Ruam Roseola di Hari Senin |
Apa bisa kena Roseola lagi kalau sudah pernah kena? Siapa sangka ternyata Zi bisa kena Roseola lagi. Kira-kira begini pengalaman gw saat menangai anak yang terkena Roseola lagi.
Saat hari kemerdekaan Indonesia, bukannya bisa ngerasain kemerdekaan dan lihat lomba 17-an, Zi malah demam seharian. Demam dimulai sejak dini hari, sehingga bapaknya inisiatif untuk kasih Tempra 1.2ml. Gw yang setengah sadar, bantuin bapaknya juga supaya Zi mau minum Tempranya. Maklum, Zi jadi susah minum obat akhir-akhir ini. Padahal dulu saat dikasih Tempra tuh sampai dia kenyot pipetnya karena manis. Sekarang dikasih Tempra pake drama dulu, jadi harus sampai dicekokin. Huft. Mungkin dia sudah lelah minum obat melulu kali ya. π£Yang ngasih obatnya aja lelah, apalagi doi. Huhuhu.
Pagi hari, terlihat Zi mulai berair hidungnya (meler). Memang sih dia ini tuh lagi batuk pilek sejak 7 Agustus lalu, tapi sudah mau sembuh kok. Eh kenapa jadi meler lagi? Disertai demam pula yang ga kunjung turun dari sejak dini hari. Alhasil sama bapaknya diberi Tempra lagi 1.2ml di sekitar jam 9-10 pagi. Meski demam, Zi masih cukup ceria. Masih asik bermain, bukan yang lemas dan sarapan pun masih mau makan 1 mantau.
Siang hari, Zi mulai ga gitu mau makan. Makannya cuma dikiittt. Jadi gw susuin aja biar dia ada masuk makanan. Gw ukur suhu di telinga, 39 derajat. Suhu di dahi 38.8. Alamak demamnya kaga turun! Tetap gw pantau terus suhunya dan selang 1 jam, suhu telinganya 39.4 dan suhu jidatnya 38.6. Hmm. Saatnya diberikan Tempra kembali. Sudah ketiga kalinya nih Zi minum Tempra dari sejak subuh. Gw kasih 1ml di jam 3 sore karena menurut aturan, obat penurun demam diberikan selang 4 jam. Itupun gw kasih obatnya dengan penuh drama karena dia menolak minum obat. Syukurlah tidak dimuntahkan. πΆ
Malamnya, dia makan bihun goreng pemberian sepupu gw yang baik hati. Thank you ya ci kiriman makananannya. π₯° Cukup lumayan nih nafsu makannya. Kemajuan. Tapi lagi-lagi demamnya bandel banget ga mau turun! Jadilah sama bapaknya diberikan obat penurun demam suppositoria (obat yang dimasukkan lewat anus). Sebelumnya juga gw memang sudah konsultasi ke dokter Ria melalui WA dan boleh diberikan obat itu. Katanya sih kalo pakai yang suppositoria, demamnya lebih cepat turun karena kerja obatnya lebih cepat. Tapi kenyataannya ga turun juga loh. Huft. Sempet jadi sumeng sih, tapi jam setengah sebelas malam gw ukur suhu ketiaknya masih di angka 38.4 drajat. Hiks. Jadilah diberi Tempra kembali 1.2ml tengah malam.
Jam 3 pagi saat dia minta nyusu, gw ukur kembali suhunya dan sudah jadi sumeng, di 37.5 drajat. Puji Tuhan sampai pagi pun masih sumeng-sumeng. Bukan demam dan gw bawa saja ke RS deh untuk diperiksakan karena masih sumeng.
Jam 2 siang baru ketemu dokter Ria. Karena suhu Zi demam, dokter pun menganjurkan untuk diberikan obat penurun demam suppositoria. Kata dokternya sih Zi kena virus lagi karena demam yang bandel ga turun-turun. Prediksinya kena virus batuk pilek lagi karena masih ada batuk dan pilek, malahan hidungnya meler kan dari kemarin. Jadilah diresepkan antibiotik kembali karena antibiotik yang sebelumnya sudah 5 hari diminum. Kemudian diresepkan juga obat pilek dan batuk yang lain, serta ditambah obat anti alergi. Alamak, ζ― lelah kasih obatnyaaa. π£ Dokter juga menyarankan untuk rawat inap apabila demamnya tidak kunjung turun dalam 3 hari. Tapi menurut dokter sih harusnya sudah turun demamnya. Dan benar, demam Zi sudah turun dari sejak pulang dari dokter. Maklum saat periksa ke dokter, si Zi kan diberi obat penurun demam suppositoria itu.
Hari Minggunya, gw lihat di punggung dan dada Zi muncul ruam titik-titik yang ga kaya biasanya. Bukan seperti ruam kalau dia alergi makanan. Makin sore ruamnya makin banyak dan jadi makin besar-besar (totol-totol), dari punggung sampai ke atas pantat. Dari dada, sampai ke perut. Mencret juga sampai ruam di dekat anusnya. Merah terang, bahkan sampai Zi meringis perih tiap dicebokin. Aduh, kasian amat sih kamu nak. π Feeling gw dia alergi obat yang dikonsumsinya. Gw pun coba hindari makanan ikan karena takut bikin memicu ruam makin banyak. Kalau dari gelagatnya sih ruam itu ga gatal, karena Zi biasa saja.
Hari Seninnya ruam mulai agak memudar, tapi masih terlihat dan kalau diraba berasa grenjel-grenjel. Gw coba konsultasi lagi ke dokter Ria via WA, memastikan apakah Zi alergi obatnya kah? Menurut dokter Ria sih Zi kena virus Roseola karena sebelumnya sempat demam ga turun-turun. Ciri-ciri Roseola adalah demam biasanya sampai 3 hari, setelah demam usai, muncul ruam di punggung dan perut yang akan semakin banyak. Ruam ini berlangsung bisa sampai 3 hari. Selain itu, kadang juga disertai mencret dan ISPA (infeksi saluran pernafasan atas) ringan. Kalau lihat dari gejalanya sih memang klop dengan gejala-gejala Roseola. Padahal Zi sudah pernah kena Roseola saat umur 6 bulan. Eh ternyata bisa kena Roseola lagi loh saat umur 13 bulan. π· Kalau lihat dari ruamnya sih, ruam yang sebelumnya lebih menjijikan daripada yang sekarang.
Dari artikel yang gw baca-baca sih Roseola itu tidak berbahaya. Yang bahaya demam tingginya, jadi harus dipantau supaya tidak sampai kejang demam (step). Kemudian kalau kena Roseola, anak boleh kok dimandikan. Malah supaya dia lebih nyaman. Tapi mandinya harus dengan air hangat ya, jangan air dingin. Nanti malah bikin menggigil. π₯Ά
Per hari ini sih Zi masih mencret. Ruam di pantatnya masih merah terang, tapi tidak sebanyak saat hari Minggu dan Senin. Kalau ruam di punggung dan perutnya sudah mulai samar. Tapi kalau diraba sih masih berasa grenjel-nya. Cepat sembuh deh kamu Zi. Semoga tidak kena Roseola lagi. Amin.