Jalan-Jalan ke Bali: Bali Safari and Marine Park

Senin, 19 November 2018

Hari ini rencananya kami pergi ke Bali Safari and Marine Park di  Jl. Bypass Prof. Dr. Ida Bagus Mantra Km. 19,8, Serongga, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80551. Dari Hotel The Rani, tempat menginap kami, cukup jauh nih buat pergi ke Bali Safari and Marine Park ini. Maka dari itu kami memesan mobil elf untuk mengantarkan kami semua pergi ke Bali Safari and Marine Park.


Disambut Panda

Sekitar pukul 10 pagi kami sudah tiba di Bali Safari and Marine Park. Tak perlu menunggu lama, kami sudah bisa masuk untuk melihat hewan-hewan lucu di dalam. Namanya juga taman safari di Bali, dekorasinya pun bernuansa Bali.

Dekorasi di Hall


Dari pintu masuk utama, kami harus menunggu mini bus dulu untuk bisa menikmati taman safari ini. Tidak perlu menunggu lama kok karena mini busnya cukup cepat datang. Ya layaknya nunggu busway gitu deh. Ga seberapa lama, sudah datang. Hehe.

Di Bali Safari and Marine Park ini ada beberapa spot yang bisa kita datangi. Pertama-tama kami nonton dulu perkenalan satwa-satwa yang dibawakan oleh MC di panggung utama. Dari tempat turun bus, ga jauh ada tuh panggungnya. Oleh MC, kita bisa mengenal hewan-hewan lucu yang ada di Bali Safari and Marine Park. Hewannya nurut gitu saat dipanggil oleh si MC. Layaknya model, mereka masuk ke panggung untuk menunjukkan rupa dan keindahan yang dimilikinya.
Perkenalan Orang Utan
Kalau beruntung, kita bisa dipanggil maju ke depan oleh MC supaya kita bisa merasakan tangan kita dihinggapi burung. Aku lupa itu burung jenis apa. Hahaha. Tapi MC memperingati agar jangan melihat ke arah si burung. Soalnya dia suka mematuk gitu. Sayangnya di situ sih. Kita cuma bisa merasakan dihinggapi burung tapi kita ga boleh lihat ke arah si burungnya dari dekat. 
Salah Satu Pengunjung yang Beruntung, Tangannya Jadi Tempat Bertengger si Burung

Model Berjalan Masuk Ketika Dipanggil
Sebelum masuk ke area panggung, kita bisa melihat burung kakak tua bertengger dengan tenangnya di pinggir jalan. Nanti ada sesi buat foto bersama gitu. Tapi kami saat itu tidak ikutan. Hehe. Burung kakak tuanya bagus deh. Warna biru kuning. Cantik.

Di Bali Safari and Marine Park ini juga kita bisa melihat gajah mandi. Keponakan si Mr. Kibo seneng banget lihatnya. Hihihi. Tapi agak bau nih guys.


Melihat Gajah Mandi
Setelah puas lihat-lihat dengan berjalan kaki, kita juga bisa merasakan keliling taman safari naik mobil safari yang sudah disediakan. Ada MC-nya juga yang menjelaskan itu hewan-hewan apa. Cocok banget lah buat ajak anak-anak main ke Bali Safari and Marine Park ini. Jadi si anak bisa melihat langsung satwa-satwa yang biasanya cuma dilihat di buku.

Mobil safarinya juga bagus, ber-AC juga jadi bisa ngadem deh karena Bali panas bangeeettt...

Komodo
Dari Dalam Mobil Safari


Sayangnya, ketika kami ke sana, area Marine Park belum selesai dibangun. Jadi kami cuma melihat satwa-satwa darat saja...

Menurutku sih Bali Safari and Marine Park ini bagus ya. Bersih dan terawat. Tapi ada beberapa hewan seperti singa dan beruang yang agak kurus nih.

Singa
Beruang

Ah iya, hampir lupa. Di Bali Safari and Marine Park ini juga aku menikmati pertujukan harimau dan gajah. Tapi bukan pertunjukan kaya di sirkus gitu ya guys. Lebih kepada edukasi saja. Seperti Harimau itu tingginya berapa, kalau berdiri seukuran apa, terus bisa manjat pohon, dan lain sebagainya. Kalau pertunjukan gajah, ada pesan yang diberikan gitu kalau manusia mengganggu habitat gajah, gajahnya bisa ngamuk gitu. Lalu sama seperti pertunjukan harimau, kita diberikan edukasi juga gajah itu kukunya berapa, terus apa bedanya yang bergading dan yang tidak bergading, dan lain sebagainya.

Puas keliling-keliling dan melihat satwa di Bali Safari and Marine Park, kami pergi cari makan siang ke Bebek Bengil. Tempatnya asri, karena kita bisa melihat sawah kalau pergi ke area lebih dalam. Rasa bebeknya juga enak! Mantap. Tapi harganya juga mantap guys. Hihi. Makannya pakai empat rupa sambal gitu. Hihihi. Terus terakhir, ditutup dengan makan es bebek jambul putih. Namanya unik ya? Semacam es campur gitu sih sebenarnya. Isinya ada buah-buahan, es serut, dan sirup.
Bebek Bengil
Es Bebek Jambul Putih
Perut sudah kenyang, tinggal para bu-ibu untuk pergi belanja baju di Pasar Sukawati. Pasar Sukawati terletak di Kabupaten Gianyar, Bali. Di sini kita bisa membeli berbagai macam baju khas bali, pernak-pernik, dan souvenir khas Bali. Kalau aku sendiri sih lebih tertarik untuk beli kaus-kausnya dan celana pendek. Harganya untuk tank top sekitaran Rp 35.000. Celana pendeknya juga segituan. Yah sebenarnya harus pintar menawar harga sih. Soalnya bisa juga dapat Rp 20rban saja untuk kaus dan celana pendeknya. Tapi aku terhitung orang yang tidak pandai menawar. Jadi cuma dapat segitu. Tak apalah, demi memajukan ekonomi warga setempat. Ceileh.

Hari sudah sore dan badan ini sudah letih. Akhirnya kami pun pulang ke Hotel The Rani untuk mandi dan beristirahat. Di malam terakhir ini, aku memesan nasi pedas bu Andhika sebagai makan malam terakhir di Bali. Pesannya lewat ojek daring saja. Sudah mudah sekarang, ga perlu datang ke lokasinya langsung. Heheh. Buat yang ga pernah makan nasi pedas bu Andhika, nasi ini tuh sebenarnya nasi rames gitu. Isinya rupa-rupa sayur sesuai yang kita ingini. Yang terkenal sih sebenarnya kulit gorengnya. Mantap loh. Pesannya jangan lupa sambal dipisah. Soalnya pedes banget saudara-saudara.

Selasa, 20 November 2018

Hari ini aku pun harus kembali ke Jakarta. Kembali pada realita kehidupan budak korporat dan meninggalkan indahnya Bali, serta hembusan ombak dan pasir pantai. Flight kami harusnya sekitaran jam 8 pagi. Ternyata diundur jadi jam 11 siang. Lalu efek makan nasi pedas bu Andhika semalam, perutku mulas-mulas. Wah kesalahan besar makan nasi bu Andhikanya kemarin malam. Harusnya jangan makan yang pedas-pedas karena hari ini mau perjalanan kembali ke Jakarta.

Oia, karena tidak sempat ke Larissa, akhirnya aku beli kerupuk kulit rejeki di bandara. Harganya tentu saja jadi jauuuuh lebih mahal. Harusnya sebungkus kecil kerupuk kulit rejeki itu dihargai Rp 40rb. Tapi karena belinya di bandara, jadi dikenai harga Rp 70rb. Hiks. Dompetku nangis.

Saranku sih, jangan beli oleh-oleh di bandara ya. Kalau kepepet saja belinya. Soalnya harganya mahal banget cuyyy!

No comments:

Post a Comment