Obrolan di Kala Macet
Selama perjalanan ke Jatiasih tadi, gw dan Ginanjar bercengkrama tentang hasil dari penjajahan sebuah negara, khususnya penjajahan di Indonesia. Asal muasal kenapa jadi ngomongin ini ya karena pagi tadi gw sudah dihadapkan dengan kemacetan jalan tol Jakarta-Cikampek. Gw jalan dari kantor jam 7.30 pagi, tapi baru masuk Cawang, jalanan sudah padat. Jadi Pak Jun yang mengantarkan kami ke Jatiasih pun akhirnya exit di Jati Waringin dan perjalanan ke Jati Asih pun dilanjutkan lewat Kalimalang.
Selama bermacet-macetan itu, pemandangan yang terlihat oleh kami ya pembangunan di mana-mana. Selain ada pembangunan LRT, juga ada pembangunan tol Jakarta-Cikampek II. Gw berceletuk,"Ya ampun, Indonesia terlambat banget sih membangun jalur transportasinya. Sudah tahun 2017 dan Indonesia baru membangun jalur transportasi umum antar Jabodetabek." Ya menurut gw Indonesia ini memang sudah ketinggalan banget. Selama 72 tahun merdeka, transportasi umum yang memadai belum bisa mengimbangi kebutuhan masyarakat akan transportasi umum. Ya ga heran demand kendaraan pribadi baik mobil maupun motor itu sangat tinggi dan memang Indonesia ini menjadi pasar empuk bagi produsen mobil dan motor.
Dari pembicaraan tentang pembangunan transportasi umum ini, gw jadi berpikir...Indonesia sudah dijajah Jepang 3,5 tahun lamanya dan hampir 3,5 abad dijajah Belanda. Tapi kok ga ada sesuatu ilmu yang bisa diserap ya sama rakyat Indonesia dan diterakan untuk pembangunan negeri ini. Coba lihat Jepang yang sudah begitu majunya. Dari tahun 1945 sejak dibom oleh Sekutu dan Jepang terpuruk karena kekalahan perang dunia kedua, Jepang bisa bangkit lagi. Bahkan bisa menjadi salah satu negara maju seperti sekarang. Sedang Indonesia yang sama-sama mulai nih dari tahun 1945, tapi masih menjadi negara berkembang. Huft. Ya memang sih Indonesia mulainya benar-benar dari nol, sedangkan Jepang kan memang sudah negara merdeka.
Kalau boleh curhat, sebenarnya pas gw baca buku sejarah Indonesia waktu jaman sekolah dulu, gw sedih loh pas Inggris melepas Indonesia sebagai negara jajahannya dan menyerahkan Indonesia kepada Belanda. Padahal gw sudah agak senang karena Inggris menjajahnya ga jahat-jahat amat. Memang sih, mana ada orang yang bilang enak kalau negaranya dijajah. Tapi Inggris tuh mau membuat Indonesia ini berkembang. Setau gw, ada Kebun Raya Bogor juga berkat pak Raffles. Lalu pak Raffles juga menghapuskan kerja rodi dan menggantinya dengan sistem sewa tanah. Jadi maksud si bapak supaya rakyat diberikan kebebasan untuk memilih mau nanam apa, asal tetap bayar uang sewa tanah kepada pemerintah Inggris. Dengan diberikan kebebasan, diharapkan rakyat bisa merasa senang dan tidak terpaksa untuk bekerja. Meski pada akhirnya sistem yang dirancang oleh Pak Raffles ini gagal juga, tapi cukup mempengaruhi budaya Indonesia saat itu yang mulai memahami paham liberalisme.
Ya kalau boleh melihat ke depan, Singapur dan Malaysia, negara tetangga kita, merupakan negara-negara yang dijajah oleh Inggris. Lalu lihat sekarang, negaranya bisa jauh di depan Indonesia kan. Coba lihat transportasi umumnya, wah ciamik. Teman-teman gw yang sudah pernah ke Singapur sangat memuji MRT-nya Singapur. Gw sendiri yang sudah pernah ke Malaysia pun terkagum dengan Monorail mereka. Ya gimana ga kagum. Setelah turun dari monorail, langsung masuk ke dalam mall coba. Hebat banget kan tuh. Kalau di sini, buat ke mall dengan naik transportasi umum cukup effort. Kalau mau murah ya effort-nya lebih gede daripada yang naik taksi. Belum jalanan di sekitar mall yang padat. Ahhh maafkan gw isinya cuma keluhan saja ya. Padahal daripada cuma mengeluh, harusnya gw bisa memberikan sesuatu buat kemajuan bangsa ini. Ya gw cuma bisa berdoa semoga saja Indonesia bisa maju dan ga ketinggalan sama negara-negara tetangga. Indonesia ini punya banyak potensi yang lebih besar daripada negara tetangga. Cuma memang perlu dikelola oleh orang-orang yang punya pemikiran untuk kemajuan bangsa ini, bukan dikelola oleh orang-orang yang cuma mementingkan perut buncitnya saja.
Mau dijajah berabad2 pun kalau pas merdeka tapi orang2nya masih gk mau maju juga percuma kayaknya, pik. Skrg aja kan ada pemimpin bagus malah didemo. Huft..
ReplyDeleteKalau jepang kan memang mayoritas org2nya disiplin, jadi bisa lbh cepat berkembangnya. Hmm..
Tapi emg malaysia tuh monorailnya keren,sih.kmaren g ke malay sampe norak gitu pas naik.. 😂😂
Ya menurut gw sbnrnya ada yang salah dengan budaya Indonesia yang ga suka tertib dan jam karet. China aja sudah mulai ngajarin generasi mudanya supaya ga jorok lagi. Tau sendiri kan kalo di sana tuh joroknya minta ampun. Buang ludah di mall, pipis sembarangan, nah sekarang anak-anak mudanya sudah diajarkan supaya ga gitu lagi. Supaya nanti pas generasi sebelumnya sudah tiada, digantikan oleh generasi yang sudah jaga kebersihan.
DeleteSedang di Indonesia, apa bisa generasi mudanya jadi disiplin?
Liat lalu lintas aja jarang yang mau disiplin.
Lampu kuning masi tancep gas.
Yellow box masi dilindas meski di seberang ga ada space buat mobilnya
Huft
Kapaaan Indonesia niat nyontoh negeri tetangga yang sudah sukses??
Iya kan monorailnya keren. Haha di sini dulu mo dibikin monorail, tapi malah batal dan meninggalkan tiang2nya saja. Weleh
Nah, iya. Klo orang sini mayoritas gak peduli + seenaknya gitu, yang penting diri sendiri enak dan gak ribet, pas lampu masih merah aja udah diklakson2, pas udah ijo makin menggebu2 klaksonnya. ckckck Trus toleransi juga masih minim banget maka pas antri masih banyak yang asal serobot, kan.
DeleteKalo kata temen g, klo di sing itu orang2nya lebih sedikit jd lbh gampang ngaturnya, kalo indo jauh lbh banyak kepala lebih susah diatur pula orang2nya dan ngeyel juga kalau dikasih tau yang bener. ckckck
semoga aja MRT yang kali ini rampung ya, g udah berandai2 jalanan jakarta bisa lowong lho.. X'D
Nah makanya karena yang dilakuin yang negatif terus, yang positif jadi kebawa juga. Gitu aja terus kaya lingkaran setan. =="
DeleteSebenarnya dari generasi mudanya udah harus diajarin budaya disiplin gituu, tertib, toleransi, harusnya nanti pas mereka gede, budayanya kan jadi berubah.
Iya harusnya si MRT sih rampung ya
LRT juga nih, biar ga banyak orang yang bawa mobil ke Jakarta buat pergi kerja doang kan