Jalan-Jalan ke Bogor: Mudik Lebaran

Entah kenapa setiap libur Lebaran, aku dan keluargaku akan "mudik" ke Bogor. Bukan. Bukan karena ada rumah nenek atau saudara di Bogor dan kami mampir silahturahmi. Tapi memang jalan-jalan saja ke Kota Hujan itu. Rutinitas ini bermula dari Lebaran tahun 2017. Saat itu aku dan keluarga pulang-pergi Jakarta-Bogor. Jadi ke Bogor di tahun 2017 itu benar-benar untuk wisata kuliner Bogor saja.



Mungkin karena kepincut dengan kuliner Bogor beserta jalanan ke Bogor yang lengang, jadi papa selalu mengajak kami sekeluarga untuk liburan di Bogor. Tahun 2018 saat libur Lebaran, papa meminta aku untuk book Hotel di Bogor. Saat itu aku pesan Hotel D'Anaya yang berada di Jalan Pakuan. Cukup dekat dengan tempat kuliner Bogor. Selain itu hotel ini memiliki fasilitas kolam renang, jadi bisa renang santai di sore hari.

Untuk tahun ini, papa pun kembali memintaku untuk cari hotel di Bogor. Tak tanggung-tanggung, kali ini menginapnya dua malam di saat tahun lalu hanya semalam. Sayangnya Hotel D'Anaya ini sudah full book dan harganya tentu na ujubile mahal. Jadi aku pesan di Hotel Amaris Pakuan Bogor. Letaknya tidak jauh dari Hotel D'Anaya. Harga lebih terjangkau daripada D'Anaya. Cuma sayang tidak ada fasilitas kolam renang. Jadi aku hanya bersantai di kamar saja sambil nonton TV. Ini sih seperti pindah kamar gitu. Menikmati suasana baru...Sebenarnya aku ingin pesan hotel dengan fasilitas kolam renang supaya bisa berenang cantik. Tapi sayangnya hotel dengan lokasi yang dekat dengan Jalan Surya Kencana itu tidak ada memiliki fasilitas kolam renang. Kalaupun ada pun harganya sudah di luar budget. Hmmm....

Perjalanan ke Bogor dimulai sekitar pukul 10 (mungkin). Karena jalanan sepi dan hanya padat di beberapa titik, pukul 11 siang kami sudah tiba di Hotel Amaris Pakuan Bogor. Tapi karena baru bisa check in jam 14, mau tidak mau kami jalan-jalan dulu di sekitaran Hotel Amaris ini. Kami jalan saja ke mana arah hembusan angin. #Eh. Sampai satu titik kaki ini berhenti di depan factory outlet bernama Grande. Depannya sih masih dalam kondisi renovasi gitu. Belum selesai. Si Flo sempat berpikir kalau outlet ini tutup karena depannya terlihat masih dalam renovasi. Tapi aku bilang saja bahkan itu buka karena terlihat ada orang-orang sedang asik melihat-lihat baju yang ada.

Ternyata outlet ini cukup luas. Harga baju untuk wanita meski sudah diskon menurutku masih agak mahal. Berbeda sekali dengan harga baju pria. Di sini harganya benar-benar murah untuk beli kemeja papa dan celana santai buat papa. Jadilah kami ciwi-ciwi yang menemani papa belanja baju. Hahaha. Kali-kali deh si papa yang ditemenin belanja. Biasanya kan papa yang nunggu kami belanja.

Habis ngubek-ngubek baju murah buat papa, tak terasa sudah pukul 13. Kami pun kembali ke hotel dan berharap sudah bisa check in lebih cepat. Puji Tuhan bisa ya satu kamar supaya kami bisa beristirahat. Apalagi aku kelaparan karena belum makan siang. Oia, aku lupa cerita kapan aku berangkat ke Bogor ya. Jadi kami berangkat tanggal 7 Juni 2019, sehari setelah Lebaran. Nah tanggal 7 Juni ini adalah Hari Bacang. Jadi pagi hari keluarga kami ada sembayang Bacang dulu dan Bacang yang ada dibawa deh ke Bogor untuk disantap sebagai makan siang.

Sayangnya si mama beli bacangnya yang halal nih alias bacang isi daging sapi dan daging ayam. Tidak ada haram-haramnya. Alhasil rasa dari bacangnya ini tidak enak di lidahku. Aku makannya dengan terpaksa karena perut ini sudah teriak-teriak minta diisi. Aku menyantapnya di kamar 301 yang sudah bisa dimasuki oleh kami. Lalu aku dan Flo pun nunggu sampai satu kamar lagi bisa diisi oleh aku dan Flo. Review sedikit, harusnya kan bisa check in pukul 14 ya. Tapi sampai pukul 15 aku dan Flo baru bisa masuk loh. Sampai harus nelpon 2 kali buat nanyain kapan kunci kamar satunya bisa diantar. Hahaha...Untung saat hendak nelpon yang ketiga kalinya, petugas hotel sudah mengetuk kamar dan menyerahkan kunci kamar 302 yang berada tidak jauh dari kamar 301. Tidak jadi deh si Flo mengeluarkan nada jutek ke petugas resepsionis hotel. Hahaha.

Sore hari, Bogor pun diguyur hujan. Memang dasar Kota Hujan, hari gini aja masih bisa-bisanya hujan. Lebat pula. Jadi makin bikin aku ingin narik selimut dan bersantai ria di kamar hotel. Tapi aslinya sih aku malah jadi mabar alias main bareng teman guild Hegemony di game Arena of Valor (AOV). Yes, aku ini cukup aktif bermain AOV dan tergabung dalam guild Hegemony, bahkan diberikan gelar deputy oleh leader yang kukenal dari game AOV ini. Mungkin karena sering aktif di WA grup kali ya, jadi diberi gelar deputy sebagai tukang sapu guild.

Malam hari Bogor masih hujan. Tapi perut ini minta untuk diisi kembali. Aku pun menyarankan untuk bersantap malam di De'Leuit Sensasi Nasi Jambal yang letaknya sebenarnya super dekat dengan Hotel Amaris. Kalau jalan kaki sebenarnya bisa, cuma aku minta tetap naik mobil karena hujan masih mengguyur dengan lebat dan amunisi (payung) yang dimiliki hanya ada 2. Kalau payungan berdua, pasti basah deh!

De'Leuit Sensasi Nasi Jambal resto ini cukup ramai dipadati pengunjung yang ingin bersantap malam. Untunglah tidak pakai waiting list. Jadi kami bisa segera menempati meja yang tersedia. Langsung saja dipesan deh biar cepat dibuatnya. Aku pesan nasi jambal ayam goreng plus sayur asem karena mama mau sayur asem. Terus pesan ikan gurame goreng telur asin, babat goreng, dan sop buntut. Untuk lama bikinnya sih standar lah, ga terlalu lama. Rasa nasi jambalnya enak, apalagi bakwan jagungnya. Sayur asemnya juga pas. Tapi aku ga suka oncom yang ada dalam paket nasi jambal ini. Kuberikan saja ke Flo yang emang suka oncom. Untuk rasa gurame telur asinnya juga kurang suka, sepertinya akan lebih baik pesan gurame goreng menari saja karena aku membayangkan crispy-nya gurame goreng itu. Kalau yang telur asin ini tidak crispy tapi lembek-lembek gitu. Sebenarnya tidak buruk. Cuma untuk lidahku kurang pas. Buat Flo sih bilangnya enak.

Nasi Jambal + Sayur Asem

Gurame Goreng Telur Asin
Karena masih saja hujan, akhirnya kami masih berlama-lama di resto. Suasana resto yang cozy membuat betah untuk santai-santai di sini. Akhirnya dipesan lagi pisang goreng dan es pala. Untuk rasa es palanya aku cukup suka. Tapi pisang gorengnya agak aneh menurutku meski rasa pisangnya manis. Habis digorengnya pakai tepung roti, membuat hilang gambaran pisang goreng yang ada di abang-abang gorengan. Menurutku sih akan lebih enak pisang goreng yang pakai tepung saja gitu.

Menunjukkan pukul 20, kami pun bergegas ke kasir dan membayar. Ada promo dari Mandiri apabila transaksi minimal Rp 600.000 bisa dapat diskon dengan menggunakan fiesta poin, yah sayangnya kami kan tidak makan sebanyak itu. Jadi kami tak bisa mendapatkan promo tersebut. Lalu sudah berlama-lama di resto pun hujan masih saja tidak berhenti. Gila ya?! Jadi kami tetap saja kehujanan sedikit karena payung yang dimiliki cuma ada dua. Ya bersyukurnya sih masih bawa payung. Ingat ya guys untuk selalu bawa payung saat liburan. Mana tau kan hujan...

Esok harinya, tanggal 8 Juni 2019, pukul 07 aku sudah bangun dan bersiap-siap. Berhubung kami memesan kamar hotel sudah berikut dengan sarapan, jadi pukul 08 kami pun sudah masuk ke area restoran. Biasanya sih kami tidak pernah pesan yang include breakfast. Tapi saat pesan kamar di Amaris ini, tidak ada pilihan untuk tidak mengikutsertakan sarapan di dalamnya. Jadi mau tak mau pakai sarapan. Daaan....kecewaa...Ramai banget di restorannya. Hampir-hampir tidak dapat tempat duduk. Terus pelayanannya tidak sigap. Ada menu yang habis tapi diisi ulangnya lamaaaaa banget. Untuk rasa juga biasa saja. Cukup oke lah kalau cuma untuk mengenyangkan perut saja.

Usai sarapan, kami kembali ke kamar masing-masing untuk kembali hibernasi. #eh. Engga kok, aku ga tidur, soalnya nanti buncit kan?! Jadi aku nonton TV sambil main AOV (lagi). Siang hari baru deh meluncur ke jalan Surya Kencana untuk berkuliner Bogor. Saat masuk ke area jalan Surya Kencana dan melihat ada lapak parkir kosong, langsung saja kami menepikan mobil. Lagi-lagi parkirnya di seberang Asinan Oh Good Gedung Dalam. Entah mengapa kami selalu parkir di seberang toko Asinan Oh Good ini. Kaya ada peletnya #eh. Padahal di depan-depannya lagi masih ada lapak parkir kosong loh. Penghiburannya..."Tak apa parkir jauhan, biar nanti pulangnya ada kalori yang terbakar karena jalan cukup jauh". Ya memang dari lokasi parkir kami buat ke tempat kulinernya itu cukup jauh. Tempat makan pertama yang didatangi adalah soto kuning pak M Yusuf. Tiga tahun berturut-turut aku makan soto kuning pak M Yusuf ini di kala Lebaran. Aku pesannya satu porsi berdua dengan Flo karena aku ajak si Flo buat makan soto mie Bogor di Kedai Mie Gumurih. Kangen juga nih aku sama soto mie Bogor Gumurih. Di kedai Mie Bogor Gumurih ini, selain pesan seporsi soto mie, kami juga pesan es cincau dan es doger. Buat rasa sih lebih enak es dogernya. Ga nyesel sih beli es doger. Hehe. Lalu saat hendak pulang, tak lupa beli satu porsi asinan buah di toko Asinan Oh Good. Buat disantap di hotel sore harinya. Tapi kala itu karena kantuk lebih kuat daripada makan asinan, aku lebih memilih tidur siang daripada makan asinan.

Untuk malam harinya, puji Tuhan hari ini tidak hujan lebat seperti kemarin, aku mengajak makan malam di Sop Kambing dan Sate Bang Hasan Kumis yang berlokasi di Jalan Pajajaran. Cukup dekat dari hotel kami. Yang bikin jauh itu puter baliknya. Terus jalanan cukup padat buat mencapai Bang Hasan Kumis itu. Ketika tiba...wuiiih ramai bos. Saat aku dan papa antri buat pilih daging saja si Flo dan mama masih belum dapat meja untuk kami bisa bersantap. Untuk makan di Bang Hasan Kumis ini kita antri buat pilih-pilih daging yang akan ada di sop kambing dan langsung juga pesan sate yang diinginkan saat selesai pilih-pilih daging. Kami pesan dua sup dan 20 tusuk sate kambing. Untuk rasa supnya sih menurutku ga kalah dengan sup kaki kambing Bang Anen yang ada di Jakarta Barat. Sate kambingnya juga empuk dan menggunakan hot plate gitu jadi masih berasap-asap saat disajikan. Oia untuk nasi dan minum, dipesan saat sudah duduk di meja. Gitu deh sistem mesan makannya.



Esok harinya, sarapan jam 8 pagi lagi. Kali ini tidak seramai kemarin tapi tetap saja untuk refill makanan yang habis masih agak lama. Setelah selesai sarapan dan beres-beres, kami check out jam 9. Langsung saja kami meluncur ke jalan Surya Kencana untuk beli oleh-oleh asinan dan talas. Awalnya sih ingin cuma beli asinan di Asinan Gedung Dalam. Tapi harga asinan di sini lebih mahal daripada di Oh Good. Apalagi kerupuknya. Untuk asinan dibandrol dengan harga Rp 29.000 per bungkusnya. Kerupuknya dihargai Rp 21.000. Sedangkan kalau di toko Asinan Oh Good, harga asinannya Rp 25.000 dan harga kerupuknya Rp 13.000. Jauh kan?! Jadi kami puter balik lagi buat beli kerupuk di Oh Good. Hahaha. Terniat 2019. Tapi hikmahnya bisa sekalian beli talas, alpukat, dan nangka karena banyak penjualnya. Oh ya, sebenarnya aku hendak beli roti unyil Venus Oreo. Tapi sayangnya hari itu yang Oreo malah tidak dibikin. Kalau ada, satu kotaknya isi 10 dan harganya Rp 30.000. Jadilah ga jadi mencicipi rasa roti unyil Oreo itu.

Yak gitulah mudik lebaran 2019-ku. Kira-kira tahun depan akan ke Bogor lagi ga ya? Hahaha.

No comments:

Post a Comment