Kamis, 29 Agustus 2019
Flight jam 19.50 WIB sampai di Bali jam 22.45 WITA. Untuk menuju bandara, aku dan O pesan Grab Car. Harganya lumayan mahal sih. Seratus ribu lebih. Tapi mau tidak mau harus berangkat kan?! Kami jalan sekitar jam 15.00 WIB dan sampai di bandara jam 17.00 kurang. Sedangkan papa dan mama baru jalan dari Karawang jam 14.00 WIB naik Damri yang langsung menuju Bandara. Oia, dari Karawang ke Jakarta alias Bandara Soekarno-Hatta ini bisa pakai Damri yang haltenya berada di Grand Taruma. Seorang dikenakan tarif Rp 75.000. Dulu sih Rp 65.000 tapi sekarang sudah naik jadi Rp 75.000. Bus Damri ini mengantarkan penumpang ke Terminal 3 terlebih dahulu. Entah memang rutenya begitu atau karena penumpang terminal 3 flight-nya paling dekat kali ya? Kata papa sih sebelum naik Damri, setiap penumpang ditanyakan jadwal penerbangannya. Mungkin supaya bisa membantu penumpang yang penerbangannya sudah mepet. Maklum jalan TOL Karawang - Jakarta kan tidak bisa diprediksi...
Sekitar jam 5 sore papa dan mama akhirnya tiba juga di Terminal 2 keberangkatan domestik. Lalu kami pun langsung masuk untuk melakukan check in bagasi dan supaya bisa makan malam dulu. Awalnya kami pikir belum bisa check in karena penerbangan kami masih lama. Ternyata counter Air Asia sudah memperbolehkan penumpang untuk check in.
Setelah check in, kami berjalan masuk menuju gate keberangkatan kami. Berhubung kami landing sekitar jam 11 malam waktu setempat, pastilah kami akan kelaparan kalau kami tidak isi perut dulu. Awalnya mama ngajak makan di tenant Bakso Afung. Tapi ga jadi karena doi malah masuk ke warung makan yang berada tepat sebelum kami masuk ke gate kami. Yasudah deh kami duduk makan di warung itu. Warung tersebut menyediakan berbagai macam menu seperti bakso, nasi ayam goreng, nasi hainam, soto, dan sebagainya. Aku pesan nasi hainam dengan ayam. Soal rasa? Kurang enak. Nasinya dingin dan sedikit keras. Ayamnya pun dingin. Ya aku maklum sih soalnya di bandara biasanya tempat makannya ga enak. Huhuhu. Plus harganya muahaal.
Yang menarik sih dekorasi di warung makan ini. Bagus. Nih contohnya ada sepeda ontel menggantung menjadi dekorasi restoran.
Seusai makan, kami menunggu di luar gate sampai kami bisa diijinkan masuk ke ruang tunggu. Sebenarnya papa mengajak supaya menunggu di lounge untuk para pemegang kartu kredit prioritas. Tapi mama mager dan akhirnya diurungkan deh niat untuk nunggu di lounge. Padahal gratis loh guys buat makan minum di lounge tersebut.
Setelah gate dibuka, kami pun mengantri untuk diperiksa oleh petugas bandara. Sesampainya di ruang tunggu nan dingin itu, tak lupa aku ke toilet dulu sebelum lepas landas. Biar ga ke WC dalam pesawat. Soalnya ga nyaman menggunakan toilet pesawat. Huhuhu.
Tak berapa lama, akhirnya kami pun bisa boarding. Di dalam pesawat kami disambut oleh bu pramugari dan ia pun mengecek tiket kami untuk memberitahu letak tempat duduk. Tepat pukul 19.50 WIB, pesawat pun mulai lepas landas. Wah AirAsia ontime dan mereka pun bangga dengan award sebagai maskapai low budget terbaik selama 11 tahun. Hebat juga nih maskapai bisa mempertahankan 11 tahun penghargaan.
Di dalam pesawat, aku ga bisa tidur. Jadilah aku baca majalah Travel 360 yang dikeluarkan oleh AirAsia. Isi majalah tersebut menarik dan cukup membantuku menghabiskan waktu membosankan di dalam pesawat. Daannn...ketika waktu menunjukkan pukul 10 lewat waktu Bali pun akhirnya pesawat mulai mendarat.
Seusai kami mengambil bagasi kami, kami pun menuju pintu keluar. Awalnya mama ingin bertanya tarif taksi bandara. Tapi O sudah order Grab Car untuk mengantarkan kami ke hotel. Tahun 2018 ketika aku sampai di Bali juga, taksi online ini masih tidak diperbolehkan menarik penumpang dari bandara. Istilahnya masih kucing-kucingan gitu saat menaikkan penumpang. Namun sekarang, sudah ada pool khusus untuk Grab Car di parkiran kedatangan domestik lantai 3. Kalau internasional ga tau deh di mana. Jadi penumpang yang mau pakai jasa Grab Car, tinggal order saja via applikasi dan menujuu ke parkiran lantai 3. Di situ driver Grab Car sudah berkumpul untuk menarik penumpang. Uwooow.
Sekitar jam 5 sore papa dan mama akhirnya tiba juga di Terminal 2 keberangkatan domestik. Lalu kami pun langsung masuk untuk melakukan check in bagasi dan supaya bisa makan malam dulu. Awalnya kami pikir belum bisa check in karena penerbangan kami masih lama. Ternyata counter Air Asia sudah memperbolehkan penumpang untuk check in.
Setelah check in, kami berjalan masuk menuju gate keberangkatan kami. Berhubung kami landing sekitar jam 11 malam waktu setempat, pastilah kami akan kelaparan kalau kami tidak isi perut dulu. Awalnya mama ngajak makan di tenant Bakso Afung. Tapi ga jadi karena doi malah masuk ke warung makan yang berada tepat sebelum kami masuk ke gate kami. Yasudah deh kami duduk makan di warung itu. Warung tersebut menyediakan berbagai macam menu seperti bakso, nasi ayam goreng, nasi hainam, soto, dan sebagainya. Aku pesan nasi hainam dengan ayam. Soal rasa? Kurang enak. Nasinya dingin dan sedikit keras. Ayamnya pun dingin. Ya aku maklum sih soalnya di bandara biasanya tempat makannya ga enak. Huhuhu. Plus harganya muahaal.
Nasi Hainam Ayam |
Seusai makan, kami menunggu di luar gate sampai kami bisa diijinkan masuk ke ruang tunggu. Sebenarnya papa mengajak supaya menunggu di lounge untuk para pemegang kartu kredit prioritas. Tapi mama mager dan akhirnya diurungkan deh niat untuk nunggu di lounge. Padahal gratis loh guys buat makan minum di lounge tersebut.
Setelah gate dibuka, kami pun mengantri untuk diperiksa oleh petugas bandara. Sesampainya di ruang tunggu nan dingin itu, tak lupa aku ke toilet dulu sebelum lepas landas. Biar ga ke WC dalam pesawat. Soalnya ga nyaman menggunakan toilet pesawat. Huhuhu.
Tak berapa lama, akhirnya kami pun bisa boarding. Di dalam pesawat kami disambut oleh bu pramugari dan ia pun mengecek tiket kami untuk memberitahu letak tempat duduk. Tepat pukul 19.50 WIB, pesawat pun mulai lepas landas. Wah AirAsia ontime dan mereka pun bangga dengan award sebagai maskapai low budget terbaik selama 11 tahun. Hebat juga nih maskapai bisa mempertahankan 11 tahun penghargaan.
Di dalam pesawat, aku ga bisa tidur. Jadilah aku baca majalah Travel 360 yang dikeluarkan oleh AirAsia. Isi majalah tersebut menarik dan cukup membantuku menghabiskan waktu membosankan di dalam pesawat. Daannn...ketika waktu menunjukkan pukul 10 lewat waktu Bali pun akhirnya pesawat mulai mendarat.
Seusai kami mengambil bagasi kami, kami pun menuju pintu keluar. Awalnya mama ingin bertanya tarif taksi bandara. Tapi O sudah order Grab Car untuk mengantarkan kami ke hotel. Tahun 2018 ketika aku sampai di Bali juga, taksi online ini masih tidak diperbolehkan menarik penumpang dari bandara. Istilahnya masih kucing-kucingan gitu saat menaikkan penumpang. Namun sekarang, sudah ada pool khusus untuk Grab Car di parkiran kedatangan domestik lantai 3. Kalau internasional ga tau deh di mana. Jadi penumpang yang mau pakai jasa Grab Car, tinggal order saja via applikasi dan menujuu ke parkiran lantai 3. Di situ driver Grab Car sudah berkumpul untuk menarik penumpang. Uwooow.
Setelah bertemu dengan pak supir, kami pun pergi ke Hotel Siesta Legian di Jalan Bunut Sari No. 8, Legian. Hotel ini kupesan lewat aplikasi PegiPegi dan harganya sungguh wow untuk dua kamar. Wow di sini maksudnya bukan wow mahal ya. Tapi wow murah. Meski terbilang budget hotel tapi fasilitas di Hotel Siesta Legian ini oke dan bersih. Cukup nyaman buat aku dan keluargaku tinggali selama 3 malam di Bali.
No comments:
Post a Comment