Series Review: Westworld Season 1 (2016)
Sumber: IMDb.com |
Sutradara
|
:
|
Jonathan Nolan, Frederick E. O. Toye, Richard J. Lewis, Neil
Marshall, Vincenzo Natali, Jonny Campbell, Stephen Williams, Michelle
MacLaren, Stephen Williams
|
Penulis
|
:
|
Jonathan Nolan, Lisa Joy, Daniel T. Thomsen, Ed Brubaker, Dominic
Mitchell, Halley Gross, Charles Yu, Dan Dietz, Katherine Lingenfelter
|
TV
|
:
|
HBO
|
Jenis Film
|
:
|
Thriller, Sci-Fi, Drama, Misteri
|
Total Episode
|
:
|
10 episode
|
Tanggal Rilis
|
:
|
2 Oktober 2016
|
Cast
|
:
|
|
Rangkuman Westworld Season 1
Kalian pasti pernah dong pergi ke taman bermain. Westworld itu semacam taman bermain gitu. Tapiiii di Westworld, kita bukan bermain wahana-wahana ekstrim melainkan menjadi seorang koboi dengan latar belakang 'Westworld' (tema koboi gitu deh) dan mengikuti cerita yang disajikan di sana selayaknya seorang koboi di dunia nyata. Di Westworld, kita berinteraksi dengan robot yang dirancang serupa dengan manusia dan akan menggiring kita mengikuti sebuah alur cerita. Kontrol ada di kita untuk memilih alur cerita yang seperti apa. Kita bisa ikut berburu buronan dan mendapatkan uang, kita bisa bermain judi di kasino setempat, atau minum-minum di saloon setempat, dan bahkan bercinta dengan pelacur si robot manusia itu. Di Westworld, pengunjungnya dibuat agar menemukan jati dirinya. Kalau suka membunuh, si pengunjung bisa saja tembak asal-asalan. Si robot yang terkena tembakan akan mati terkapar, sedangkan bila peluru tersebut terkena manusia, peluru tersebut hanya selayaknya peluru di game paint ball. Kalau suka berpetualang, Westworld ini memiliki luas tanah yang ajubileh luaaasss bangettt. Bahkan di sana ada beberapa perkampungan gitu deh dan bisa ditempuh dengan berkuda atau naik kereta.
Pada episode awalnya, Westworld ini menceritakan alur cerita tentang Dolores, robot wanita cantik, yang terbangun dari tidurnya. Dia menjalani rutinitasnya seperti biasa, yaitu pergi ke kota untuk membeli susu, kemudian akan bertemu dengan orang yang mengambil kaleng susu yang ia jatuhkan (orang tersebut bisa Teddy, yang diatur oleh operator Westworld sebagai kekasihnya, atau manusia yang memilih untuk mengikuti alur cerita Dolores), dan sebelum gelap akan kembali pulang dengan ditemani Teddy atau manusia yang memilih cerita Dolores. Saat pulang ke rumah, ia akan menemukan rumahnya diobrak-abrik oleh sekelompok bandit. Ayah dan ibunya pun tewas, kemudian ia akan diperkosa dan dibunuh. Begitulah alur yang akan dijalani oleh Dolores setiap harinya. Saat ia tewas, petugas Westworld akan mengangkut mayatnya, membersihkan lukanya, dan put her back online untuk kemudian esoknya ia akan terbangun dan menjalani her loop.
Pencipta si robot manusia luar biasa ini bernama Dr. Robert Ford dan Arnold, partner-nya yang sudah meninggal jauh sebelum Westworld dibuka untuk publik. Nah di samping mengisahkan tentang kisah-kisah keseharian si robot manusia yang sudah dibuat oleh Ford, di Westworld ini juga menceritakan tentang lika-liku Ford dan pekerja-pekerja di Westworld dalam mengatur robot di Westworld. Namanya juga buatan manusia ya, pasti ada aja error-nya tuh robot-robot. Nah ayahnya Dolores jadi bertingkah aneh saat ia menemukan selembar foto wanita dengan latar belakang perkotaan. Peter Abernathy (ayah Dolores) ini jadi merasa menemukan suatu kebenaran gitu bahwa ia hanyalah buatan manusia. Saat Ford menganalisa Abernathy, ia menyadari bahwa robotnya itu bisa mengingat alur kehidupannya yang lama. Maksudnya begini, pada awalnya si Mr. Peter Abernathy ini diatur untuk memerankan seorang tokoh profesor kanibal dalam cerita horor gitu. Beberapa tahun kemudian dia menjadi seorang sheriff dan terakhir, ia menjadi seorang ayah dari Dolores yang menggembalakan domba-dombanya. Nah saat dianalisa itu, perilaku Abernathy ini menunjukkan perilaku saat ia menjadi profesor kanibal dahulu, Padahal kan perilaku tersebut sudah dihapus tapi Abernathy masih bisa mengingat perilakunya saat menjadi profesor kanibal.
Dari situ mulai deh bermunculan tingkah-tingkah aneh dari robot-robot yang lain. Terutama robot generasi pertama buatan si Arnold. Memang pada awalnya Arnold ini terobsesi untuk membuat robotnya bisa merasakan consciousness selayaknya manusia. Namun idenya ini ditentang oleh Ford dan tak lama setelah itu Arnold meninggal. Ford sadar bahwa robot-robot buatan Arnold ini sudah dirancang agar bisa mencapai titik consciousness gitu. Jadi dia pun ga merasa aneh bahwa robot-robot seperti si Abernathy contohnya bisa mengingat memori lamanya yang sebenarnya sudah dihapus.
Kisah selanjutnya akan menguak misteri kematian Arnold dan menguak identitas the man in black yang kerjaannya berkeliling Westworld dan mengikuti seluruh alur cerita untuk menguak the maze. The maze ini misteri yang ditinggalkan oleh Arnold gitu dan the man in black berusaha untuk memecahkan the maze ini dengan menemukan center of the maze. Selain itu juga akan ada kisah kudeta dari board, Charlotte Hale, untuk menggulingkan Ford dari posisinya sebagai petinggi yang mengatur Westworld dan membuat cerita dalam Westworld. Akankah posisi Ford tergeser? Lalu apakah robot-robot tersebut akhirnya memiliki kesadaran bahwa dirinya hanyalah sebuah robot ciptaan manusia dan memilih untuk balas dendam terhadap manusia? Saksikan saja deh kisahnya di Westworld Season 1 ini. Cuma 10 episode kok, tapi nontonnya greget. Hihi.
Review Westworld Season 1
Menurutku series ini cukup berat untuk ditonton. Misteri yang disajikan benar-benar terasa. Awal-awal nonton tuh aku dibuat bingung dengan ceritanya. Dalam hati kuberkata begini, "Ini nyeritain apaan sih?" Untuk alurnya sendiri agak lambat menurutku. Ya memang sih dibuat begitu supaya penonton bisa memahami cerita yang disajikan. Setiap menghabiskan satu episode tuh rasanya tidak dibuat penasaran gitu untuk lanjut nonton lagi. Jadi kaya habis satu episode, ya udah gitu. Ga ada rasa gregetan karena penasaran lanjutannya. Tapi kondisi itu berlaku untuk episode-episode awal saja sih. Makin kebelakang, saat misterinya sudah makin terkuak, aku mulai penasaran juga sih dengan kelanjutannya. Hehe.
Bisa dibilang, penonton akan dibuat tercengang deh saat mengetahui kebenaran dari setiap misteri yang ada. Hal ini patut diberi acungan jempol deh sama aku. Hehe. Oia, karena robot berbentuk manusia, saat dianalis atau saat "dibetulkan" di ruangan operasi, si robot-robot itu dalam keadaan telanjang bulat. Jadi kadang kala penonton bisa saja melihat dada atau bahkan kemaluan si robot. Tak pakai disensor. Jadi yang nonton tidak boleh nih anak di bawah umur. Selain itu, adegan yang disajikan juga berdarah-darah. Ada adegan tembak-tembakan berdarah, ada adegan pembacokan, adegan orang digantung dengan terbalik sambil lehernya disayat untuk ditampung darahnya dan kemudian darah tersebut diberikan kepada tawanan sebagai air minum, ya adegan semacam itu tak segan-segan deh ditampilkan di series ini. Cipratan darah tuh ya sudah biasa gitu terjadi di sini. Aku yang memang suka ga tahan melihat adegan berdarah-darah itu cuma bisa tutup mata saja. Haha. Malah aku nontonnya sambil makan dong. Jadi saat adegan berdarah-darah, aku cuma lihat makanan sambil terus ngunyah. Haha.
Yang bikin aku salut, para pemeran yang berperan sebagai robot tuh jago banget acting robotnya. Kalau disuru diem sama si Ford atau orang QC saat dianalisis tuh ya beneran diam ga gerak kaya lagi mannequin challenge. Terus cewe-cewe yang jadi robot, kulitnya mulus-mulus mengkilat kaya plastik boneka barbie gitu deh. Malah ada yang mukanya kayak barbie. Kalau kalian nonton, menurutku tokoh Clementine tuh kaya barbie banget. Selain itu, untuk robot-robot yang perilakunya mulai aneh, ya benar-benar nunjukkin perilaku kaya robot soak gitu. Getar-getar ga jelas kaya betulan robot rusak deh. Selain itu animasi yang dibuat juga kece banget. Misalnya saja saat adegan Dolores saat pertama kali dibuat. Mukanya sih sudah manusia, tapi badannya masih berupa rangka-rangka robot. Nah itu tuh bagus banget perpaduan badan asli dengan gambar robot gitu. Keren deh. Ya memang sudah seharusnya begitu sih. Kan makin ke sini, teknologi editing cam tu makin canggih.
Kalau yang bikin aku kecewa, ending dari season 1 ini tuh ngeselin abis! Sumpah ngeselin banget buat aku. Kenapa si X mati sih?! Kenapa?! Padahal menurutku dia itu tokoh yang penting banget dan masih bisa bangkit meski terpojok. Tapi dia malah memilih mati. Ah kesel deh jadinya!
Terus dari nonton film ini, aku jadi diingatkan lagi soal..."jangan kebablasan dalam teknologi". Ya ngeri banget ga sih kalau beneran sampai ada robot cem manusia kaya gitu. Yang bahkan sudah ditahap bisa "sadar" trus bisa lepas kendali dari manusia. Soalnya di Westworld ini juga ada diceritain kisah satu robot yang sadar kalau dirinya itu cuma robot dan take control dua manusia yang jadi "dokter" dirinya. Si dua manusia itu jadi disuruh-suruh si robot buat bikin si robot jadi pinter banget dan lincah, dan tidak bisa merasakan pain. Bahkan sampai bisa mengendalikan robot yang lain hanya dari ucapannya saja. Memang sih, si robot-robot ini tuh sudah dirancang bisa dikendalikan dari ucapan saja. Saat kata kunci disebutkan, si robot akan nurut sama command tersebut. Nah si robot yang "sadar" ini tuh juga jadi bisa melakukan command tersebut. Wah aku kesel banget pas nonton adegan itu. Itu dua manusia dodol banget sumpah bisa-bisanya disuru-suru. Malah emang yang satu itu pengen banget si robot ini bisa "alive" selayaknya manusia gitu. Part ini nih yang ngingetin aku soal jangan kebablasan sama teknologi itu. Secara robot kalo dibunuh tinggal diperbaiki bisa hidup lagi. Lah kalau manusia...sekali mati ya sudah mati. The end dari dunia ini.
Terutama di episode akhir, nanti akan adegan yang...ah jangan diceritain deh. Nanti spoiler. Intinya sih series ini seru untuk ditonton. Tapi awalnya memang membosankan sih. Lalu season 2-nya sudah mulai on going nih tahun ini. Aku sih masih menunggu hingga season 2 selesai, baru deh aku nonton yang keduanya. Hihi.
Rating dari IMDb 8.9 dari 10. Wow. Besar ga sih rating yang dikasih?! Tapi memang layak sih dikasih rating segitu. Kalau rating dariku sih 8.5 saja deh. Habis ending-nya mengesalkan. Aku ga suka. Terus membosankan di awal-awal episodenya. Haha. Maaf ya.
No comments: