tuh satu pot kecil dari beling. Ukuran nettonya 20g. Selain pakai kardus, di dalem kardusnya masih ada lagi plastik penahan supaya kardusnya tetap kokoh kalo semisal ketindihan gitu ya. Jadi si Scarlett Whitening Brightly Ever After Day Cream dan Night Cream ini ga kopyok-kopyok gitu kalau diguncang/terguncang. Paham la ya maksud gw apa. 🤣🤣🤣

Pas buka tutup pot krem ini, masih ada tutupan putih dari plastik gitu biar isi ga mudah berceceran keluar. Ya kemasan krem pada umumnya begini sih memang. Eh tapi ada juga yang ga pake penutup plastik putih gini lagi loh. Menurut gw sih lebih safe ada plastik putih ginian gitu sih daripada yang ga pake.

Buat font yang dipake untuk produk Scarlett Whitening Brightly Ever After ga gw komentarin deh. Soalnya uda cakep. 😂 Kalo yang baca review Scarlett Whitening Body Care pasti tau kan kalo gw ada ngomentarin font yang dipake untuk kemasan Scarlett Whitening Body Care. Nah kalo buat Scarlett Whitening Face Care, semua font yang dipake sudah cukup oke lah. Sumpeh ini komentar ga penting tapi pengen gw ceritain. Gomene. 😅 

Dari foto keliatan ga sih beda warna dari Scarlett Whitening Brightly Ever After Day Cream dan Scarlett Whitening Brightly Ever After Night Cream? Warna sih sama-sama putih. Cuma beda putihnya. Gw pikir yang Scarlett Whitening Brightly Ever After Day Cream akan berwarna kuning karena umumnya krim siang itu warnanya somehow kuning dan krim malam itu akan berwarna putih. Pas gw liat Scarlett Whitening Brightly Ever After Day Cream, eh ternyata warnanya putih susu. Teksturnya lembut dan terlihat lebih encer ketimbang Scarlett Whitening Brightly Ever After Night Cream. Kalau diaplikasikan di wajah, cepat meresap dan kerasa ngelembabin kulitnya.

Untuk Scarlett Whitening Brightly Ever After Night Cream, warnanya putih gading gitu. Teksturnya terlihat lebih kental daripada Scarlett Whitening Brightly Ever After Day Cream tapi pas diaplikasikan di wajah, sama-sama cepat meresap dan melembapkan kulit wajah.

Dari segi aroma, keduanya punya aroma yang mirip. Yang gw rasakan tuh kaya nyium aroma citrus eh tapi bukan juga sih. Lebih ke aroma rempah kali ya. Gw ga tau itu aroma apa sih nyebutnya. Tapi gw ga terganggu dengan aroma itu. Pas dipakai dan sudah meresap, aromanya ga kecium lagi kok.

Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum

Deskripsi Singkat Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum

Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum mengandung Phyto Whitening, Glutathione, Vitamin C, Niacinamide, dan Lavender Water. Manfaat dari serum ini adalah:

  • membantu mencerahkan kulit
  • memudarkan noda di wajah seperti hiperpigmentasi, bekas jerawat, flek, dan bekas luka
  • membantu mengontrol kadar minyak berlebih di kulit
  • membantu mengecilkan pori-pori
  • menghaluskan kerutas dan garis di kulit
  • membantu menutrisi dan melembabkan kulit
  • membantu kulit menjadi lebih relax dan calm
  • bekerja sebagai antioksidan dan sebagai anti polusi

Cara pakai:

Teteskan 2-3 tetes serum pada wajah yang sudah dibersihkan pada pagi atau malam hari. Usap dan pijat secara perlahan sampai merata pada kulit wajah. Diamkan beberapa saat sampai serum meresap pada kulit. Pakai sebelum menggunakan krim siang ataupun krim malam.

Review Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum

Ini serum kedua gw selama gw hidup di dunia ini #lebay. Serum pertama uda abis terus gw berpaling pakai Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum 🤣 Gw cukup merasa kaya kembali ke masa sekolah gitu karena kemasannya yang pakai tutup pipet. Berasa lagi di laboratorium gitu loh pake pipet segala. Serum gw sebelumnya soalnya pakai botol pompa gitu. Jadi pas liat Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum ini pakai botol beling dengan tutup pipet, somehow gw excited buat pakainya! Hehehe #gapenting

Ukuran botolnya 15ml, cukup mungil jadi mudah dibawa ke mana-mana saat traveling. Dipakainya pada pagi dan malam hari. Gw selalu tetesin tiga tetes gitu, di area jidat, pipi kiri, dan pipi kanan. Sensasi pakainya itu kalau sudah meresap, wajah jadi kesat.

Oia untuk kemasan luar, Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum ini dibungkus kardus dan di luar kardusnya disegel plastik bening lagi. Terus didalamnya ada mika plastik gitu supaya Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum ini ga kopyok-kopyok juga kalau diguncang/terguncang.

Buat aromanya ga begitu beraroma deh menurut gw. Beda sama Scarlett Whitening Brightly Ever After Day Cream dan Night Cream yang tiap buka tutupnya langsung kecium aroma rempah itu. Nah pas buka Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum, gw ga nyium bau apapun sih.

Scarlett Whitening Facial Wash

Deskrispsi Singkat Scarlett Whitening Facial Wash

Scarlett Whitening Facia Wash mengandung Glutathione, Vitamin E, Rose Petals, dan Aloe Vera yang sangat bagus untuk:

  • mencerahkan kulit wajah
  • menutrisi kulit wajah
  • mengontrol kadar minyak berlebih
  • mengecilkan pori-pori
  • meregenerasi kulit agar tampak lebih kencang
  • membantu menghilangkan beruntus/jerawat
  • melembabkan kulit wajah

Cara pakai:

Tuang secukupnya pada telapak tangan dan gosok hingga berbusa dan aplikasikan pada wajah hingga merasa. Bilas wajah dengan air hingga bersih.

Review Scarlett Whitening Facial Wash

Bungkus luar Scarlett Whitening Facial Wash ini adalah kardus karton dengan dalamnya ada sedikit bahan kardus biar lebih kokoh. Botol Scarlett Whitening Facial Wash ini transparan jadi bisa langsung lihat isi dalamnya yang sungguh cantik. Cairan warna merah muda dan ada rose petal yang bikin menawan. Tutup botolnya flip yang lebih mudah dibuka ketimbang buka botol Scarlett Whitening Shower Scrub.

Ukuran dari Scarlett Whitening Facial Wash ini 100ml dan bisa kalian lihat lah kalau Scarlett Whitening Facial Wash ini cukup mungil ga sih? Meski mungil tapi isi lumayan juga 100ml ceu. Gw suka sama tampilannya.

Tekstur dari Scarlett Whitening Facial Wash ini tidak begitu kental. Cukup cair, lebih cair ketimbang Scarlett Whitening Shower Scrub. Aromanya agak mirip sama Scarlett Whitening Shower Scrub varian Pomegrante. Eh tapi kalo Scarlett Whitening Shower Scrub Pomegrante itu lebih tercium aroma segar karena itu kan aroma buah gitu ya.

Setelah bilas dengan air, muka jadi lembut. Kesan akhirnya sama kaya kesan dari Scarlett Whitening Shower Scrub. Ga kesat juga ga licin banget. Ada di tengah-tengah gitu deh.

Overall Scarlett Whitening Face Care

Semua produk Scarlett Whitening Face Care ini mengandung Glutathione. Uda pada tau dong ya kalo Glutathione ini adalah antioksidan yang sangat powerful. Kegunaannya untuk menangkal radikal bebas biar kulit ga kusam juga bermanfaat buat mencerahkan kulit. Ga heran kan kalo pake Scarlett Whitening Face Care tuh wajah jadi lebih cerah.

Terus yang bikin hati aman pake rangkaian produk Scarlett Whitening adalah karena semua produk Scarlett Whitening sudah terdaftar BPOM. Yang berarti kandungan dalam Scarlett Whitening Face Care ini sudah teruji aman dipakai. Ga membahayakan kulit dan diri kita. Kemaren gw sempet baca-baca soal survivor kanker kulit. Ngeri loh ceu!!! Muka berpotensi cacat, yang terparah bisa meninggal juga. Ga mau dong ya karena asal pake produk pencerah wajah, eh malah bikin jadi kanker kulit. Hiks.

Sama kaya rangkaian produk Scarlett Whitening Body Care, Scarlett Whitening Face Care juga punya serial kode dan QR Code yang dipakai untuk mengecek keaslian produk. Serial kode yang ada pada kemasan luar Scarlett Whitening Face Care ini kita masukin ke situsnya Scarlett di https://verify.scarlettwhitening.com/ untuk diverifikasi. Nanti kita akan menerima data balikan berupa serial kode yang bisa kita cocokan dengan serial kode yang ada di bawah hologram Scarlett. Kalo serial kodenya sama, berarti produk asli!

Selama dua minggu gw pakai rangkaian Scarlett Whitening Face Care ini, gw merasa kulit gw jadi lembab dan halus. Minggu pertama itu ada sedikit grenjel-grenjel gitu di wajah. Tapi bukan bruntus ya karena wajah gw ga memerah. Gw pikir gw ga cocok nih pakai rangkaian produk Scarlett Whitening Face Care ini. Gw stop sementara penggunakan Scarlett Whitening Facial Wash di minggu pertama karena muka gw entah mengapa sensitif kalo ganti sabun muka. Nah di minggu kedua itu gw pakai lagi Scarlett Whitening Facial Wash saat grenjel-grenjel di muka sudah mulai menghilang. Sampai sekarang, uda mulus nih muka gw. 😍

Harga produk dari Scarlett Whitening ini semuanya dibandrol seharga Rp 75.000. Tapi kalo order di toko oren (you know what I mean la ya, kalo ga tau itu loh Shopee) bisa dapet harga yang lebih murah karena sedang diskon.

Kalian sendiri face care-nya pakai apa nih?? Ada yang pakai Scarlett juga?

Vaksin Covid-19 Kedua

Gw melaksanakan vaksin Covid-19 kedua tanggal 25 Mei 2021. Lokasi vaksinya masih sama seperti vaksin Covid-19 pertama, yaitu di Mall Basura. Pas hari Senin, gw diingatkan oleh ci Ch untuk ikut vaksin kedua dan dijelaskan persiapan yang harus dilakukan. Sebetulnya pas gw selesai vaksin dan nunggu di ruang observasi, gw dapet SMS berisi sertifikat vaksin pertama gw dan info lokasi serta tanggal vaksin kedua. Di SMS itu dikasih tau kalo lokasi vaksin di RS Premier Jatinegara. Eh tapi ci Ch infoin kalo lokasi vaksin kedua ini sama kaya lokasi vaksin pertama. Malah gw ga perlu kumpul di food court kaya vaksin pertama. Disuruh langsung ke tempat vaksinnya, yaitu di Function Hall P3 Mall Basura. Bahkan bisa bebas mau datang jam berapapun, ya tapi antara jam 8 pagi hingga jam 2 siang sih.

Gw memutuskan untuk berangkat jam 7an. Lebih pagi nih daripada vaksin pertama. Gw bangun jam 5 pagi kalo ga salah, siap-siap, dan ga lupa untuk sarapan dulu nasi goreng babi sisa kemaren malem. Semalam, gw pun bobo jam 10.30, hampir jam 11 malam sih. Ga 8 jam tidur, tapi masih cukup tidur lah ya. 😅 Berangkatnya gw pesan taksi daring. Harga yang tertera lebih murah seribu daripada biaya taksi pas gw berangkat vaksin pertama. Lebih pagi setengah jam ternyata fee-nya jadi lebih murah seribu 😂

Jam 8 kurang gw sudah sampai di lokasi vaksin kedua. Dicek suhu dan diberikan form isian seperti form vaksin pertama. Cuma yang beda, ada kaya satu form edukasi tentang vaksin AstraZeneca. Eh loh kok vaksin AstraZeneca? Padahal kan gw pertama kali divaksin itu pakai vaksin Sinovac. Sebelum gw bingung, orang yang duduk di sebelah gw (yang gw kenal saat vaksin pertama) bilang kalau bagian itu diabaikan aja karena itu form yang juga dipakai untuk orang-orang yang baru vaksin. Kalau batch gw ini tetap pakai vaksin Sinovac seperti vaksin pertama. Oke sip. Ga bingung.

Gw isi form sambil duduk di kursi antrian. Duduknya di depan gedung karena memang di dalam gedungnya belum buka. Memang belum jam 8 juga saat itu. Tapi kursi antrian sudah terisi dua kubu gitu, Hampir penuh. Niat juga ya orang-orang ini. Heheh.

Tepat pukul 8 pagi, kami dipersilahkan masuk dan menempati kursi mulai dari paling depan. Urutan vaksinnya itu dimulai dari paling kanan dan mengular. Jadi orang-orang duduknya pindah-pindah gitu. Mengetahui vaksin dimulai dari kursi paling kanan depan, satu orang pemuda memilih pindah ke belakang dan meminta orang disebelahnya untuk duluan saja. Dia mengaku takut jarum jadi mungkin dia belum siap divaksin sebagai giliran pertama. Sontak para peserta yang sudah di dalam gedung (belum ramai banget sih) tertawa mendengar celetukannya. 🤣

Proses vaksin kedua ini di luar dugaan lebih cepat daripada vaksin pertama. Entah karena gw datang pagi kali ya, jadi masih sepi dan prosesnya jadi lebih cepat. Tempat disuntiknya bahkan ga dibedakan ruang. Setelah dicek suhu dan tekanan darah, langsung disuntik di kursi sebelahnya! Jam 8.11 gw sudah duduk di barisan depan dan siap ditensi.

Cek tensi kali ini, tekanan gw lebih rendah daripada tensi pertama. Tapi masih tetap ga normal dong!!! 😫 Tensi gw saat itu 148. Alamak!!! 🙄 Susternya bilang kalau gw tegang banget ya sampai tensi setinggi itu. Hmm, tapi memang pas gw cek tensi sendiri di rumah mama yang emang punya alat tensi, tensi gw di 126 dong! Masih tinggi. 😣.

Sebelum gw disuntik, sebelah gw bapak-bapak sekitar umur 30an kali ya. Dia sudah siap tuh buat disuntik dengan menarik lengan baju. Terus dokter Yolanda (yang nyuntik gw juga) nanya apakah sedang batuk/pilek kepada bapak itu. Bapak itu mengaku tidak enak tenggorokan. Terus dokter Yolanda pun meminta bapak tersebut untuk tunda dulu vaksin keduanya sampai 14 hari setelah sembuh dari sakit. Bapak tersebut pun ga jadi divaksin sodara-sodara. 😲 Dokter Yolanda bilang kalau badan sedang tidak fit dan divaksin, nanti efek samping vaksinnya jadi lebih banyak karena vaksin itu kan virus yang dilemahkan. Ini berarti kan badan kita disuntikan virus yang sudah dilemahkan. Kalau badan tidak fit, imun tubuh ga bekerja dengan baik. Nanti kenapa-kenapa malah jadi bahaya kan. Jadi harus tunggu badan sudah fit dulu baru deh bisa divaksin.

Setelah bapak tersebut pergi untuk menjadwalkan ulang vaksin keduanya, kini giliran gw disuntik. Gw saat itu puji Tuhan sehat-sehat saja. Tidak batuk atau pilek, apalagi demam. Gw pun disuntik. Rasanya lebih sakit daripada suntikan vaksin pertama. 😫 Setelah itu gw dipersilahkan untuk menunggu di ruang observasi untuk menerima sertifikat vaksin kedua.

Jam 08.22 gw sudah di ruang observasi. Cepet banget ga si???!!! 👍👍👍 Ga berapa lama, gw sudah dipanggil untuk mengambil sertifikat vaksin. Gw ditanya apakah mengalami ga enak badan/tiba-tiba mengantuk. Gw sih biasa-biasa saja. Cuma pegal saja di area yang disuntik. Setelah itu gw dipersilahkan untuk pulang.

Tapi berhubung mas Ron yang jemput gw pulang belom ready, gw pun menunggu lebih lama di ruang observasi. Itung-itung kalo amit-amitnya gw kenapa-kenapa kan ada tenaga medis yang siaga di situ ye kan.

Jam 09.17 mas Ron akhirnya sampai dan gw pun pulang ke rumah. Nah di rumah itu gw istirahat sebentar sampai jam makan siang. Gw juga kan sudah sengaja cuti setengah hari, biar sekalian dipakai gitu cuti setengah harinya. Ga mao rugi ceritanya. 🤣

Nah pas makan siang itu, gw cek area gw disuntik. Ada titik-titik merah biru kaya darah pecah gitu loh. Kecil-kecil titiknya. Berjajar memanjang gitu. Keliatan ga dari foto? Itu efek samping lain yang gw rasakan di vaksin kedua ini.

Efek samping lainnya gimana?

Lengan kiri gw yang memang lokasi gw disuntik itu mengalami pegal. Lebih pegal rasanya daripada vaksin pertama. Tapi efek pegalnya ga sampai seminggu lebih kaya vaksin pertama. Sekarang saja gw sudah ga merasakan pegal dan titik-titik darahnya sudah ga ada. Terus gw ga merasakan efek samping yang lain sih.

Oia, setau gw sekarang sudah mulai banyak nih diadakan vaksin mandiri. Harganya pun bervariasi. Harganya lain-lain tergantung jenis vaksin yang digunakan.

Yang penting nih ya, meski sudah vaksin, kita ga boleh abai dengan ga melakukan protokol kesehatan ya. Karena memang vaksinasi ini ga sepenuhnya membuat kita kebal dari Covid-19. Vaksin Sinovac yang disuntikan ke gw saja diberitakan kalau efikasinya rendah. Ga setinggi vaksin AstraZeneca. Jadi memang yang sudah vaksin pun harus tetap patuh pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak.

Begitulah pengalaman vaksin kedua gw. Kalian yang sudah vaksin kedua, apakah mengalami efek samping yang sama?