Retur Barang

Ini pengalaman aku sebagai pengguna e-commerce saat belanja daring alias belanja online. Hayo pada tau kaga kalau daring itu adalah Bahasa Indonesia dari online?? 🤓 *kaga penting*

Jadi ceritanya di event 11.11 kemarin itu, aku kaga ketinggalan tuh buat belanja daring karena harganya murah-murah ceu! Timbullah harsrat ibu-ibu gila belanja saat lihat harga murah. Eh tapi aku bukan ibu-ibu. Belum punya anak berarti belum dipanggil ibu-ibu lah ya *ngeles* 😝😝😝 Terus klak klik klak klik dan beberapa barang pun akhirnya dipesan. Habis pesan, lapor suami kalau udah ikutan belanja 11.11 dan ditanggapi dengan muka meh-nya 🙄

Aku belanja apa saja? Engga kok ga banyak, cuma jajan snack-snack gitu di Blib*i. Habisnya pas lagi kepo-kepo aplikasi satu itu, eh ada harga Goo*time yang kalengan itu cuma seharga Rp 14rb saja! Cus lah aku langsung beli dua, ditambah Po*cky yang juga sedang diskon jadi seharga Rp 6rban (meski sejujurnya harga ini ya harga lazimnya Po*cky sih), dan dua Pota*ee yang juga lagi promo, cuma jadi Rp 13rban. Aku transaksi di tanggal 13 November dan barang pun sampai di tanggal 14 November. Saat itu aku sedang keluar kota, jadi paket baru kubuka di tanggal 16 November.

Pas dibuka paketnya, kaget dongggg!!! 😰 Isi dari Pota*ee berhamburan di dalam kardus dan satu bungkus Pota*ee sudah kempes gitu tanda kalau sudah terbuka. Benar saja dong, satu bungkus itu rusak!!! Yaaah rugiiii!! Mental ibuk-ibuk pelitku mencuat. Bukannya untung karena dapat harga promo, malah rugi. 😩 Barang yang lain sih aku cek aman-aman saja, jadi yang rusak cuma satu bungkus Pota*ee ini.

Tapi aku ga stop sampai di situ. Biasanya aku ga langsung klik tombol "selesai pesanan" kalau belum benar-benar aku cek lengkap semua barangnya. Karena barang yang diterima ada yang cacat satu, aku langsung cek tuh cara pengajuan pengembalian barang. Akhirnya aku ajukan dan ga lama disetujui! Wih cepat juga. Solusi yang aku pilih adalah penggantian barang dengan barang yang baru.

Jadi prosesnya, setelah pengajuan retur barang disetujui, aku harus mengepak barang supaya bisa diangkut. Tak lupa harus tempelin "bon" alamat pengiriman dan ada kode retur barangnya juga di situ. Kalau di Blib*i, ongkos kirim balik ke sana gratis. Mayan kan jadi ga rugi ongkir juga. 

Tanggal 17 November diproses dan tanggal 18 November barangnya sampai! Widiih cepat. Kali ini barang tiba masih bagus semua. Masalah pengembalian pun selesai dan aku kembali happy.

Pengalaman pengembalian barang lainnya adalah saat aku beli baju di Shop*e. Jadi aku pesan tiga baju di satu toko. Selain supaya gratis ongkir, juga emang suka dengan model-model bajunya. Pas barang pesanan tiba, seperti biasa, aku cek satu-satu barangnya. Pesananku datang lengkap, tapi satu baju ada yang bolong dong!! 😩

Aku pun langsung chat penjual dan menginfokan kalau produknya ada yang rusak. Aku juga ga mengklik tombol "selesai pesanan" karena aku mau melakukan pengembalian satu produk yang rusak tersebut. Kalau di Shop*e, alur retur barangnya lebih user friendly menurutku. Ga sebingung pas pakai Blibl*. Tinggal ikutin saja alur dari setiap page-nya dan di pilihan solusi cuma ada pengembalian dana saja. Jadi ga bisa tukar barang baru seperti di Blibl*. Padahal aku pengen bajunya. Tapi kata penjual sih kalau mau barang itu, order lagi saja dari awal. Huft. Ga sebagus solusi di Blibl* nih.

Setelah pengajuan pengembalian barangku disetujui, aku pun harus melakukan pengepakan dan seperti biasa, menuliskan alamat tujuan yang sesuai dengan instruksi dalam aplikasi. Nah buat ongkirnya, harus aku yang tanggung sendiri. Kalau mau gratis, harus pakai jasa PT Pos gitu sedangkan kantor pos jauh dari rumahku. Ya sudah pakai jasa kirim lain deh. Biarin lah rugi ongkir daripada barang itu ga bisa kupakai juga kan. Beda sama Blibl* yang menawarkan beberapa jasa kirim yang gratis. Salah satunya bisa diangkut sama orang Blibl*-nya gitu dan ongkirnya gratis.

Kali kedua melakukan komplain produk di Shope* saat aku pesan buku dan buku tersebut tidak sesuai dengan deskripsi barang. Aku state dengan jelas agar buku dicetak dengan laminasi doff eh yang nyampe malah buku dengan laminasi glossy. Bete deh aku! Aku chat penjual tapi ga direspon. Yasudah kali ini pun aku klik pengajuan pengembalian barang. Tapi kan ini custom, jadi ga mungkin juga diminta cetak ulang dong. Kasian juga sama penjualnya. Jadi aku pilih solusi pengembalian dana sebagian sebagai ganti rugi sudah dicetak dengan laminasi glossy. Aku pikir ga akan disetujui sama si penjual dan pasrah saja terima barangnya seperti itu. Eh direspon cepat dong sama si penjual dan disetujui! Daebak! 😮

Lalu pengalaman retur barang di aplikasi satunya lagi yang warna hijau, tau ga apa namanya? 🤓Iya si Tokop*dia. Lewat aplikasi ini pun aku pernah mengajukan komplain produk. Kayanya sering bener ya aku bermasalah dengan paket yang diterima. 😅 Kalau di Tokop*dia, aku pesan M*lo bubuk satu renceng yang isinya ada 12 sachet. Pas aku terima, yah ternyata kurang satu!! Memang sih harga ga seberapa, tapi tetap aku ga mau 'dikadalin' begini. Jadi aku pun memulai proses komplain karena produk yang diterima kurang. Solusi yang aku pilih adalah meminta penjual untuk kirim kekurangan barang yang dikirim. Tapi penjual tidak kunjung merespon hingga batas waktu yang ditentukan. Akhirnya dari kebijakan Tokop*dia, dia memberikan pengembalian dana kepada akunku.

Kalau kalian pernah ga melakukan retur barang belanjaan online? Apa terima-terima saja paket yang sampai mau keadaannya ga sesuai dengan pesanan?