Hospitalized

Tanggal 5 November 2022 lalu, gw dan Mr. Q memutuskan untuk membawa Baby Z ke RS untuk cek ke dokter anak (dr. Irene Melinda Louis) karena Baby Z batuk-batuk dari sejak 2 November. Puncaknya tanggal 4 November, Baby Z batuk sampai muntah ambyaarr 😭. Selain batuk, Baby Z juga mengalami gejala pilek sampai sepertinya dia kesulitan bernafas. Hiks.

Sabtu itu jadwalnya dr. Irene praktek di RS Grand Family PIK. Gw sudah telpon untuk daftar dan diinfokan untuk datang jam 12 siang saja karena pasien yang sehat alias pasien untuk vaksin sedang ramai hari itu.

Sesuai jadwal, jam 12 gw sampai, tapi karena antrian anak sakit itu dibuat paling belakang, suster pun ga bisa memastikan kapan gw akan dipanggil. FYI, RS Grand Family menerapkan aturan memisahkan gedung untuk anak yang sehat dan yang sakit. Gedung untuk anak yang sakit itu lebih kecil dan disarankan untuk menunggu di mobil supaya ga saling tular. Gw setuju nih dengan prosedur ini karena supaya ga tular-tularan ye kan. Awalnya sakit ringan, tertular sakit dengan gejala berat sedih sih bun. 😭 

Saat menunggu di mobil, suster nanti akan menelpon ketika giliran dipanggil hampir tiba. Berhubung antrian Baby Z masih lama, gw dan Mr. Q pun memutuskan pergi makan siang dulu di tempat makan mi Medan dekat RS. Laper ceu.. and you know what? Gw baru dipanggil jam setengah 2 dan ketemu dokter jam 2 lebih hampir jam 3 sore dong 😢. Saat menunggu antrian di dalam gedung, Baby Z sudah muntah 2 kali, hiks, kasian. Baju gw dan Mr. Q tentu saja tidak selamat karena kena muntahan. Tapi mau gimana lagi, anaknya batuk-batuk sampai muntah, so pasti yang gendonginnya pun kena muntahan.

Setelah diperiksa dokter, dr. Irene memutuskan agar Baby Z dirawat inap. What?! Dirawat??! Gw dan Mr. Q terpelongo. Gw kira cuma kontrol biasa saja karena bapil (batuk-pilek), eh taunya sampai harus dirawat inap. dr. Irene bilang kalau Baby Z ini terkena pneumonia. Paru-parunya harus dicek dan dilakukan terapi uap per 6 jam. Jadi disarankan untuk dirawat supaya bisa terkontrol dengan baik.

Gw sebetulnya bingung kenapa Baby Z bisa terkena pneumonia, menurut dokter sih umumnya karena di sekitarnya ada yang sedang batuk pilek, sedangkan imun bayi masih belum kuat. Jadilah kena pneumonia. Padahal saat itu di rumah tuh ga ada yang lagi batuk pilek. Huft. Lagi apes saja kali ya 😭 Good point is Baby Z sebelumnya sudah vaksin PVC atau pneumococcal conjugate vaccine, yaitu vaksin yang mengandung bagian dari bakteri pneumokokus. Bakteri ini dapat menimbulkan penyakit infeksi yang berat, seperti meningitis, pneumonia, dan sepsis. Gw harap karena Baby Z sudah vaksin PVC, gejala pneumonianya tidak seburuk itu. Amin.

Habis didiagnosa dan diminta rawat inap, gw disuruh ke bagian PCR karena untuk rawat inap, Baby Z harus negatif Covid dan menunggu di ruang observasi anak. Hasil PCR kemungkinan baru keluar jam 8 malam, jadi mau ga mau harus nunggu deh hasil PCR di ruang observasi. Selama menunggu itu, Baby Z dirontgen dan diinfus. Proses rontgen sih masih aman, Baby Z tidak rewel. Namun saat diinfus ... Ya Tuhan kasian banget lihatnya 😭 Tentulah Baby Z jerit dan menangis kencang. Sudah gitu tangannya ternyata bengkak, jadi harus ganti tangan dong. Dua kali deh lewatin drama pasang alat infus. 😭😭😭 Hati ini potek ... πŸ’”

Berhubung dadakan, di sela-sela menunggu kamar, Baby Z kembali muntah sampai baju ganti Baby Z yang gw bawa habis. Jadilah pinjem kain dari RS dan dikasih pinjam baju pasien dewasa. Baby Z jadi diuntel-untel kain deh. Lucu tapi kasian ... Oia, kalau bayi muntah, sebaiknya miringkan badannya supaya muntahannya tidak masuk ke paru. Bahaya juga kalau sampai masuk ke paru-paru ye kan.

Jam 8 lebih akhirnya Baby Z bisa masuk ke kamar pasien dan Baby Z dirawat sampai hari Senin tanggal 7. Selain antibiotik dari infus dan cairan infus biasa, Baby Z juga dikasih obat batuk pilek berupa puyer yang dilarutkan sedikit air. Maklum ya sekarang ini lagi ramai obat sirup yang membuat gagal ginjal akut. Jadi obat batuk pilek Baby Z dikasih dalam bentuk puyer.

Selama masa rawat inap tentu saja Baby Z rewel, maunya digendong terusss. Jujur gw pun tumbang saat merawat Baby Z berdua dengan Mr. Q. Hari Minggu malam gw terserang flu juga. Hidung meler tak henti-hentinya. Bersin pulak. Untuk menghindari diri ini menularkan Baby Z, gw pun memilih untuk tidur di sofa (awalnya gw tidur di kasur berdua dengan Baby Z).

Puji Tuhan hari Senin siang Baby Z sudah boleh pulang ke rumah, tapi dengan catatan harus lanjut terapi uap (menggunakan nebulizer yang dibeli sendiri) pagi dan malam, serta lanjut diberikan obat pilek. Lucunya harusnya tuh diresepkan antibiotik juga karena treatment antibiotik ini tidak cukup hanya tiga hari diberikan selama di RS. Eh tapi dari pihak RS lupa mencantumkan sehingga antibiotiknya ke-skip dong. 😣 Baru sadar kalo ke-skip saat minggu depannya gw lakukan kontrol post pneumonia dan dr. Irene bingung kenapa antibiotiknya tidak diberikan. Jadilah diberikan kembali antibiotik selama lima hari after tanggal 14 November kontrol.

So far saat ini kondisi Baby Z sudah sehat kembali. Berat badannya tentu saja sempat turun tapi naik kembali. Sempat tanggal 10 Desember lalu gw kembali ke dokter karena Baby Z batuk pilek lagi 😢. Untunglah bukan pneumonia dan harus ranap kembali ya Lord. I hope Baby Z isn't hospitalized again in the future. Amin.

Perjuangan MengASIhi

Memasuki momen motherhood, yang pertama kali gw rasakan tentu saja bingung. Gw harus mulai belajar untuk mengASIhi, dalam artian memberikan kasih kepada si bayi dengan memberikan ASI (air susu ibu). Saat masa hamil, gw sempat terbayang-bayang bagaimana sih rasanya memberikan ASI langsung. Apakah gw sanggup? Gimana caranya? Kok bisa ya Tuhan ciptain badan ini sedemikan rupa sehingga yang awalnya ga ada keluar ASI, eh tiba-tiba bisa memproduksi ASI. Luar biasa memang Tuhan itu. πŸ˜‡

Yang awal-awal gw lakukan adalah bertanya pada sohib yang sudah duluan memasuki motherhood. Terbentuklah grup WA dengan member mahmud alias mamah muda. 😜 Dari obrolan bersama para mahmud, gw mengetahui sumber untuk gw mulai belajar mengASIhi adalah lewat akun Instagram bernama @stephanieking. Mulailah gw dikit-dikit baca postingan doi yang memang akunnya merupakan akun tentang menyusui. Gw juga sempat tanya ke temen mahmud lain yang ga tergabung dalam grup WA tersebut dan dikasih taulah akun IG @asiku.banyak. Gw baca juga postingan-nya dari bawah dan wow, informatif sekali. Terutama untuk new mom kaya gw.

Dari sumber-sumber tersebut plus kelas menyusui dari RS, gw baru tau kalau ASI itu ga langsung keluar. Jarang yang habis lahiran langsung keluar ASI banyak. Kalau ASI bisa keluar langsung, puji Tuhan, kalau ga langsung keluar jangan stress juga karena stress itu salah satu faktor yang bikin ASI susah keluar. Menurut suster di kelas mengasihi, ASI itu keluar puncaknya di hari keempat setelah melahirkan. Awal-awal yang keluar adalah kolostrum, cairan yang kental dan berwarna kuning, nanti akan transisi menjadi ASI yang berwarna putih dan bertekstur cair.

Lalu sebagai ibu baru, jangan panik juga kalau bayinya ga minum ASI di hari pertamanya karena bayi baru lahir itu kuat untuk tidak minum maksimal 3 x 24 jam. Tapi ada juga sih ibu yang mau langsung kasih susu formula pada bayinya. Gw sendiri memilih untuk ASI eksklusif. Jadi setelah lahiran, suster tuh langsung nanyain gitu mau ASI eksklusif atau campur susu formula. Gw dengan mantap bilang ASI eksklusif karena gw meyakini bahwa bayi baru lahir kuat lah ga minum ASI 3 hari dan gw optimis ASI gw keluar di saat yang tepat untuk baby Z.

Di hari pertama sih memang gw ga menyusui sama sekali. Cuma pegang-pegang baby Z dari samping gw karena gw masih belum bisa gendong apalagi menyusui. Barulah di hari kedua dan seterusnya kolostrum keluar. Infonya sih kolostrum ini tuh baik sekali untuk bayi baru lahir karena gizi di dalamnya sangat bagus. Puji Tuhan gw bisa memberikan kolostrum itu untuk baby Z. Oia, bahkan dari sebelum lahiran pun bisa loh ngeluarin kolostrum. Bisa cek dari kontennya @stephanieking yang bahas tentang kolostrum. Doi sih sampe beli alat buat simpannya gitu. Gw sendiri sih kaga sampe repot siapin gitu segala dah. Langsung aja nanti disedot sama baby Z. Ehehehe. positive thinking aja gitu akan keluar kolostrum.

ASI gw sebetulnya ga bisa dibilang banyak sih awal-awal, tapi at least keluar sehingga baby Z tidak kelaparan. Selain perjuangan soal ngeluarin ASI, gw juga berjuang alias belajar untuk menemukan cara posisi menyusui yang nyaman. Aseli, karena gw baru pertama kali menyusui, posisi gw tuh kagok banget. Sesi menyusui itu tuh menjadi sesi yang ga nyaman buat gw. Pundak gw pegel, tangan gw pegel. Apalagi perut masih sakit efek operasi. Wah ga enak dah! Setelah dokter kandungan gw visit dan lihat posisi menyusui gw saat itu, barulah gw tau kalau posisi gw selama ini tuh salah. Dokter Hendrik malah yang koreksi posisi gw, bukan suster RS. Salah gw juga sih karena gw ga nanya posisi yang bener. Suster RS cuma infoin pelekatannya aja, padahal posisi badan gw kaku.

Dari sejak dikasih tau oleh dr. Hendrik, makin lama makin nyaman posisi saat gw menyusui baby Z. Uda ga pegal-pegal lagi. By the way posisi ternyaman gw itu adalah posisi cradle hold. Orang bilang sih enaknya tuh posisi side lying gitu. Tapi sempet gw cobain tuh di RS, berhubung baby Z mungil, jadi sulit pelekatannya. Jadi balik lagi lah gw dengan posisi cradle hold. Oia, posisi side lying ini memang baiknya untuk bayi berumur 3 bulan ke atas saat ukurannya sudah lebih besar. Soalnya ada potensi tertindih kalau semisal si ibunya ketiduran.

Bayi itu bisa merasakan loh kalo ibunya stress gengs. Jadi kalo bayi nangis melulu, konon sih bisa jadi karena dia merasakan "stress" ibunya, jadi dia ikutan stress gitu. Kalo ibu ga nyaman saat menyusui, si bayi pun jadi ikutan ga nyaman juga saat menyusui. Karena baca soal ini, gw pun selalu berusaha memposisikan hati dan pikiran gw untuk tetap bahagia. Terima kasih juga untuk Mr. Q yang sangat suportif bantuin gw urus baby Z dan urus gw. Terutama di seminggu pertama saat gw melahirkan. Aseli guys, melahirkan itu sakit 😭 Mau dibilang lahiran ERACS yang katanya ga sakit pun pasti sakit sesudahnya. Tinggal pilih aja mau sakit di awal atau sakit di akhir. Apalagi untuk kasus gw yang alergi terhadap salah satu pain killer. Alhasil gw kesakitan bingit sesudah melahirkan. 😭 Mau bergerak naik turun kasur aja syulit. Tapi harus bergerak karena gw harus memposisikan diri dari tidur ke posisi duduk untuk nyusuin baby Z tiap dua jam sekali. Kalau gw ingat-ingat lagi di sebulan awal gw mengurus baby Z, rasanya pengen peluk dan tepuk pundak diri sendiri sambil bilang, lo kuat dan hebat bisa laluin itu semua. ☺

Sebagai penutup, plis guys jangan mom shaming. Ibu habis melahirkan itu hormonnya jumpalitan dan potensi menjadi stress dan depresi sangat tinggi. Nah jadi kalau ada kritikan ke si ibu sehabis melahirkan itu akan menjadi hal yang sensitif bingit gitu buat si ibu. Untunglah circle gw tidak toxic. Ada sih selentingan kritik terdengar, tapi masih bisa gw terima dengan baik. Gw pun menjalani hari-hari sebagai ibu baru dengan tidak berakhir depresi atau mengalami postpartum depression. Kalau baca kisah ibu yang mengalami ini tuh rasanya keikut sedih deh. Maka dari itu, semua ibu itu hebat. Mau dikata ga bisa nyusuin langsung alias mommy eping (exclusive pumping), bayinya minum susu formula, working mom, fulltime mother, dan lain sebagainya, semua ibu itu hebat, sama-sama melakukan perjuangan mengasihi. Ga ada yang lebih bagus atau lebih jelek karena pasti setiap ibu itu pengen kasih yang terbaik untuk buah hati dan keluarganya. Iya toh?

Resep Oseng Mercon Cumi

Februari awal, saat belum lama lulus jadi Sarjana Covid, di kulkas ada cumi asin, terpikirlah ide untuk mengolahnya. Hmm, dibikin oseng mercon enak nih ya ... Langsunglah gw cari resep Oseng Mercon Cumi. Kira-kira beginilah resep yang gw praktekan supaya nanti gw bisa bikin ulang resep ini (baca: ga susah cari resepnya lagi 😜)

Bahan-Bahan Oseng Mercon Cumi

1 plastik cumi asin (banyaknya sesuai selera saja), cuci bersih
2 siung bawang merah
4 siung bawang putih
3 buah cabai merah, potong
3 lembar daun jeruk
1 ruas lengkuas, geprek
1 batang serai, geprek
1/2 sdt garam
1/2 sdt merica
1 sdt gula pasir
200ml air
5 cabai rawit utuh (bisa dibikin 20 kalau mau benar-benar pedas)
minyak secukupnya

Cara Membersihkan Cumi Asin

  1. Rebus air.
  2. Saat sudah mendidih, matikan api.
  3. Masukkan cumi asin ke dalam air mendidih tadi.
  4. Diamkan selama 30 menit.
  5. Tiriskan cumi asin dan siram pakai air keran untuk membersihkan cuminya. Hal ini juga membantu supaya cumi tidak terlalu asin.

Cara ini berlaku untuk cumi asin ukuran kecil. Kalau yang cukup besar, bisa bersihkan kulit dan isi perutnya.

Cara Membuat Oseng Mercon Cumi

  1. Haluskan bawang merah, bawang putih, dan cabai merah pakai blender.
  2. Tumis menggunakan minyak secukupnya.
  3. Masukkan lengkuas, daun jeruk, dan serai.
  4. Aduk dan masak hingga bau langunya hilang. Gw sendiri bingung bau langu itu apa, jadi gw sih masak sampai warnanya berubah dan agak kering.
  5. Masukkan cumi yang sudah dibersihkan dan cabai rawit.
  6. Aduk hingga merata.
  7. Masukkan garam, merica, dan gula pasir.
  8. Beri air dan masak hingga air menyusut dan bumbu meresap.
  9. Sajikan.

Rasa asin dari cuminya sendiri tidak begitu ketara kalau dibersihkan terlebih dahulu. Ada juga yang bilang supaya cumi tidak begitu asin, direndam dalam air garam. Tapi gw cukup menggunakan cara yang gw tuliskan di atas.

Overall, gw suka dengan rasa yang dihasilkan dari resep ini. Cabai rawit yang dipakai tidak terlalu banyak juga supaya tidak kepedesan. Maklum gw sedang hamil saat bikin ini. Pedes-pedes kan ga baik katanya bagi ibu hamil. Hehe. Kalau kalian gimana nih bikin oseng mercon cuminya? Suka yang pedas bingit kah?

Series Review: Radiation House Season 2 (2021)

Kembali lagi dengan perdoramaan. Kali ini gw mau review Radiation House season 2. Yup, beberapa waktu kemarin gw sempat maraton nonton dorama Jepang. Terlebih lagi karena gw kena Covid-19 di akhir Januari kemarin (so long ago ya). Jadi selama di RS, tontonan gw itu ya beberapa dorama. πŸ˜… Posnya baru tayang sekarang tapi ya ... haha gomenne. πŸ™

Nah kemarin kan gw sudah nonton Radiation House season 1. Eh ternyata ada season 2-nya yang baru tayang di Oktober-Desember 2021 kemarin. Langsung lah cuus gw tonton lagi kelanjutan cerita para "teknisi" radiasi di rumah sakit Amakasu.

Radiation House - ラジエーションハウス

Sutradara

:

Masayuki Suzuki, Hideyuki Aizawa, Yusuke Mito

Penulis

:

Tomohiro Yokomaku (manga), Taishi Mori (manga), Haruka Okita

TV

:

Fuji TV

Jenis Film

:

Drama, Hospital

Total Episode

:

11 episode

Tanggal Rilis

:

4 Oktober 2021


Cast Radiation House Season 2

Masih sama dengan cast pada Radiation House Season 1, tapi ketambahan teknisi baru, yaitu Fukuo Tanaka (Norito Yashima), yang meski statusnya anak baru, tapi umurnya sudah tua.

Sinopsis Radiation House Season 2

Setelah pergi ke luar negeri untuk belajar ilmu radiologi lagi dan membuat janji baru dengan Amakasu (Tsubasa Honda), Igarashi (Masataka Kubota) akhirnya kembali ke Jepang untuk menepati janji barunya tersebut. Kepergian Igarashi selama dua tahun 108 hari yang tanpa sedikitpun mengirimi Amakasu kabar, membuat Amakasu excited setelah mendengar kabar bahwa Igarashi akhirnya kembali ke RS Amakasu.

Dalam jangka waktu tersebut pun tim teknisi radiologi di RS Amakasi berubah. Satu per satu anggota tim keluar dari pekerjaan teknisi radiologi, sehingga yang tersisa hanyalah kepala tim, Toshio Onodera (Kenichi Endo), Hirono Hirose (Alice Hirose), dan si anak baru Fukuo Tanaka.

Akankah janji Amakasu dan Igarashi terpenuhi? Apakah tim teknisi radiologi RS Amakasu akan kembali seperti sebelum kepergian Igarashi?

Review Radiation House - ラジエーションハウス

Aaahh sungguh kangen juga nonton kehidupan para teknisi radiologi di RS Amakasu ini. Pada season II ini masih menggunakan gaya "cerita" yang sama dengan season I, yaitu narasi singkat dari suatu benda yang jadi center pada tiap episodenya.

Awal cerita pas tau kalo ternyata teknisi radiologi RS Amakasu pada keluar tuh ya sedih gitu, masa cuma tinggal bertiga dong di tim. Namun dengan kedatangan Igarashi dari luar negeri, membawa angin segar kembali bagi tim radiologi RS Amakasu.

Setiap episodenya masih mengangkat kasus-kasus seputar dunia radiologi. Di sisi lain, ada juga misteri-misteri seputar tokoh dalam Radiation House. Kali ini seputar rahasia dr. Nagisa Omori, latar belakang Fukuo Tanaka menjadi teknisi radiasi, serta ingatan masa kecil An Amakasu.

Kisah love relationship antara Igarashi dan An tentu masih dibahas di season ini. Gw justru penasaran akankah mereka berdua jadian. Ah geregetan deh sama dua orang ini. Sudah sama-sama suka tapi, ya gitu deh. Malu-malu.

Karakter dari masing-masing tokoh masih mirip dengan season I. Gw masih dibuat geregetan dengan karakter An Amakasu yang planga-plongo gitu kaya bingung dengan isi hatinya. Karakter kesukaan gw masih tetap pada Hirose. Suka dengan acting Alice Hirose dalam memerankan Hirono Hirose.

Secara keseluruhan, gw suka dengan dorama Radiation House II ini. Cerita tiap episodenya ringan dan menyentuh.

Radiation House season II ini boleh lah dikasih bintang 8 dari 10. Masih sama serunya dengan season I-ya hehe ...

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐(8/10)

Resep Cumi Cabe Hijau

Sejujurnya saat membuat cumi cabe hijau ini, ada pengalaman pertama yang baru gw lakukan. Apakah itu? Membersihkan cumi asin. Yup, seumur-umur gw tuh ga pernah tahu cara membersihkan cumi asin. Google to the rescue gw pun akhirnya belajar juga untuk membersihkan cumi asin yang merupakan salah satu bahan (bahan utama bahkan) yang gw gunakan dalam memasak cumi cabe hijau ini. Sebetulnya dari resep cumi cabe hijau yang gw baca disarankan untuk menggunakan cumi baby. Tapi di kulkas adanya cumi asin, yaudah mari gw olah cumi asin tersebut. 

Bahan-Bahan Cumi Cabe Hijau

1 plastik cumi asin (banyaknya sesuai selera saja)
3 batang jagung semi/jagung muda, iris miring
2 siung bawang putih, iris halus
1 batang daun bawang, ambil bagian putihnya, iris miring
50 ml air (sesuaikan dengan cuminya)
1/4 sdt kaldu penyedap
1 sdm saos tiram
minyak secukupnya untuk menumis
cabe hijau secukupnya

Cara Membersihkan Cumi Asin

  1. Rebus air.
  2. Saat sudah mendidih, matikan api.
  3. Masukkan cumi asin ke dalam air mendidih tadi.
  4. Diamkan selama 30 menit. Kalo gw saat itu cuma diamkan 5 menit kira-kira.
  5. Tiriskan cumi asin dan siram pakai air keran untuk membersihkan cuminya. Hal ini juga membantu supaya cumi tidak terlalu asin.
  6. Lalu gw mulai memisahkan kepala dari badannya.
  7. Buang bagian mulut cumi.
  8. Bersihkan tinta cumi.
  9. Bersihkan badan cumi dari kulitnya.
  10. Ambil tulang punggung cumi (seperti plastik bening).
  11. Bersihkan isi perut cumi.

Sensasi bersihin cumi tuh 🀒 geli-geli gimana gitu. Apalagi saat membuang bagian mulut cumi dan membersihkan perut cumi. Iuuuhh.

Cara Membuat Cumi Cabe Hijau

  1. Cuci bersih cumi asin. Boleh dipotong bentuk ring atau utuh kalau kecil-kecil. Keluarkan isi perutnya.
  2. Panaskan wajan, masukan minyak.
  3. Tumis bawang putih dan daun bawang.
  4. Saat sudah harum dan bawang putih menguning, masukkan cabe hijau.
  5. Tambahkan air, masukkan jagung semis. Masak hingga jagung semi empuk.
  6. Masukkan cumi, aduk, dan masak kurang lebih 3 menit. Ga boleh lama-lama karena cumi cepat matang dan kalau kematangan jadi keras teksturnya.
  7. Tambahkan saos tiram dan kaldu penyedap campur rata.
  8. Koreksi rasa dan sajikan.
Untuk rasanya? Gw merasa kurang yahud. DOENK. πŸ˜… Entah mengapa rasanya kurang nendang dan kayanya lebih mantul kalau lebih kering dan bumbunya nempel-nempel di cuminya. Ada yang punya resep cumi cabe hijau yang mantul kah? Spill me please.

Series Review: Twenty Five Twenty One (2022)

Sering lihat cuplikan drama Twenty Five Twenty One di IG story teman-teman bikin gw penasaran dan berkeinginan kuat ingin nonton juga. Pengen tau gitu seperti apa sih drama yang mengangkat perjuangan atlit anggar (fencing). Review dari teman-teman bilang kalau drama ini bagus banget dan bikin nagih penasaran nontonnya. Oke baique, gw pun akhirnya nonton juga deh di bulan Maret kemarin.

Twenty Five Twenty One - μŠ€λ¬Όλ‹€μ„― μŠ€λ¬Όν•˜λ‚˜

Sutradara

:

Jung Ji Hyun

Penulis

:

Kwon Do Eun

TV

:

tvN

Jenis Film

:

Drama, Olahraga, slice of life

Total Episode

:

16 episode

Tanggal Rilis

:

12 Februari 2022


Cast Twenty Five Twenty One - μŠ€λ¬Όλ‹€μ„― μŠ€λ¬Όν•˜λ‚˜

Sinopsis Twenty Five Twenty One - μŠ€λ¬Όλ‹€μ„― μŠ€λ¬Όν•˜λ‚˜

Na Hee Do (Kim Tae Ri) adalah anggota dari club anggar (fencing) di SMA. Karena krisis keuangan yang dialami Korea Selatan, sekolah Na Hee Do memutuskan untuk membubarkan club anggar yang memakan biaya tinggi. Karena cintanya dengan anggar, Na Hee Do pun memutuskan untuk pindah ke sekolah yang sama dengan Ko Yu Rim (Bona), atlit anggar nasional peraih medali emas.

Krisis moneter Korea Selatan juga membuat bisnis ayah Back Yi Jin (Nam Joo Hyuk) bangkrut. Hal ini mengubah hidup Back Yi Jin dari hidup sebagai anak orang kaya menjadi orang miskin. Dia pun bekerja paruh waktu sebagai tukang antar koran dan penjaga toko penyewaan buku. Di kemudian hari, Back Yi Jin pun berhasil menjadi reporter olahraga di stasiun televisi.

Keduanya bertemu saat Back Yi Jin mengantarkan koran ke rumah Na Hee Do. Pertemanan dan kisah romansa antara mereka pun dimulai.

Review Twenty Five Twenty One - μŠ€λ¬Όλ‹€μ„― μŠ€λ¬Όν•˜λ‚˜

*Caution! Spoiler Alert*

Drama ini ringan. Slice of life dari gadis remaja yang sangat cinta anggar hingga berjuang untuk jadi lawan tarung atlit anggar peraih gold medal yang seumuran dengannya. Cita-citanya big ga sih? Kalo bisa ngalahin atlit gold medal berarti dia lebih hebat dong? Ygy.

Meski Na Hee Do sering dibilang oleh pelatih club anggar di sekolahnya untuk berhenti saja karena kemampuannya buruk, ia tetap tak mau menyerah. Bahkan saat club anggar di sekolahnya dibubarkan karena sudah tak ada biaya untuk mengoperasikan club itu, Na Hee Do pun berusaha untuk keluar dari sekolahnya tersebut agar bisa pindah ke sekolah yang sama dengan Ko Yu Rim, sang atlit gold medal. Kegigihan Na Hee Do patut diacungi jempol. Segigih itu dan berusaha untuk melewati rintangan yang menghadang cita-citanya. Kegigihannya ini pulalah yang membuat Back Yi Jin tersentuh dan berusaha juga untuk dirinya. Bukan hanya mengasihani diri karena jatuh miskin, tapi berusaha kembali untuk bangkit mengejar mimpi.

Dalam drama ini gw suka mengikuti perkembangan hubungan antara Na Hee Do dan Ko Yu Rim. Dari yang awalnya benci, hingga jadi karib. Momen hate-love relationship antara Na Hee Do dan Ko Yu Rim tuh lucu. Momen saat mereka saling mengetahui kalo dunia mereka itu sempit, sesempit itu karena ternyata mereka temen curhat di dunia maya, tapi musuh di kehidupan nyata adalah momen yang bikin gw gregetan. Di titik ini pulalah yang membuat mereka akhirnya jadi sahabat karib. Nontonnya tuh nyesss gitu.

Jatuh bangunnya Ko Yu Rim juga merupakan hal yang membuat gw terenyuh. Miskin tapi berjuang mendapatkan medali emas agar uang tersebut bisa digunakan untuk menghidupi keluarganya. Bahkan ia pun rela mengorbankan kewarganegaraannya demi mendapatkan uang yang lebih banyak. Pola pikir anak SMA yang sudah sangat dewasa ga sih? Berusaha untuk menghidupi keluarganya.

Untuk kisah romansa antara Na Hee Do dan Back Yi Jin sejujurnya gw kurang sreg. Chemistry antara keduanya itu lebih ke arah kakak dan adik di mata gw. Jadi gw pun ga mengharapkan mereka bakal jadian juga sih. Cukup sebagai sahabat dekat saja yang saling membangun. Gw malah lebih suka lihat kisah kasih antara Ko Yu Rim dan Moon Ji Woong. 😍

Dari drama ini gw bisa melihat kegigihan, persahabatan, perjuangan, kompetisi, bangkit dari kegagalan, melawan penindasan, pencarian solusi akan masalah. Kisah hidup dari masing-masing karakter tuh bisa dijadikan pelajaran untuk kita para penonton. Ga heran banyak teman-teman gw yang sangat suka dengan drama ini. Memang slice of life yang ngajarin banyak hal gitu ke penonton.

Soundtrack dari drama Twenty Five Twenty One yang gw suka tentu saja Starlight dari TAEIL. Irama yang easy listening dan up beat yang membangkitkan semangat. Selama drama Twenty Five Twenty One ini masih on going, sering banget nih gw denger lagu ini berseliweran di jagat Instagram. Silahkan kalian dengarkan dengan klik tautan di bawah ini.

Kalau untuk irama mellow-nya, gw suka lagu Very, Slowly yang dinyanyikan oleh BIBI.

Soundtrack series Twenty Five Twenty One sebetulnya ada banyak tapi dua lagu itu yang hits menurut gw.

Oia, hal yang paling gw suka adalah saat nonton pertandingan anggarnya. Omeji, seru banget serasa nonton pertandingan anggar betulan. SERU dan MENEGANGKAN!

Secara keseluruhan, tontonlah drama Twenty Five Twenty One ini!!! HAHAHA.

Rating dari IMDb untuk Twenty Five Twenty One adalah 8,7 dari 10. Tuh kan bagus!! Kapan lagi coba IMDb kasih rating untuk drakor sampe angka hampir 9. Gw sendiri akan kasih bintang 8,5 dari 10 untuk drama Twenty Five Twenty One ini. Menurut kalian yang sudah nonton gimana?

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐✨(8,5/10)

Shapewear


Have you ever tried shapewear? Do you even know what is shapewear and the function of shapewear? Let me tell you a little about shapewear, or you can also call it corset which I believe more familiar for us. Shapewear is women's tight-fitting underwear intended to control and shape the figure. A long time ago, back to around 1600 BC in the Mycenaean Greek Times, the people cherish female with an hourglass form. In some cultures, this type of figure even symbolizes virginity and fertility. Therefore women worn shapewear to make their body slim and emphasized more of the chest even though it’s uncomfortable to wear.

Nowadays, shapewears are designed to be more comfortable to be worn. Manufacturers also doing continuous research and they use better materials so they can provide more adjustable, more breathable, and thinner shapewear. Present shapewear can even helps you during the postnatal after normal or caesarean section (c-sect) surgery. I experienced it myself. After the c-sect surgery, I was in pain, and every time I moved around, my belly felt like "falling to the ground" which makes me uncomfortable. Thanks to the shapewear, it supports my belly and even reduce the pain. Additionally, the shapewear also help speeds up my recovery. As a bonus, the shapewear helps me getting my pre-baby body back. πŸ’ƒπŸ»

There are many types of shapewear that can fit to your needs. For example, full body shaper makes your waist like an hourglass, boosts up your chest and helps you look stunning while wearing your slim sexy dress. One of the best that provide this type of shapewear is Scluptshe. Sculptshe mainly focuses on women's shapewear and postsurgical & postpartum compression garments. Their purpose is providing more professional and suitable garments. Checks out these three of their full body shapers here:

  1. Sculptshe High Compression Full Body Shaper with Side Zipper
  2. Sculptshe Low Back Mid Thigh Bodysuit
  3. Sculptshe All Day Every Day Slimming Bodysuit

Ooh I wish I have Sculptshe Low Back Mid Thigh Bodysuit to give me a super model shape when I go to the party using a nice evening dress. πŸ˜† Which full body shaper that you wish for?

Another type of shapewear is waist trainer wrap. This kind of shapewear helps to burn fat and calories. Also helps to correct posture and helps to eliminate lower back pain. Even can protect and prevent injury, especially when you frequently working out and do weight lifting. I remember watched Korean Drama about weight lifter, Weightlifting Fairy Kim Bok-Joo, the female lead character uses shapewear when she do the weight lifting. Yeah, the shapewear helps to protect and prevent the injury.

Scluptshe also provides this kind of shapewear. Let's check their Tummy Wrap Waist Trainer. This kind of shapewear is perfect to helps you easily burn fat and calories whether you’re working out or just sitting all day at home or at the office or going about your normal daily activities.

Scluptshe Tummy Wrap Waist Trainer

So, what do you think about shapewear? Do you consider using it? When I write this post, actually I wear one kind of shapewear that helps me reduce the pain after my c-sect surgery. I have already worn it for more than a month and it's not only helping me with the pain but also helping me to be slim again. 😍

Series Review: Moonshine (2021)

Gw mulai nonton drakor Moonshine ini sejak gw dirawat di RS (akhir Januari lalu). Tentu saja nonton Moonshine karena Hyeri main sebagai aktris wanita utama. Entah mengapa gw menjadi fans Hyeri sejak nonton dia dalam drama Reply 1988. Mukanya yang cantik dan kelakuannya yang gemesin membuat gw terpesona dengannya.

Moonshine - κ½ƒ ν”Όλ©΄ 달 μƒκ°ν•˜κ³ 

Sutradara

:

Hwang In-Hyuk

Penulis

:

Kim Joo-Hee

TV

:

KBS2

Jenis Film

:

Drama, historical

Total Episode

:

16 episode

Tanggal Rilis

:

20 Desember 2021


Cast Moonshine - 꽃 ν”Όλ©΄ 달 μƒκ°ν•˜κ³ 

Sinopsis Moonshine - 꽃 ν”Όλ©΄ 달 μƒκ°ν•˜κ³ 

Drama ini berlatar belakang akhir pemerintahan Joseon, saat larangan alkohol yang ketat diberlakukan.

Nam Young (Yoo Seung Ho) adalah orang memiliki penampilan fisik yang atraktif dan memegang prinsip yang teguh. Ia datang ke Hanyang (nama lama dari Seoul) dari kampung halamannya untuk mencari kesuksesan. Di Hanyang Nam Young mengikuti seleksi masuk pegawai negeri sipil dan berhasil lulus sebagai lulusan terbaik. Dia pun bekerja sebagai petugas Saheonbu. Salah satu misi dari Saheonbu adalah untuk melacak dan menangkap orang-orang yang melanggar peraturan larangan alkohol.

Kang Ro Seo (Hyeri) adalah anak dari keluarga bangsawan miskin. Dia tinggal berdua bersama kakak laki-lakinya dan menjadi tulang punggung keluarga. Dia tak peduli mengerjakan pekerjaan kasar untuk mendapatkan uang. Suatu waktu kakaknya tersangkut pinjaman besar dan apabila tidak bisa membayar, harus mengganti dengan tangannya. Demi membantu membayar utang tersebut, Ro Seo pun mulai membuat minuman beralkohol selama masa larangan alkohol.

Review Moonshine - κ½ƒ ν”Όλ©΄ 달 μƒκ°ν•˜κ³ 

Drama Moonshine menurut gw memiliki konflik yang tidak terlalu seru-seru amat sebetulnya. Tiap episode mulai timbul konflik-konflik baru dan lama-lama menguak konflik besarnya. Jadi semacam kepingan puzzle yang makin lama akan makin terlihat big picture masalah utama. Buat gw sih masalah yang ada ga begitu membuat gw penasaran banget sampe ingin pencet next gitu. Tapi cukup seru lah untuk killing time. Apalagi gw nonton ini saat gw sedang isolasi karena Covid kan. Jadi daripada ga ngapa-ngapain, yauda deh nonton drama Moonshine ini.

Dalam drama ini gw kena second lead syndrome lagi guys! Asli gw lebih kepengen Kang Ro Seo jadian sama Crown Prince (Byeon Woo Seok) daripada sama Nam Young. πŸ€£πŸ˜‚πŸ˜‚ Habis chemistry antara Ro Seo dan Crown Prince lebih dapet gitu daripada sama Nam Young. Gimana menurut pemirsa sekalian?? Tapi sayangnya Ro Seo naksirnya sama Nam Young. Huhuhu.

Gw paling seneng pas nonton episode 6. Di sini ada adegan Nam Young cemburu karena Ro Seo jalan-jalan bareng Crown Prince. Gw seneng banget lihat Ro Seo jalan bareng Crown Prince guys. 😍Apalagi pas ending dari episodenya. Ro Seo lagi pake baju bagus dan duduk bareng Crown Prince di rumah Ro Seo. Aduh gemessss... πŸ₯° Bikin penasaran pengen nonton lanjutannya. Huahahaha.

Secara acting sih cukup oke buat gw. seperti yang gw bilang sebelumnya, chemistry antara Seung Ho dan Hyeri di sini kurang dapet buat gw. Lebih seperti kakak-adik, bukan sebagai pasangan. Tapi sepertinya soal ini agak bias karena gw ngeship Kang Ro Seo dengan Lee Pyo. πŸ˜›

Untuk soundtrack dari drama Moonshine ini ada dua yang berkesan buat gw karena melodinya menurut gw enak didengar. Judulnya Who You Are yang dinyanyikan oleh Ha Sung Woon dan Fly High yang dinyanyikan oleh LUCY. Kalau Who You Are lebih ke mellow gitu sedangkan sesuai judulnya, Fly High, lebih up beat. Kalian bisa dengerin dengan klik tautan di bawah. Gimana menurut kalian? Suka juga ga?

Secara keseluruhan, dramanya ringan dan cukup oke untuk orang-orang yang penasaran dengan keadaan Seoul saat jaman akhir pemerintahan Joseon. Gw pun baru tau kalo Seoul itu dahulu bernama Hanyang dari drama ini. Plus pakaian-pakaian kerajaan dan petugas sipilnya bagus-bagus. Oia, dalam drama ini juga ada mengambil setting waktu perayaan menerbangkan lampion. Sungguh cantik melihatnya.

Rating dari IMDb untuk drama Moonshine ini adalah 7,4/10. Lumayan juga yak. Tapi dari gw sih gw kasih bintang 7 dari 10. Mungkin karena ekspektasi gw akan drama ini agak tinggi kali ya. Gw mengharapkan komedi yang banyak, tapi dalam drama ini hanya disuguhkan komedi ringan saja. Plus romansa antara pemeran utamanya kurang terbangun, serta masalah yang disajikan yang sebetulnya agak bisa terprediksi. Jadi so so buat gw.

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐(7/10)

Pregnancy - Our First Meet

Saat masih dalam kandungan, tentu saja ada rasa penasaran dan keinginan untuk segera bertemu dengan si buah hati. Untunglah sekarang sudah ada teknologi USG 4D, jadi kita bisa melihat gambaran rupa si bayi meski masih di dalam perut. Semasa hamil, gw melakukan 2x pengambilan USG 4D ini. Pertama kali USG 4D, baby Z menampilkan pose muka datar dengan alisnya yang mengkerut. USG 4D yang kedua, baby Z menampilkan pose duck face dengan pipi chubby-nya. Sungguh menggemaskan dan rasanya ingin segera berjumpa dengannya.

Saat kontrol kehamilan terakhir kalinya tanggal 13 Juli 2022, gw dan Mr. Q sudah book tanggal lahiran di RS. Yah apa daya, Tuhan punya rencana sendiri. Manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang menentukan. Tanggal 16 Juli 2022 kemarin merupakan our first meet with baby Z. Yup, insiden pecah ketuban membuat gw harus lahiran di hari itu, melenceng dari rencana yang sudah ditetapkan. But it's ok, semua hari baik kok. ^^

Kala itu gw harus menunggu hasil PCR negatif terlebih dahulu supaya operasi bisa dilakukan di gedung utama. Kalau hasil PCR belum keluar, operasinya hanya bisa dilakukan di ruang operasi darurat which is kurang nyaman lah. Jadi dr. Hendrik Sutopo (dokter kandungan gw) menyarankan untuk tunggu saja hasilnya, toh memang kondisi gw masih memungkinkan untuk menunggu hingga jam 1 siang.

Selama menunggu itu gw diberikan obat infus untuk meredakan kontraksi. Mau tau gimana rasanya kontraksi? Perut tiba-tiba mengeras diiringi dengan rasa sakit. Rasa sakitnya seperti rasa sakit menstruasi hari pertama gitu deh. Mulas-mulas gimana gitu. Tiap gw merasakan kontraksi, gw diminta untuk memanggil suster. Nah saat dipanggil, suster mengatur aliran infus obat. Jadi kadang dinaikan dan kadang diturunkan gitu alirannya. Pengaruh obatnya cukup cepat, kontraksi lambat laun berkurang. Namun sesekali gw merasakan air ketuban masih suka keluar. Sungguh tak nyaman rasanya.

Puji Tuhan hasil PCR-nya keluar lebih cepat, sehingga jam operasi pun maju setengah jam. Sebelumnya, gw dibawa ke ruang persiapan operasi menggunakan kursi roda. Mungkin sekitar jam 11an gw mulai diboyong ke ruang persiapan operasi. Di sana, baju gw diganti menjadi baju operasi dan bagian belakang gw diberikan salep gitu. Kata suster sih itu salep supaya gw merasa baal ketika gw disuntik bius lokal. Infus gw pun diganti menjadi cairan lain yang entah itu buat apa. Saat gw diinfus, rasa sakit ditusuknya lebih mantep daripada rasa sakit ditusuk oleh jarum infus yang pernah gw rasakan. Suster memang sudah memperingatkan bahwa akan terasa sakit karena jarum infusnya besar. Sampai tulisan ini dipos, bekas tusukan jarum infusnya masih ada loh di tangan gw. Hmm.

Setelah persiapan selesai, gw hanya terbaring saja di kasur menunggu jam operasi dimulai. Di sebelah kiri gw, sudah ada satu ibu yang juga akan dioperasi hari itu. Ibu itu terlebih dahulu masuk ke ruang operasi. Ga seberapa lama, giliran gw deh yang akan masuk untuk dibelek operasi. Perasaan gw mulai menegang. Gw bertanya pada suster yang ngurusin gw di sana soal seberapa sakit sih suntikan obat bius itu. Konon kata orang-orang kan sakit banget. Plus penasaran juga bagaimana rasanya nanti dibelek. Suster mengatakan bahwa lebih sakit saat dipasang infus tadi daripada disuntik bius lokal. Selain itu lahiran c-sect itu tidak berasa sakit sama sekali. Hanya seperti dipegang-pegang. Oke baik, gw mulai membayangkan apa yang suster tadi ucapkan. Sepertinya suster ini sudah pengalaman operasi c-sect karena dari ucapannya seperti sharing pengalaman dia saat operasi dulu. Semoga operasi gw nanti berjalan lancar. Amin.

Di dalam ruang operasi gw melihat lampu operasi, beberapa suster, dan alat-alat operasi lainnya. Penampakan yang suka gw lihat dari series The Good Doctor gitu. Gw diangkat oleh tiga suster (kalo ga salah ingat) dari kasur ruang persiapan operasi ke kasur ruang operasi. Karena kasurnya lebih kecil, gw diminta untuk tidak banyak bergerak. Lalu ada tumpuan untuk meletakan tangan gw yang direntangkan. Tangan kanan gw dipasang alat ukur tekanan darah sedangkan tangan kiri gw terpasang infusan. Sebelum dipasang alat ukur tekanan darah, gw diminta untuk duduk oleh dokter anestesi dan disuntikan obat bius lokal di punggung bawah gw, tempat si salep sebelumnya diolehkan. Oke betul kata si suster tadi, rasa sakitnya lebih sakitan saat jarum infus ditancapkan. Yang ini mah ga gitu berasa sakit, kaya digigit semut aja. Malah lebih sakitan suntik vaksin Covid deh.

Seusai dibius, dr. Dedy (dokter anestesi) bertanya apakah gw merasakan kaki gw kesemutan. Gw jawab iya. Lebih kaya aliran listrik (?) yang menjalar setiap kali kaki gw dipegang. Lalu dr. Dedy seperti menyuntikkan jarum di perut kiri gw. Gw sebetulnya ga bisa melihat apa yang sedang dr. Dedy lakukan karena sudah terbentang tirai dari baju operasi gw menutupi area dari dada gw ke bawah. Gw bilang saja kalau terasa sakit. Kemudian dr. Dedy bingung dan sepertinya menyuntikkan kembali jarum di perut kanan gw. Gw refleks bilang, "aw"-saat dr. Dedy melakukan tindakannya. Kemudian dr. Dedy bilang ke gw kalo gw harus bisa bedain mana rasa sakit dan bukan. Sepertinya dr. Dedy bingung kenapa gw masih merasa sakit. Akhirnya dr. Dedy melakukan tes dengan mengusapkan kapas yang sudah diberi alkohol pada bahu gw dan bertanya,"Di sini kamu rasakan dingin ga?" "Iya dok." "Kalau di sini (area perut gw) rasanya dingin ga?" "Engga dok. Cuma kaya diusap aja." "Nah itu artinya biusnya bekerja. Sekarang kamu coba angkat kaki kamu. Bisa ga?" Otak gw pun mulai mengirimkan sinyal-sinyal perintah kepada kaki gw untuk diangkat. "Ga bisa diangkat dok." Wow jadi gini ya rasanya dibius setengah badan. 😯 "Ga bisa kan? Yaudah berarti obat biusnya bekerja."

Tak berapa lama, giliran dr, Hendrik beserta dr. Mediana (selaku dokter asisten dalam operasi ini) datang dan bersiap untuk membedah gw. "Halo Frisca. Kita mau mulai ya operasinya. Kamu mau diputarin lagu apa?" "Hmm, apa aja dok." "Yauda saya puterin lagu instrumental aja ya biar kamu rileks." "Ok dok."

Terus mulai deh intro kaya di film-film bergenre kedokteran yang menandakan dimulainya operasi. Gw dalam keadaan sadar saat itu karena tidak dibius total. Perasaan tegang mulai menjalar. Rasanya badan gw mulai gemetaran. Gw cuma bisa pasrah dan dalam hati berdoa kepada Tuhan meminta kekuatan untuk melewati operasi ini. Ga lama, gw merasa perut gw mulai diobok-obok. Tapi tentu saja gw ga melihat pembedahannya karena ditutupi oleh tirai dari baju operasi gw itu.

Begini toh rasanya dioperasi setengah sadar, batin gw. Lama-kelamaan, gw merasa kesulitan bernafas, bak berada di ruang hampa udara. Meski sebetulnya gw juga ga tau sih rasanya ada di ruang hampa udara bagaimana. Tapi kondisi gw saat itu terbayang seperti berada dalam ruang hampa udara. Berusaha menghirup udara, tapi rasanya tak ada oksigen yang kunjung masuk ke paru-paru gw. πŸ˜–

"Sus, engap," ucap gw dengan lemah.

Selang oksigen pun ga lama dipasangkan di hidung gw.

"Hirup ya oksigennya," ucap salah satu suster.

Gw berusaha menghirup oksigen yang dipasang. Rasanya sama saja. Tak ada bedanya saat sebelum dipasang selang oksigen maupun sesudah dipasangkan.

"Tetap engap sus."

"Maaf ya saya dongakkan kepala ibu supaya nafasnya mudah."

Suster pun mendongakkan kepala gw. But nothing change. Dalam hati gw berkata hanya ingin melewati ini sekali saja. Ga mau lagi deh rasanya dioperasi kaya begini. Tak lupa gw juga berdoa juga kepada Yang Maha Kuasa supaya gw bisa melewati ini. Mata gw terpejam. Kesadaran gw sepertinya mulai hilang karena gw mulai tertidur.

"Bu ... buuu ...," panggil suster yang memasang selang oksigen tadi sembari mengguncang pundak kanan gw.

Gw ingin menjawab "iya" kepada suster itu tapi rasanya malas untuk mengeluarkan suara karena kesulitan bernafas ini. Jadi gw jawab dengan membuka mata gw yang sedari tadi terpejam.

Tak lama ...

"Happy birthday yaaa. Selamat ya bayinya sudah lahir dengan selamat. Sehat dan normal," ucap dr. Hendrik sembari menunjukkan bayi yang masih merah dan basah. Berlumur air ketuban dan darah.

Perasaan gw saat itu to be honest agak takjub karena beneran tidak berasa sama sekali sayatan pisau bedah. Tau-tau baby Z sudah lahir saja. Selain itu perasaan bahagia belum gw rasakan saat itu karena gw sedang berjuang untuk bernafas dan ingin operasi ini segera selesai.

Setelah baby Z dibungkus kain, muka baby Z ditempelkan dengan muka gw. Tak lupa suster mengabadikan momen tersebut. Tentu saja gw masih agak setengah sadar saat itu. Tak ada senyum yang gw kembangkan saat difoto. Meski sebetulnya mulut gw ditutup masker juga sih jadi ga akan kelihatan juga kalau gw tersenyum atau tidak. Namun bisa terlihat dari mata gw yang tak memancarkan mata senyum. Tau kan kalau tersenyum mata kita terlihat 'tersenyum' juga? Nah di foto, mata gw menunjukkan mata yang 'jutek'. 🀣

Sesi foto selesai, baby Z dibawa keluar dari ruang operasi untuk dibersihkan. Dr. Hendrik dan tim juga kembali melakukan closing operasi, yaitu dengan menjahit perut gw. Again, gw merasakan perut gw seperti diobok-obok. Tapi tusukan jarum jahit tak gw rasakan. Gw fokus memperhatikan pembicaraan dr. Hendrik dan dr. Mediana untuk mengalihkan perhatian gw dari rasa diobok-obok itu. Mereka sedang berbincang tentang pertemuan yang mereka lakukan di minggu lalu sepertinya. Gw juga mendengar arahan dr. Hendrik kepada dr. Mediana. Sepertinya sedang diajarkan untuk menjahit yang rapi? Entahlah. Gw tidak begitu jelas juga nguping pembicaraan kakak-beradik ini. Yes, dr. Hendrik dan dr. Mediana ini bersaudara.

Kemudian dari kejauhan gw mendengar tangisan pertama baby Z yang sepertinya sedang dibersihkan oleh suster. "Eaaa ... Eaaa ... E ... aaa ..." Suara tangisannya tidak begitu cempreng dan menggebu-gebu. Namun suara tangisan itu rasanya memberikan kebahagiaan di hati gw saat itu. Syukur kepada Tuhan baby Z bisa lahir dengan selamat.

Setelah operasi gw selesai, gw dibawa ke ruang observasi. Gw hanya terbaring lemah dan badan gw menggigil. Gw pun bilang ke suster di sana bahwa badan gw rasanya gemetaran. Tapi sepertinya ini adalah reaksi yang wajar. Salah satu efek samping dari obat bius. Jadi suster pun tidak melakukan tindakan apapun. Gw hanya bisa menahan rasa menggigil itu dan tak lama tertidur. Dua jam gw di ruang observasi sebelum akhirnya dibawa ke kamar inap gw, kamar nomor 202.

Di kamar sudah ada Mr. Q yang menunggu, namun baby Z masih belum dibawa ke kamar. Infonya akan diantar nanti. Dua suster membantu gw berpindah kasur dan memakaikan korset after melahirkan. Tentu saja korset bawaan sendiri karena memang menjadi salah satu hal yang harus dibawa saat melahirkan. Gw sudah boleh makan dan minum saat itu. Beda dengan operasi c-sect terdahulu yang masih mengharuskan puasa setelah operasi, metode ERACS memperbolehkan pasien untuk makan dan minum setelah operasi. Mr. Q membantu gw makan dan minum dengan menyuapi bubur dan memberi minum air putih saat itu.

Tak lama dari itu suster dari ruang bayi mengantarkan baby Z ke kamar.

"Halo baby Z!" ucap gw yang masih terbaring lemah di kasur. Gw masih belum bisa menggendongnya, jadi cuma bisa mengusap-usapnya dari samping. Sungguh mungil makhluk yang ada di samping gw ini dan wajahnya masih terlihat tua karena keriput-keriput kulitnya. Terlihat juga ruam-ruam merah di leher dan tangannya. Baby Z lahir dengan berat 2,71 kg dan panjang 49 cm. Seulas senyum merekah di wajah gw melihat kehadiran makhluk kecil ini. Yaampun gw sudah jadi seorang ibu... 🀱🏻

Pregnancy - Saatnya Ke RS

Kamis, 14 Juli 2022.

Sekitar jam 11 malam saat lagi asik nonton series bareng Mr. Q, gw merasa perut gw mengeras. Gw pun memberi isyarat pada Mr. Q dan mulai untuk menghitung jumlah kontraksi menggunakan aplikasi. Dari aplikasi itu, sudah memberitahukan agar kami pergi ke RS. Namun kami masih merasa ganjil.

Gimana nih Q? Ke RS masa kita?

Mr. Q pun menenangkan dan bilang untuk cek keesokan harinya. Malam itu pun berlalu dan kami menganggap hal itu hanyalah sebuah kesalahan saja. Toh di hari esoknya, kondisi gw baik-baik saja. Bahkan gw masih bisa bepergian ke Serpong. Meski memang selama di jalan pun kadang gw merasa perut gw mengeras. 

Sabtu, 16 Juli 2022.

Subuh sekitar jam 3 pagi, gw terbangun dan dengan kesulitan gw turun dari ranjang. Kaki melangkah pelan-pelan, kedua tangan berkacak pinggang menopang bobot dalam perut yang kini sudah sebesar buah semangka. Susah payah gw menuju ke kamar mandi hanya untuk sekedar buang air kecil. Perasaan cemas sesekali datang tiap kali dirasa perut mulai mengencang.

Ah, paling kontraksi palsu lagi.

Selesai buang air kecil, gw kembali berjalan dengan perlahan menuju kasur. Naik ke atas kasur merupakan tantangan tersendiri buat gw. Apalagi untuk posisi tidur, karena harus memposisikan diri miring ke kiri. Sesekali miring ke kanan juga. Kali ini gw pilih posisi miring ke kanan. Ga seberapa lama, diri ini sudah masuk ke alam mimpi kembali.

Subuh sekitar jam setengah 6 pagi, kembali gw terbangun dan mengulangi adegan yang sama hanya untuk sekedar buang air kecil. Kali ini di toilet gw merasakan hal yang berbeda. Seperti ada perasaan bayi dalam perut gw mulai ingin keluar. Gw cek kondisi perut. Betul kencang dan ga lama hilang rasa kencangnya. Again gw masih berpikir itu adalah kontraksi palsu.

Gw pun berjalan perlahan kembali ke tempat tidur. Sekarang gw pilih untuk tidur dengan posisi miring ke kiri. Saat mata terpejam, gw merasakan ada aliran air yang keluar dari bagian bawah tubuh gw. Alirannya seperti aliran darah yang keluar saat menstruasi hari pertama. Gw pun terbangun dan segera gw bangunkan Mr. Q yang masih terlelap di sebelah gw.

Q, kayanya air ketuban gw pecah. Ayo ke RS!

Perlahan gw turun dari kasur dan kembali berjalan ke toilet. Aliran airnya kini keluar tiap gw melangkahkan kaki. Membahasi lantai yang gw lewati. Di toilet gw duduk di closet, celana gw sudah basah kuyub layaknya orang yang pipis di celana. Ga lama badan gw jadi gemeteran. Serangan panik. Mr. Q memeluk gw, berusaha menenangkan gw. Lalu ketika gw sudah tenang, dia pun mulai mempersiapkan barang-barang yang harus dibawa ke RS seraya bertanya apa saja barang yang belum masuk ke dalam koper.

Jauh-jauh hari gw memang sudah menyiapkan semua barang yang mau dibawa ke RS sebelum hari H gw melahirkan istilahnya mah sudah siapin hospital bag. Sebetulnya gw berencana untuk lahiran c-sect di hari ulang tahun gw. Apalagi menurut dr. Hendrik (dokter kandungan gw) hari kelahiran bisa dilakukan bertepatan dengan hari ulang tahun gw. Namun memang saat kontrol kehamilan terakhir kalinya, dr. Hendrik sempat menanyakan apakah gw mau memajukan tanggal kelahiran. Tapi beliau masih optimis juga kalau lahiran bisa dilakukan saat gw ulang tahun. Yah apa daya, Tuhan berkehendak lain, sehingga hari kelahiran harus maju dari yang semestinya secara mendadak.

Berhubung kamar gw di lantai atas, gw menuruni tangga dengan perlahan-lahan. Puji Tuhan sampai di bawah dengan selamat. Tentu saja beberapa kali air ketuban mengalir sehingga lantai yang gw pijak pun basah. Saat gw duduk di ruang tengah (tentu saja duduk di kursi plastik mang bakso gitu supaya gampang dibersihkannya karena kalo di sofa akan basah kuyub kena air ketuban) sambil menunggu mobil siap, mama mertua mendampingi gw untuk menenangkan gw. Beliau pun menganjurkan untuk menghubungi dokter kandungan gw supaya dokter pun sudah siap di RS. Untunglah dokter kandungan gw ini mudah dihubungi via WA. Gw telpon nomornya dan mengabarkan kalau gw pecah air ketuban dan saat ini akan menuju ke RS. Terdengar suara baru bangun tidur dari ujung telepon. Yaampun gw mengganggu waktu istirahatnya. Meski begitu pak dokter dengan lembut mengarahkan untuk segera ke IGD saja dan dia pun akan segera ke RS juga.

Perjalanan ke RS tentu saja menjadi suatu tantangan tersendiri. Meski papa mertua membawa mobil dengan pelan saat jalanan rusak, namun gw ga bisa duduk nyaman selama di perjalanan. Maklum kondisinya air ketuban yang sesekali keluar membuat gw tak nyaman. Apalagi kalau kondisi jalanan tak mulus. Goncangannya bikin makin ga nyaman. Ditambah bonus kontraksi yang hilang timbul membuat tambah makyusss. Gw ga bisa duduk bersandar sama sekali. Kedua tangan gw menopang tubuh gw. Sungguh posisi yang sangat awkward. Puji Tuhan jalanan di pagi hari itu lancar, ga macet sama sekali. Gw pun sampai di RS dengan selamat. Petugas keamanan di depan IGD dengan sigap menyiapkan kursi roda supaya gw bisa dibawa ke dalam IGD. Suster jaga langsung menanyakan kondisi gw dan sudah berapa minggu usia kehamilan gw.

Gw terbaring di kasur IGD dan ga berapa lama darah gw diambil, kemudian tes PCR pun gw lakukan sebagai salah satu prosedur untuk bersalin di gedung utama. Setelah itu denyut jantung bayi dicek, serta dihitung juga kontraksi yang terjadi. Wah sudah dua menit sekali sepertinya. Gw ditanyakan apakah mau lahiran normal atau c-sect. Gw bimbang. Mama mertua berpesan kalau bisa lahiran normal, sebaiknya lahiran normal. Tapi dalam hati gw masih ragu bisa lahiran normal.

Sekitar jam 8 pagi, dr. Hendrik sampai di RS. Beliau menjelaskan serta menenangkan gw. Opsi lahiran normal masih bisa dilakukan. Namun karena air ketuban sudah pecah, ada kemungkinan bayi sulit keluar karena tidak licin. Alias si bayi ada kemungkinan nyangkut. Gw juga dicek sudah bukaan berapa oleh dua suster. Saat pengecekan bukaan tersebut, gw kesakitan luar biasa. Ternyata baru bukaan dua. Karena saat pengecekan bukaan itu gw merasakan sakit yang hebat, gw ga kebanyang nanti saat sudah bukaan delapan ke atas. Alhasil, gw pun memilih untuk c-sect saja.

Karena akan dilakukan c-sect, jadi untuk operasi tetap harus menunggu hasil PCR yang diprediksi sekitar jam 1 siang. Gw diberikan obat agar kontraksi tidak berlanjut melalui infus dan diminta untuk sarapan terlebih dahulu (gw makan roti jam 8 gitu) serta diberi air gula tiga jam sebelum operasi (sekitar jam 9). Lalu gw diminta untuk tidak makan dan minum sama sekali setelahnya. Menunggu sampai jam operasi, yaitu sekitar jam 1 siang.

~bersambung~

Pregnancy - Trimester III

Halo, apa kabarnya? Semoga pembaca sekalian sehat-sehat selalu ya. Gw sudah di akhir masa kehamilan nih. Tinggal menghitung hari, detik demi detik...

Pada pos ini, gw mau ceritain pengalaman gw selama kehamilan trimester III. Yuk mari disimak. 🀩

Your Body...

Berbeda dengan trimester I dan trimester II, di trimester III back pain gw hilang!!! Tapi sakitnya malah berpindah ke persendian jari tangan dan kaki. Jadi kalau gw buka tutup jari tangan, berasa kaya rematik gitu. Sakit-sakit di seluruh persendian. Terutama di pagi hari ketika bangun pagi. Jari tangan gw pasti kaku, ga bisa dikepal, khususnya tangan kanan. Yang kiri masih lebih mendingan lah ketimbang yang kanan. Entah mengapa. Gw tanyakan pada dokter kandungan gw dan beliau jawab itu wajar bawaan hamil. Huft. Hamil itu berat ya πŸ˜…

Sakitnya jari-jari tangan dan kaki gw ini tuh baru muncul di akhir-akhir trimester III. Kalau di bulan awal trimester III sih masih baik-baik saja. Oh paling saat pertengahan trimester III, tiba-tiba jari tangan dan kaki gw bengkak. Kejadiannya pagi-pagi pas bangun tidur, gw menyadari jari tangan gw menggendut. Terus cincin kawin gw yang biasanya kendur langsung jadi sesak dan sulit dilepaskan. Sejak kejadian itu, gw lepas cincin kawin gw karena takut ga bisa dikeluarin. 🀣 Terus gw pun langsung bertanya pada om google takut kenapa-kenapa. Gw juga tanyain ke instruktur yoga hamil gw tentang keluhan yang gw alami. Info yang gw dapat adalah selama tensi darah normal dan bengkak tidak severe, masih baik-baik saja karena itu wajar bawaan hamil. Namun kalau tensi tinggi, terus pas dipencet bagian yang bengkak ga balik lagi, serta bengkak banget, sebaiknya segera hubungi dokter atau ke RS karena itu bisa jadi tanda-tanda preeklamsia. Preeklamsia peningkatan tekanan darah dan kelebihan protein dalam urine yang terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu (Alodokter, 2022). Bila tidak segera ditangani, preeklamsia bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya bagi ibu dan janin.

Terus menurut buku yang gw baca, persendian selama kehamilan itu akan merenggang membuat ukuran tubuh jadi membesar dan memanjang. Misal tangan jadi besar, pipi jadi tembem, paha melebar, kaki memanjang. Nah semua pembesaran itu akan kembali normal seusai melahirkan, kecuali ukuran kaki. Yah semoga saja ukuran kaki gw ga jadi panjang-panjang amat. Sampai tulisan ini dipos sih jujur saja sendal sehari-hari gw sudah agak sulit dipakai karena kaki gw bengkak. Sepatu gw juga jadi sesak gitu. Huft. Tapi mau beli baru, sudah nanggung bentar lagi lahiran. Semoga balik lagi deh ini kaki gw. Sedih aja gitu liat bengkaknya kaki gw ini. Jadi tidak indah. #eh

Perubahan tubuh lainnya di trimester III yang gw alami adalah pusar gw yang jadi maju. Saat pakai baju polosan, bisa keliatan deh posisi pusar gw karena nonjol gitu. πŸ˜… Warnanya agak hitam kecoklatan gitu. Geli liatnya πŸ™„ Tapi ya mau gimana lagi kan. Ga bisa diapa-apain. Terus tentu saja muncul stretch mark hitam di area kiri dan kanan perut gw meski gw sudah rutin pakai Bio Oil. Samar-samar sih kelihatannya kalau dari jauh. Ga heboh sekujur perut kaya di foto-foto Google. Gw sempat takut bentukan stretch mark gw kaya gitu. Syukurlah ga sampai sebegitunya dan semoga nanti setelah melahirkan bisa hilang. Amin. πŸ™

Oia di akhir trimester III ini, bentuk perut gw tentu semakin besar dan sudah mulai turun menandakan kepala baby sudah di bawah. Kalau sudah posisi di bawah begini, si baby sudah ga bisa begitu banyak putar posisi. Paling dia merenggang gitu bikin bentuk perut gw terkadang kotak πŸ˜… Seriusan deh, lucu kalau dilihat. Bisa miring-miring gitu dan ga bulat sempurna. Malah membentuk sudut gitu. Entah itu bagian apa dari si baby yang bikin bentuk perut gw kaya kardus kalo dilihat dari atas 🀣

Nah efek dari perut yang semakin gede, tentu saja gw semakin kesulitan untuk berdiri dan duduk di lantai. Wah kalau bisa sih gw hindari deh. Jongkok juga gw hindari di masa trimester III akhir. Habis berat buat berdirinya lagi. Untuk duduk dan berdiri di lantai sendiri ada teknik khusus supaya tidak sakit. Jadi kalau dari posisi duduk, salah satu kaki dilipat ke samping. Misal kaki kanan ya dilipat ke samping kanan. Habis itu posisikan badan table top alias posisi merangkak. Pelan-pelan tangan dibawa mendekat ke pergelangan kaki lalu hup berdiri deh. Nah kalau dari posisi berdiri, tinggal di-rewind. Jangan langsung jongkok gitu, bahaya.

Several Tests

Di masa trimester III ini gw menjalani tes darah dan urin lengkap. Bahkan harus puasa dulu untuk mengecek kondisi gula darah puasa. Gw lakuin tes ini di tanggal 21 Mei 2022 pagi karena gw harus puasa 8-12 jam namun masih boleh minum air putih. Prosedur tesnya itu pertama diminta untuk ambil urin, lalu giliran darah gw yang diambil. Lalu gw diberikan satu gelas air gula yang harus gw habiskan. Aseli minum air gula segelas tuh ga enak. Giung. πŸ˜– Setelah itu gw nunggu satu jam, lalu dilakukan hal yang sama kembali. Ambil urin dan darah. Nunggu lagi sejam, ambil urin dan darah untuk yang terakhir kalinya. Jadi cukup lama tuh gw nunggu di lab karena harus nunggu sejam-sejam kan. Gw juga bawa air minum karena di sela-sela pengambilan sampel, gw minum supaya bisa pipis.

Hasil tes darah dan urin gw cukup bagus, tidak ada indikasi gw mengalami diabetes. Namun gw kekurangan hemoglobin sehingga dokter kandungan gw pun menyarankan gw supaya konsumsi zat besi dari makanan cem daging-dagingan (sapi, kambing) atau bayam.

Oia biaya untuk menjalani tes darah dan urin lengkap yang gw lakukan di lab Biotest adalah Rp 845.000. Aduduh, biay tes selama kehamilan ini mahal-mahal bingit ya. 😣

Selain tes darah dan urin lengkap, gw juga menjalani tes mata saat memasuki bulan ke delapan usia kandungan. Gw ke dokter mata Ferdinand F. Tumewu di apotik Kelapa Gading Permai yang merupakan dokter mata gw saat gw SMA. Tes mata ini gw lakukan karena minus mata gw yang cukup tinggi dan ada risiko abrasi retina apabila menjalani kelahiran normal. Sebetulnya dokter kandungan gw sih optimis kalau gw bisa lahiran normal karena minus mata gw masih di bawah 14. Tapi beliau tetap menyarankan untuk menjalani tes mata supaya pasti saja tidak terjadi hal yang tak diinginkan. By the way, biaya konsultasi dan tes mata ini cukup mahal. Gw harus mengeluarkan biaya Rp 805.000, bahkan kalau konsul di JEC atau di Klinik Mata Nusantara harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 900.000 (biaya administrasi, pemeriksaan awal, dan konsultasi dokter spesialis mata). πŸ™ˆ

Jadwal Kontrol

Di trimester I dan II itu biasa jadwal kontrol bisa sebulan sekali. Bahkan lebih-lebih dikit juga ga apa as long kondisi ibu dan bayi baik-baik saja. Nah di trimester III ini jadwal kontrol gw jadi makin cepat, jadi 3 minggu sekali, terus jadi seminggu sekali mendekati hari lahiran. Hari Rabu ini kemungkinan adalah jadwal kontrol terakhir gw sebelum gw melahirkan. Semoga perkembangan bayi gw ini baik-baik saja hingga hari dilahirkannya ya. Amin.

Birth Plan

Di trimester III ini juga merupakan masa untuk menentukan rencana lahiran yang kita mau. Gw sendiri memutuskan mau lahir normal atau c-sect saat gw kontrol di tanggal 13 Juni 2022 lalu. Awalnya gw masih bimbang dan ragu mau normal atau c-sect. Tiap datang kontrol, dokter bilang kalau posisi bayi nampak bagus untuk lahiran normal, dan beliau sih seperti optimis gw bisa lahiran normal. Tapi karena gw mengidap vaginismus dan gw baru cerita ke dokter kandungan gw saat kontrol tanggal 13 Juni itu, akhirnya dokter menyarankan untuk c-sect dan gw pun memutuskan untuk c-sect saja karena bisa jadi gw ga kuat untuk lahiran normal. Jadi daripada robek atas-bawah, yang pasti-pasti saja dah.

Kenapa gw baru cerita? Soalnya gw mendapat info kalau mau lahiran normal, dokter akan melakukan membrane sweep, yaitu salah satu metode awal induksi dengan cara merentangkan mulut rahim dengan jari untuk memisahkan membran yang mengelilingi bayi dari leher rahim (Rahmadani, 2018). Umumnya dokter akan melakukan hal ini pada ibu yang sudah dekat hari lahirnya. Nah kata adik ipar gw yang sudah duluan mengalami ini, kalau gw merasa kesakitan dan ga kuat sama sakitnya saat dokter melakukan ini, sebaiknya sih tidak usah pilih lahiran normal. That's why gw tanyakan ke dokter kandungan gw soal ini dan berakhir gw cerita kalau gw mengalami vaginismus. Dari sini gw jadi mendapat rekomendasi dokter yang paham vaginismus untuk mengobati penyakit gw itu seusai gw lahiran nanti.

Nah karena sudah tentuin mau c-sect, tinggal cari tanggalnya saja deh mau kapan. Dokter sudah info kalau lahiran c-sect bisa di rentang tanggal 13-20 Juli. Jadi gw pilih di tanggal... Hayo bisa tebak ga? 🀣

Baby Shopping List

Bulan ketujuh kata orang adalah waktu yang tepat untuk mulai belanja-belanja keperluan bayi. Gw salah satu orang yang ikut tradisi ini. Gw mulai belanja-belanja sedikit di akhir bulan Mei dan semakin belanja massive di bulan Juni dan Juli. Apalagi tanggal 1-3 Juli 2022 kemarin ada pameran Mommy and Me di JCC. Gw dan Mr. Q datang ke pameran di hari terakhirnya. Awalnya mengira ga akan belanja apa-apa karena sepertinya semua keperluan essential baby sudah dibeli tapi tetap saja ternyata ada juga yang dibeli dari pameran. πŸ˜‚

Buat yang butuh baby shopping list gw, gw akan kirimkan excel-nya ke kalian via email. Feel free untuk komen email kalian atau email gw saja ya untuk minta list-nya. Manatau butuh. Gw bikin sudah dengan harga, jumlah yang gw beli/punya, serta link tempat gw belanja online-nya juga. Jadi ga perlu repot-repot cari lagi. Maksud gw sudah punya di sini adalah gw dapat limpahan baju atau barang-barang bayi dari kakak maupun adik ipar gw. Lumayan gw jadi bisa berhemat kan ga perlu belanja lagi kalau barangnya sudah ada. πŸ˜†

Baby Register

Selain baby shopping list, gw juga bikin wishlist barang keperluan baby yang bisa dikadoin oleh sohib-sohib gw. Kalau kalian punya teman-teman super baek yang mau kasih hadiah ke kalian, ada baiknya kalian bikin baby register ini. Isinya tentu saja list barang keperluan yang bisa dijadikan hadiah oleh saudara maupun teman-teman tercinta. Daripada dibeliin hadiah yang ga terpakai, lebih baik dibeliin hadiah yang memang dipakai oleh kita kan? Tapi ini kalau lingkungan kalian menganut tradisi seperti ini yak.

Baby Hampers

Nah sebagai ucapan terima kasih atas hadiah-hadiah yang diterima dari saudara, teman, kolega, dan handai taulan, gw pun menyiapkan baby hampers sebagai ucapan terima kasih gw dan Mr. Q. Gw sudah mulai cari-cari vendor di awal Juni dan memulai orderan karena takut kalau sudah lahiran akan repot dan ga sempat lagi urus baby hampers. Nanti kalau sempat gw akan ulas review dari vendor baby hampers gw yak.

Pick a Name

Setelah cukup lama bergalau-galau ria, gw dan Mr. Q akhirnya sepakat dalam menentukan nama untuk buah hati kami. Dari beberapa nama yang gw ajukan, akhirnya ada satu juga yang di-apporve sama Mr. Q. πŸ˜†

Nah karena nama sudah ditentukan, baby hampers kami bisa segera dikirimkan mendekati hari lahiran nanti deh. Biar bisa sekalian dibagikan kepada teman-teman yang jenguk. πŸ₯°

Maternity Leave

Karena gw statusnya adalah karyawan swasta, pengajuan cuti merupakan hal yang penting juga untuk dilakukan. Kantor tempat gw bekerja memberlakukan 3 bulan cuti hamil dan gw memulai cuti gw dari tanggal 1 Juli hingga akhir September nanti. Biar pas kuartal 3 cutinya πŸ˜† Sebetulnya bisa saja sih gw mulai ajuin cuti di minggu kedua Juli. Namun gw ingin dari awal saja karena gw ingin mempersiapkan mental dan fisik gw sebelum menghadapi masa-masa challenging punya bayi. Kegiatan cuti gw diisi dengan bersih-bersih kamar, cuci-cuci baju bayi serta peralatannya, setrika bajunya, baca buku soal maternity dan parenting. Tak lupa untuk tidur siang sesekali sebagai tabungan sebelum hari-hari begadang gw dimulai. πŸ˜‚

Oia, tips untuk lahiran normal, harus banyak jalan supaya bisa lahiran normal dengan lancar. Banyak jalan juga konon membantu meringankan bengkaknya kaki. Kalau masih kerja kan kerjaan gw tuh kebanyakan duduk terus. Nah cuti ini gw manfaatin juga supaya ga kebanyakan duduk untuk mengurangi bengkaknya kaki gw. Hehe.

🎈🎈🎈

Yak begitulah masa-masa pregnancy trimester III yang gw lalui. Doakan gw bisa melahirkan dengan lancar yak. Deg-degan nih menghadapi hari-H nanti. πŸ˜†