Jan. 31, 2018 Super Blue Blood Moon and Lunar Eclipse
Sejujurnya saya sendiri tidak mengetahui bahwa tanggal 31 Januari 2018 kemarin itu ada fenomena langka yang hanya akan terjadi lagi lebih dari 100 tahun. Gile kan, cuma sekali seumur hidup nih saya bisa menyaksikan fenomena tersebut. Fenomea apakah itu? Yap kalian pasti sudah tahu, NASA menyebutnya Super Blue Blood Moon.
"Kejadian ini sangat langka. Fenomena ini hanya terulang lebih dari 100 tahun lagi," kata Dwikorita di kompleks gedung BMKG, Jakarta, Senin (29/1/2018). - Kompas.com
Pada saat saya menyaksikan fenomena tersebut, saya cuma mengetahui bahwa itu merupakan fenomena gerhana bulan saja. Ternyata lebih dari itu guys! Ada super moon, blue moon, dan blood moon. Apa saja sih perbedaan ketiganya?
Supermoon
A Full or New Moon that occurs when the center of the Moon is less than 360,000 kilometers (ca. 223,694 miles) from the center of Earth.[1]
A supermoon is the name for a full moon when the satellite is at the closest point in its orbit around the Earth.[2]
Sumber :
Blue Moon
Blood Moon
Blood moon comes from the rusty red appearance during a total lunar eclipse, when the Moon is in the Earth's shadow.
Sumber: https://www.thesun.co.uk/tech/5470056/super-blue-blood-moon-astrology-spiritual-meaning/
Nah setelah diberitahu bahwa malam itu ada gerhana bulan, saya pun ingin melihatnya. Awalnya sih saya malas untuk naik ke atap untuk melihat gerhana bulan tersebut. Namun setelah Kibo memberitahu bahwa ini fenomena yang jarang terjadi, jadi ya saya pun akhirnya naik ke atap. Saat itu sekitar pukul 21.00 WIB. Saat naik ke atap, ya sebenarnya itu adalah tempat jemuran sih, jadi kalian jangan berimajinasi bahwa atap itu ya naik ke genting gitu ya. Di atap situ ternyata sudah ada satu orang teman kos yang sedang melihat super blue blood moon sedari tadi. Sayang sekali saat itu bulannya sedang tertutup awan. Jadi sama sekali tidak terlihat bulannya. Karena tidak terlihat, saya akhirnya ingin kembali turun ke kamar. Eh tiba-tiba si mas-mas manggil kalau bulannya sudah terlihat lagi. Langsung saja saya menuju ke spot yang bisa untuk melihat bulan tersebut.
Woaah sungguh indah guys! Selain itu langit Jakarta masih bisa melihat bintang loh! Malam itu langit terasa masih terang gitu. Entah itu efek dari cahaya bulan atau emang karena lampu-lampu gedung di Jakarta... Hmm ya yang penting bulan dan bintang masih bisa terlihat dengan mata telanjang deh. Hihihi.
Beberapa menit pertama saya mencoba untuk mengabadikan momen tersebut dengan menggunakan kamera ponsel OPPO F1S. Hasilnya? Yaampun kaya ketombe neplok di baju item. Ga bagus! Sudah kecil dan blur pulak. Tidak menyerah untuk mengabadikan momen tersebut, saya kembali ke kamar untuk mengambil kamera saya. Setelah mencoba memotret dengan mode malam, beginilah hasilnya:
Ya bisa diakui sih ini masih belum bagus. Harusnya kan bisa terlihat lebih indah dari ini dan bentukan ceruk-ceruk si bulannya terlihat. Tapi tak apalah. Maklum kameranya juga tidak bagus-bagus amat untuk memotret benda langit. Hihihi.
Kesimpulan yang bsia saya ambil dari fenomena ini ya saya bersyukur sih diberi kesempatan untuk menyaksikan betapa ajaibnya fenomena tersebut. Dari sini kita bisa melihat bagaimana ciptaan Tuhan itu sungguh indah. Tuhan benar-benar menyatakan kemuliaan-Nya melalui semua ciptaan-Nya.
Sumber: https://www.thesun.co.uk/tech/5470056/super-blue-blood-moon-astrology-spiritual-meaning/
Nah setelah diberitahu bahwa malam itu ada gerhana bulan, saya pun ingin melihatnya. Awalnya sih saya malas untuk naik ke atap untuk melihat gerhana bulan tersebut. Namun setelah Kibo memberitahu bahwa ini fenomena yang jarang terjadi, jadi ya saya pun akhirnya naik ke atap. Saat itu sekitar pukul 21.00 WIB. Saat naik ke atap, ya sebenarnya itu adalah tempat jemuran sih, jadi kalian jangan berimajinasi bahwa atap itu ya naik ke genting gitu ya. Di atap situ ternyata sudah ada satu orang teman kos yang sedang melihat super blue blood moon sedari tadi. Sayang sekali saat itu bulannya sedang tertutup awan. Jadi sama sekali tidak terlihat bulannya. Karena tidak terlihat, saya akhirnya ingin kembali turun ke kamar. Eh tiba-tiba si mas-mas manggil kalau bulannya sudah terlihat lagi. Langsung saja saya menuju ke spot yang bisa untuk melihat bulan tersebut.
Woaah sungguh indah guys! Selain itu langit Jakarta masih bisa melihat bintang loh! Malam itu langit terasa masih terang gitu. Entah itu efek dari cahaya bulan atau emang karena lampu-lampu gedung di Jakarta... Hmm ya yang penting bulan dan bintang masih bisa terlihat dengan mata telanjang deh. Hihihi.
Beberapa menit pertama saya mencoba untuk mengabadikan momen tersebut dengan menggunakan kamera ponsel OPPO F1S. Hasilnya? Yaampun kaya ketombe neplok di baju item. Ga bagus! Sudah kecil dan blur pulak. Tidak menyerah untuk mengabadikan momen tersebut, saya kembali ke kamar untuk mengambil kamera saya. Setelah mencoba memotret dengan mode malam, beginilah hasilnya:
Gerhana Bulan Sebagian |
Menara Saidah |
Ya bisa diakui sih ini masih belum bagus. Harusnya kan bisa terlihat lebih indah dari ini dan bentukan ceruk-ceruk si bulannya terlihat. Tapi tak apalah. Maklum kameranya juga tidak bagus-bagus amat untuk memotret benda langit. Hihihi.
Kesimpulan yang bsia saya ambil dari fenomena ini ya saya bersyukur sih diberi kesempatan untuk menyaksikan betapa ajaibnya fenomena tersebut. Dari sini kita bisa melihat bagaimana ciptaan Tuhan itu sungguh indah. Tuhan benar-benar menyatakan kemuliaan-Nya melalui semua ciptaan-Nya.
Wkwkwkwkwk g awal-awal motret bintang juga keki gara2 jadi kayak ketombe, pik.ternyata bukan cuma g yg mikir kayak gitu ya. ngakak.
ReplyDeletehahahah iya hina banget Mei hahah kalo di-share cuma bikin malu aja hahah :p
Deletetadinya ku mau moto pake hp juga jadinya begitu. tapi akhirnya ga aku foto karna percuma nggak aku share nantinya wkwkw
ReplyDeletehahaha iya kalau pake HP jadi hina gituuu yaaa :D
Delete