Pregnancy - Trimester II

Hai-hai! Kali ini gw mau ceritain masa pregnancy trimester II setelah sebelumnya cerita soal pregnancy trimester I. Ada yang kepo ga? Buat mom to be or dad to be mana tau jadi bisa lebih persiapan saat mengalami sendiri kehamilan di trimester II karena rasanya akan berbeda dengan trimester I. Hihihi.

Your body is changing...

Di trimester II ini, gw mulai mengalami perubahan tubuh yang cukup signifikan. Tiap bulan cukup konsisten naik 1-2 kg karena pola makan yang lebih sering ngemil. 🙈 Padahal sebelumnya gw itu jarang ngemil karena jaga pola makan, sejak hamil mulai kendor dan ngemil-ngemil deh. Ga heran lah berat badan naik. Tapi untung ga naik banyak yak. Kalau naik drastis itu berbahaya, bisa terjadi preeklamsia kalo gw ga salah info dan berakhir pada keguguran. Meski ada yang bilang orang hamil itu porsi makan jadi dua kali lipat karena untuk dua orang, bukan berarti harus makan 2x lipat dari biasanya guys. Percayalah, meski makan dengan porsi normal, berat badan akan tetap naik loh. Itu sih yang gw rasakan. Porsi makan gw normal, nyemil juga normal kaya gw sebelum jaga pola makan. Tapi berat terus naik tiap bulan tanpa gw harus paksa makan porsi dua kali lipat.

Selain itu, ukuran payudara dan areola (area melingkar di bagian tengah payudara yang berwarna lebih gelap dibanding kulit sekitarnya) menjadi lebih besar guys! Ternyata dari trimester II, badan ini sudah mulai persiapan untuk menyusui. Jadi ga cuma perut aja yang mulai maju, tapi payudara juga ikutan besar. 😅

Ada yang meningkat, tapi ada juga nih yang menurun. Apakah itu? Kecepatan jalan kaki gw guys. Di trimester II ini gw jadi semakin lambat berjalan, tapi ga kaya siput lah. 😝 Ga bisa jalan cepat-cepat karena mudah ngos-ngosan. Adakah yang begini juga?

Oia, perut juga sudah mulai terasa kencang. Gw sempat bingung kan dengan keadaan kencangnya perut ini. Eh ternyata itu memang wajarnya hamil begitu. 😅

New Clothes

Berat badan naik, tentu saja baju-baju yang awalnya muat, mulai jadi tidak muat. Terutama celana guys! Gw agak kesulitan pakai celana jeans. Sebetulnya masih bisa sih pakai celana jeans, cuma terasa sesak, gw jadi takut menekan perut alias si baby. Alhasil semua celana jeans gw cuma ngendap dalam lemari (meski sebetulnya celananya juga ga banyak sih 🤣). Celana yang masih bisa gw gunakan adalah celana yang berkaret. Lebih aman digunakan karena tidak menekan perut.

Selain soal celana, pakaian dalam pun mulai bermasalah, baik itu bra maupun celana dalam. Again, gw masih bisa pakai tapi sesak. Jadi mulailah gw beli bra dan celana dalam maternity dengan ukuran yang one size bigger dari ukuran gw sebelumnya. Bye bye Victoria Secret. 😣 (padahal gw ga punya juga, wkwk). Nah saat nyari kedua benda ini, gw cukup kesulitan untuk cari bra menyusui. Maklum cocok-cocokan. Jadi gw cobalah berbagai merk, dari yang harga 300 ribu lebih sampai yang harga 40 ribu saja. Hasilnya? Kualitas yang 300 ribu memang jauh lebih lembut karena terbuat dari cotton. Tapi sebetulnya yang 40 ribu masih oke dan lembut juga kok. Semuanya gw beli di toko oren dari berbagai shop karena gw coba banyak merk. Perlu gw spill-kah link tempat belinya?? Oia, bra menyusui ini tuh ada berbagai tipe. Ada yang bukaan atas, bukaan samping, ada juga yang bukaan atas dan samping. Gw sendiri sih kayanya akan lebih nyaman dengan bukaan samping. Ga tau juga sih karena belum mulai menyusui. 😅

Berhubung gw mulai meninggalkan penggunaan celana, gw jadi cari-cari dress casual berkancing yang longgar. Itung-itung untuk stok saat masa menyusui nanti. Untunglah saat sekarang-sekarang ini model-model dress casual lagi cocok banget nih buat para ibu hamil. Jadi ibu hamil masih tetap trendy pakai dress casual. 😝

The Joy and The Pain

Selain soal perbajuan, ada hal di trimester II ini yang bikin gw excited, yaitu mulai terasa tendangan si kecil di perut!! Awal trimester II sih seperti tap kecil gitu. Tapi makin mendekati akhir trimester II, waw, tendangan begitu kuat terasa. 😍 Baby bump pun mulai terlihat di trimester II ini dan orang-orang sekitar sudah mulai aware kalau gw sedang hamil.

Ada hal yang bikin excited, ada juga nih hal yang bikin nyiksa. Back pain yang gw rasakan semakin menjadi di trimester II ini. Gile sih nyerinya. Gw akhirnya ikut kelas prenatal yoga untuk meringankan back pain gw ini. Apalagi kerjaan sehari-hari gw tuh duduk terus di depan laptop. Makin membuat back pain semakin menjadi. Syukurlah sejak ikutan prenatal yoga, back pain jadi lebih mendingan karena gw jadi tahu harus ngapain untuk meringankan back pain gw itu. Pakai gym ball sangat nikmat sekali loh guys! Untung saja di rumah ada gym ball milik adik ipar yang sengaja ditinggalkan di rumah. Bisa pinjam itu deh untuk goyang-goyang pinggul supaya ga sakit pinggang.

Selain back pain, gw merasakan gatal yang sangat di area perut gw. Aduh ga tahan banget gatelnya. 😱 Akhirnya gw memutuskan pakai Bio Oil yang memang dianjurkan untuk digunakan dari awal kehamilan supaya menyamarkan stretch mark. Sebetulnya stretch mark belum muncul sih di trimester II ini, cuma gw jaga-jaga saja dengan Bio Oil ini supaya kalaupun stretch mark akan muncul, tidak sampai parah banget. Lagipula dengan pakai Bio Oil, gw jadi massage ringan perut tiap pagi dan malam hari. Sekalian bonding sama si baby. 🥰 Selain Bio Oil, gw pakai Herocyn, yaitu bedak gatal kalau gatal di perut gw sudah sangat akut. Lumayan mengurangi rasa gatal. Gw selalu berusaha sih supaya tidak menggaruk yang sampai gimana apalagai sampai lecet. Jadi self control di sini sangat penting. Wkwkw Nahan buat ga garuk itu kan sulit guys!!! 

Babymoon

Dokter bilang masa trimester II itu adalah masa paling enak bagi ibu hamil. Biasanya di masa ini pula para ibu hamil aman untuk berpegian jauh dalam rangka honeymoon kedua bersama pasangan. Tentu saja harus konsultasi dokter kandungan terlebih dahulu ya sebelum merencanakan babymoon.

Setelah dapat lampu hijau dari dokter, gw dan Mr. Q langsung merencanakan trip ke Bandung dan ke Bali. Ga tanggung-tanggung langsung ke dua tempat yak. 😅 Bahkan tanggalnya cuma selang seminggu. Habisnya gw pikir akan sulit deh bisa berpergian jauh kalau sudah di trimester III apalagi sudah melahirkan nanti karena repot ada baby. Jadi ya saat-saat di trimester II inilah saat yang tepat untuk jalan-jalan. Kalian yang hamil anak pertama, begini juga ga sih?

Sekedar informasi, apabila melakukan trip menggunakan pesawat, kita harus menyiapkan surat keterangan layak terbang dari dokter. Biasanya pihak maskapai akan memintakan surat ini sebelum kita boleh ikut terbang. Gw sendiri mintakan surat tersebut ke dokter kandungan gw melalui WA. Untung saja si dokter baik, ga perlu repot gw harus dateng kontrol dulu untuk dapat suratnya.

Vaksinasi

Sebelum gw melakukan babymoon, gw lakukan vaksinasi Covid-19 yang ketiga kalinya. Apalagi gw akan melakukan babymoon ke Bali menggunakan pesawat. Saat gw berangkat, sudah mulai keluar aturan untuk tidak perlu PCR ataupun antigen dalam 24 jam sebelum keberangkatan apabila sudah melakukan booster vaksin Covid-19. Youislah gw langsung cari booster Covid-19 di Jakarta. Tentu saja gw konsultasi dulu ke dokter apakah boleh dilakukan booster atau tidak. Puji Tuhan boleh, jadi saat gw berangkat jalan-jalan ga perlu repot PCR atau antigen segala deh.

Maternity Photoshoot

Karena perut buncit tanda si baby makin besar sudah terlihat di trimester II, saat ini pulalah gw memutuskan untuk melakukan maternity photoshoot. Sebetulnya sih menurut saran internet, saat yang tepat melakukan maternity photoshoot adalah saat usia kehamilan sudah menginjak tujuh bulan. Namun berhubung gw sedang trip di Bali, gw putuskan untuk maternity photoshoot di sana. Biar background fotonya bisa pantai gitu karena gw suka pantai. 😍

Gender Reveal and USG 4D

Kontrol ke dokter kandungan pada trimester II ini adalah kontrol yang paling menyenangkan menurut gw. Karena pada kontrol kandungan di usia kehamilan empat bulan kita bisa tahu gender si baby kecil, juga merupakan saat yang tepat untuk melakukan USG 4D supaya bisa lihat gambaran muka si baby. Aaaakkhhh so excited to know the gender and the face!! 😍😍😍

Tips sebelum melakukan USG 4D adalah kita harus banyak minum air putih supaya air ketubannya banyak. Jadi memudahkan pengambilan gambar muka si baby. Temen gw si Els harus nunggu beberapa lama dulu sebelum akhirnya berhasil melakukan pengambilan gambar 4D-nya. Maklum doi minum air putihnya dikit, jadi saat dilakukan USG 4D, dokter kesulitan mengambil gambar mukanya karena ketutupan. FYI, gw melakukan USG 4D di klinik ibu dan anak, biaya USG 4D ini sekitar Rp 145.000 hingga Rp 190.000.

Oia, buat jaman now, somehow beberapa pasangan ada yang meminta pada dokter kandungannya untuk tidak memberitahu gender. Mereka umumnya akan meminta dokter menuliskannya pada kertas dan disimpan dalam amplop. Amplop tersebut diberikan kepada keluarga atau teman-teman agar mereka menyiapkan acara "gender reveeal". Jadi acaranya pecahin balon besar dan di situlah saat si pasangan mengetahui gender dari si baby. Buat gw dan Mr. Q sih ga pake acara gender reveal segala. Maklum saat itu gw lagi covid, eh pas dilakukan USG oleh dokter kandungan, si dokter langsung nyeletukin gender dari si baby yang ternyata sudah terlihat! Ya gw juga emang ga minta dirahasiakan juga sih. Kemudian pada kontrol di bulan berikutnya, gender itu sudah dipastikan karena sudah terlihat jelas.

Baby Name

Masa-masa trimester II juga merupakan masa-masa saat gw dan Mr. Q mulai mencari dan menimang-nimang nama untuk si kecil. Apalagi kami sudah tahu gender dari si baby. Jadi kami masing-masing mulai cari-cari nama untuk doi. Beberapa teman malah ada yang sudah punya pilihan nama sebelum kehamilan. Namun buat gw dan Mr. Q sih kami masih cari-cari nama yang cocok di trimester II ini. Yang sudah kami pastikan malah nama tengah dan nama belakang dari si kecil. Kenapa sudah pasti? Karena nama tengahnya kami ambil dari nama papaku dan nama belakangnya tentu saja akan ngikut nama belakang Mr. Q. 

🎈🎈🎈

Nah begitulah masa-masa pregnancy trimester II gw. Ada senangnya, ada ga enaknya. Malah gw sempat blackout saat melakukan maternity photoshoot. 😅 Namun gw cukup senang menjalani kehamilan di trimester II ini. Gimana dengan trimester III yak?? Let's see in another post. 🥰

Anak Hilang

Minggu ini komunitas 1 Minggu 1 Cerita lagi ngadain minggu tema. Jarang banget nih gw ikutan minggu tema. Dalam dua setengah tahun gw masuk dalam komunitas ini, cuma sekali doang gw ikutan minggu tema. 🤣 Maafkan kemalasan menulis gw. At least sejak gw gabung dalam 1 Minggu 1 Cerita, gw ga pernah kena kick karena bolos setoran. Ya emang sih trigger gw gabung komunitas ini supaya gw rajin nulis dan blog gw bisa terjamah selalu.

Halah, jadi cerita ngawur ke mana-mana kan. Balik lagi soal minggu tema. Tema minggu ini adalah HILANG. Somehow pas gw tau kalau minggu ini temanya adalah hilang, pagi harinya gw mendapat renungan dari cerita tentang anak yang hilang. Eh pas banget kan sama minggu tema 1 Minggu 1 Cerita. 👍 Gara-gara itu, gw jadi kepikiran untuk ceritain pengalaman gw sebagai "anak yang hilang". Apalagi belum lama ini media cukup sering memberitakan tentang hilangnya Eril, anak Ridwan Kamil, gubernur Jawa Barat saat ini. Gw jadi makin kepikiran untuk mengangkat pengalaman gw sebagai anak hilang pada pos kali ini. Sebelum cerita, gw turut bersyukur karena jasad Eril kini telah ditemukan setelah 14 hari tenggelam di Sungai Aare, Bern, Swiss.

Bisa dibilang gw cukup sering menjadi anak hilang. Ada deh tiga kali (atau bahkan lebih?) gw membuat orang tua gw panik karena gw hilang. Setidaknya ada tiga pengalaman gw jadi anak hilang yang masih tersimpan dalam memori masa kecil gw.

Pengalaman pertama gw jadi anak hilang mungkin saat gw masih berumur tiga hampir empat tahun?  Kala itu gw tentu sudah bisa berjalan, tapi gw masih belum bersekolah. Masuk TK itu biasanya umur 4 tahun kan ya? Yang gw ingat, gw belum masuk TK saat gw jadi anak hilang untuk pertama kalinya.

Ceritanya begini... Gw dan adik gw si O berbeda umur 1 tahun (persis). Mama tentu sangatlah repot mengurus dua bocah macam gw dan adik gw. Kalau dibiarkan di rumah saja, entah gw atau adik gw pasti rewel dan nangis. Maklumlah kami selalu bertengkar meski umur masih batita. Entah tarik-tarikan mainan atau nampol muka, bahkan saling nyolok mata yang menyebabkan kami berdua nangis. Tentu saja sikap kami berdua tersebut membuat kepala mama hampir pecah. Jadi mama memutuskan untuk mengajak kami jalan-jalan berjalan kaki ke alun-alun kota.

Rumah gw sebetulnya ga jauh dari alun-alun kota, paling jalan kaki santai 10 menit juga sampai. Nah sewaktu di tengah jalan, baru setengah jalan lah, mama lupa membawa suatu barang sehingga mama kembali ke rumah. Saat itu adik gw digendong oleh mama dan gw jalan di samping mama. Mama mengira gw berjalan mengikuti mama pulang, tapi ternyata gw tetap jalan lurus terus menuju alun-alun kota. Atau jangan-jangan kala itu mama lupa kali ya sama gw? 🙈

Sesampai di rumah, mama heran karena gw ga ada. Kepanikan pun mulai terjadi di rumah gw, sedangkan gw sih asik jalan-jalan sendiri hingga sampai di alun-alun kota. Jujur saat itu sih gw ga sadar kalau gw sedang jadi anak hilang. Gw ingat gw mengitari alun-alun kota sendirian. Mengusapkan tangan gw dengan riang pada dinding menara alun-alun yang berada di tengah saat mengitari menara tersebut. Lalu gw berjalan ke arah perumahan dekat situ dan mampir di satu rumah.

Gw ingat gw masuk ke dalam rumah dan diajak bermain oleh sang pemilik rumah. Di rumah itu ada satu orang ibu muda yang sedang menimang bayinya dalam ayunan kain. Gw membantu mengayun ayunan kain tersebut. Kalau gw pikir lagi sekarang, kok si ibu muda itu ga heran ya dengan keberadaan gw yang masuk ke rumah dia tanpa permisi seperti kucing liar? 😅 Bahkan kayanya gw tidur siang di sana karena ditawari oleh si ibu.

Kondisi rumah gw saat itu? Tentu saja papa marah sama mama karena ga sadar telah hilang perhatian sehingga gw hilang. Papa dan mama berusaha mencari gw. Menurut cerita mereka sih mereka panik dan minta bantuan para tetangga. Papa naik sepeda keliling area dekat alun-alun, sedangkan mama menunggu telepon di rumah kalau-kalau ada yang mengabari telah menemukan gw. Hingga sore hari, gw masih tidak ditemukan. Papa sudah takut kalau gw diculik dan dibawa ke Jakarta untuk dijual. Jadi kalau sampai malam masih belum ditemukan, papa mau telpon ke radio dan meminta tolong supaya disiarkan berita tentang hilangnya gw.

Untunglah ternyata ada pelanggan orang tua gw yang mengenali gw saat gw sedang asik bermain kelereng dengan anak-anak lainnya dekat pesta pernikahan warga. Jujur part ini gw ga ingat. Tapi kata papa sih gw ditemukan saat sedang asik bermain kelereng. 😅 Nah pelanggan yang mengenali gw itu langsung memesankan becak untuk mengantarkan gw pulang. Gw naik becak seorang diri sampai di rumah. Gw masih ingat wajah papa dan mama yang menunggu gw di depan rumah. Dengan polosnya gw turun dari becak dan disambut oleh mereka.

🎈🎈🎈

Pengalaman kedua jadi anak hilang lagi-lagi saat pergi bertiga dengan mama dan adik gw. Kala itu kami pergi ke pusat perbelanjaan. Umur gw sepertinya sudah memasuki SD karena gw sadar jadi anak hilang. Ceritanya mama lagi belanja di food mart gitu, sedang bayar belanjaan di kasir. Bosan menunggu, gw ke arah depan kasir dan asik bermain di depan mesin yang kalau kita masukin tangan, mesin tersebut akan meramal nasib kita. Kalian pernah ga sih lihat mesin beginian? Gw masih ingat mesin ini berwarna abu-abu dan tinggi besar. Bentuknya wajah dengan rambut gondrong gitu layaknya matahari. Pada bagian mulutnya itu ada space untuk memasukkan tangan kita. Nah gw asik masuk-keluarin tangan gw di mulut si mesin ramal itu. Kenapa asik? Karena tiap gw masukin tangan, si mesin akan menyala kedip-kedip gitu. Jadi buat gw yang masih bocah ingus, mesin ini sungguh menarik.

Setelah gw bosan dengan mesin itu, gw melongok ke arah kasir untuk kembali kepada mama. Entah mengapa gw ga menemukan keberadaan mama dan adik gw. Panik dong gw. Gw pun mulai berjalan keluar mall bahkan berlari berharap gw bisa menemukan mama. Hebatnya, gw bisa nyebrang jalan kecil loh kala itu. Niatan awal sih gw akan jalan terus nyusurin jalan karena setau gw kalau disusurin terus akan sampai ke rumah. Gw makin panik karena bingung dengan bentukan jalan yang sepertinya bukan mengarah ke rumah gw. Gw pun lari kembali ke mall berharap bisa menemukan mama di sana dan lagi-lagi nyebrang jalan kecil. Untung saja gw ga ketabrak ya karena gw nyebrang jalan sambil berlari 🤣 Gw sudah menangis sambil berlari saat itu. And you know what, sungguh gw bahagia banget saat gw kembali ke mall sudah ada mama dan adik gw berdiri di depan pintu mall. Gw lari sekencangnya ke arah mama dan memeluk mama sambil menangis sesegukan. Mama bilang, mama menghubungi pusat informasi mall untuk memanggil gw dan bertemu di pintu masuk mall. Tentu saja gw ga dengar pengumuman itu karena gw kan sudah keluar mall duluan. Untung saja gw kembali ke mall, kalau tidak, entahlah nasib gw saat itu. 🙈 Kami pun pulang ke rumah naik angkot dalam keadaan gw masih nangis sesegukan. Sampai-sampai penumpang angkot kepo dan menanyakan alasan gw nangis sesegukan gitu. 🤣

🎈🎈🎈

Pengalaman ketiga gw sebagai anak hilang, yaitu saat kami sekeluarga pergi jalan-jalan ke Pekan Raya Jakarta (PRJ). Kalian tentu tau dong kalau PRJ itu luasssss banget, apalagi bagi anak kecil macam gw saat itu. Sudah luas, ramai pulak. Tapi untunglah hilangnya gw di PRJ ini tidak sendirian karena gw hilang bersama mama. 🤣🤣🤣 Kalau gw sendirian sih, bakal panik berat deh... Hilang di mall kecil saja sudah nangis sesegukan, apalagi kalau hilang sendirian di PRJ. Kalau tidak salah ingat, gw dan mama tuh kepisah dengan rombongan keluarga yang pergi ke PRJ. Maklum ya saking luas dan ramainya, jadi kepecar gitu dan terpisahlah kami berdua dari rombongan keluarga. Mama sudah agak bingung karena ga menemukan rombongan dan berkata "Nah lu kita hilang" Karena saat itu komunikasi tidak secanggih sekarang, belum ada ponsel supaya bisa saling menghubungi. Jadi satu-satunya cara adalah dengan meminta bantuan pusat informasi. Tapi yang gw ingat, akhirnya kami berdua kembali parkiran mobil dan menunggu di sana sampai rombongan keluar kembali ke mobil. Pengalaman yang ketiga ini sebetulnya ga bisa dibilang anak hilang juga sih ya karena masih ada mama bersama gw. Hehe. Tapi itulah secuil ingatan masa kecil yang gw ingat.

Kalau kalian sendiri, pernah mengalami jadi anak hilang?