Movie Review: Milly & Mamet (2018)
Saat liburan Natal 2018 kemarin, adikku si O mengajakku untuk nonton bioskop karena doi sudah bosan diam di rumah. Awalnya sih dia mau nonton film Bollywood bareng si mama karena si mama lebih pengen nonton film India yang dibintangi om Shahrukh Khan kece itu daripada film lainnya. Tapi karena mama ga jadi ikut, jadi nonton film tanah air bareng aku deh karena aku gamau nonton film Bollywood. Biar lebih nasionalis gitu. Eh.
Saat itu film tanah air yang sedang tayang adalah Milly & Mamet, Asal Kau Bahagia, dan Suzzana: Bernapas dalam Kubur. Aku langsung saja minta si O buat beli tiket film Milly & Mamet karena film Milly & Mamet ini ber-genre komedi. Biar ketawa-ketawa gitu daripada meringis ketakutan atau nangis tersedu-sedu.
Kami memilih untuk nonton di XXI Resinda Park Mall sekitar jam 16.00 WIB. Buat belinya kami pakai applikasi TIX ID. Untuk pengguna baru, bisa dapet voucher diskon gitu dengan men-top up Dana. Benar saja, kami nonton film Milly & Mamet ini dengan harga kurang dari Rp 30.000 berdua! Mantep ga tuh?!
Sumber: StravisionPlus Youtube Channel
Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga) (2018)
Sutradara
|
:
|
|
Penulis
|
:
|
|
Produksi
|
:
|
|
Jenis Film
|
:
|
Komedi, Romance
|
Censor
Rating
|
:
|
13+
|
Durasi
|
:
|
1 jam 41 menit
|
Sinopsis
|
:
|
Sumber: IMDb
REVIEW Milly & Mamet
Awal film sedikit menceritakan kisah Mamet (Dennis Adhiswara) dan Milly (Sissy Priscillia)yang bertemu kembali di acara reuni. Hal inilah yang menjadi permulaan dekatnya Milly dan Mamet sampai akhirnya mereka pun menikah dan memiliki seorang anak bernama Sakti. Dengan dinikahinya Milly oleh Mamet, Mamet diberikan kepercayaan oleh ayah Milly untuk menjadi kepala pabrik tekstil milik ayah Milly karena kepala pabrik yang lama sudah kabur dengan membawa uang pabrik. Hal inilah yang membuat Mamet mengorbankan mimpinya untuk menjadi seorang koki.
Buat yang tidak nonton film Ada Apa dengan Cinta, nonton film Milly & Mamet ini masih aman kok buat diikutin. Jujur saja aku ini salah satu penonton yang belum nonton film Ada Apa dengan Cinta secara lengkap. Apalagi yang kedua, aku belum nonton sama sekali. Tapi kisah Milly & Mamet ini masih bisa diikuti olehku dengan baik. Ya meski kadang ada beberapa part yang aku ga nyambung kalau sudah menceritakan tentang Cinta. Tapi tenang saja, ini ga berpengaruh kok.
Menurutku sih acting dari Dennis ini masih seperti tingkah lakunya Mamet di jaman film Ada Apa dengan Cinta. Kalau Milly sendiri sih aku ga begitu ingat ya tingkah lakunya tuh gimana waktu dulu. Jadi ga bisa aku bandingkan apple to apple. Ya tanpa perbandingan itu, aku suka kok dengan acting mereka berdua. Tidak berlebihan, pas.
Untuk ceritanya mengangkat konflik ringan keluarga muda. Mamet sang kepala keluarga yang tidak bisa menggapai mimpinya untuk menjadi koki karena tekanan dari ayah mertua dan Milly si ibu rumah tangga yang sehari-harinya di rumah mengurus anak, rindu untuk kembali bekerja karena merasa bosan diam di rumah terus. Sampai di satu titik Mamet dihubungi oleh Alex, teman masa kuliahnya. Alex mengajak mamet untuk membuka bisnis restoran dan meminta Mamet untuk menjadi koki dari restoran tersebut. Akhirnya Mamet pun memutuskan untuk resign karena merasa tidak punya kedaulatan untuk menjalankan pabrik tekstil milik ayah Milly dan bergabung dengan Alex mendirikan usaha restoran dengan menu sehat. Tentunya ia konsultasi terlebih dahulu dengan Milly untuk meminta persetujuan akan keputusannya tersebut. Hal ini bisa jadi contoh juga nih buat kehidupan pernikahan nanti. Kalau sudah bersatu dengan orang lain, segala keputusan sebaiknya diambil bersama. Bukan keputusan sendiri lagi.
Komedi yang disuguhkan dalam film Milly & Mamet ini sukses membuat aku terpingkal-pingkal, bahkan sampai keluar air mata saking lucunya. Ah suka banget deh dengan komedinya! Penyelesaian konflik di film ini juga bisa dibilang oke. Tidak terlalu terburu-buru. Bahkan saat puncaknya aku dibuat menitikkan air mata karena terbawa perasaan. Eh.
Meski begitu, ada satu titik aku merasa ini tuh bukan movie tapi seperti film series alias sinetron gitu. Soalnya ada bagian aku merasa kisahnya tuh dipanjang-panjangin gitu. Maklumlah kisah tentang kehidupan sehari-hari, aku jadi teringat series Tetangga Masa Gitu yang isinya konflik-konflik sederhana yang bisa dikembangkan terus episode demi episode. Mungkin ada harapan, nantinya film Milly & Mamet ini bisa dijadikan sinetron kali ya. Habis sinetron sekarang tuh konfliknya jelek gitu. Menampilkan cek cok mulut melulu. Atau masalah sepele malah jadi baku hantam. Sebel aku nontonnya. Memberikan contoh yang tidak baik untuk ditiru juga kan.. Huft.
Secara keseluruhan sih film ini menghiburku! Bagus buat ditonton bareng teman-teman dan keluarga. Untuk itu, aku kasih bintang 7,5 dari 10 deh buat film Milly & Mamet. Kalau dari IMDb sih rating-nya 7,7 dari 10.
Komedi yang disuguhkan dalam film Milly & Mamet ini sukses membuat aku terpingkal-pingkal, bahkan sampai keluar air mata saking lucunya. Ah suka banget deh dengan komedinya! Penyelesaian konflik di film ini juga bisa dibilang oke. Tidak terlalu terburu-buru. Bahkan saat puncaknya aku dibuat menitikkan air mata karena terbawa perasaan. Eh.
Meski begitu, ada satu titik aku merasa ini tuh bukan movie tapi seperti film series alias sinetron gitu. Soalnya ada bagian aku merasa kisahnya tuh dipanjang-panjangin gitu. Maklumlah kisah tentang kehidupan sehari-hari, aku jadi teringat series Tetangga Masa Gitu yang isinya konflik-konflik sederhana yang bisa dikembangkan terus episode demi episode. Mungkin ada harapan, nantinya film Milly & Mamet ini bisa dijadikan sinetron kali ya. Habis sinetron sekarang tuh konfliknya jelek gitu. Menampilkan cek cok mulut melulu. Atau masalah sepele malah jadi baku hantam. Sebel aku nontonnya. Memberikan contoh yang tidak baik untuk ditiru juga kan.. Huft.
Secara keseluruhan sih film ini menghiburku! Bagus buat ditonton bareng teman-teman dan keluarga. Untuk itu, aku kasih bintang 7,5 dari 10 deh buat film Milly & Mamet. Kalau dari IMDb sih rating-nya 7,7 dari 10.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐ (7,5/10)
No comments: