Sumber: Wikipedia |
Astaga ternyata film ini sudah tayang dari dua tahun yang lalu. Aku baru saja menontonnya hari Minggu kemarin berkat kokonya Kibo memutarkan film hasil streaming di TV rumahnya agar mamanya bisa nonton film ini. Jadilah aku ikutan nonton karena memang aku belum nonton filmnya juga. Hehe. (ㆁωㆁ*)
Cek Toko Sebelah
Sutradara : Ernest Prakasa
Produksi : Starvision Plus
Jenis Film : Komedi, drama, family
Censor Rating : 13+
Durasi : 1 jam 44 menit
Sinopsis:
Saat segalanya berjalan baik untuk Erwin (Ernest Prakasa), ayahnya, Koh Afuk (Kin Wah Chew) jatuh sakit dan memintanya untuk meninggalkan pekerjaannya sekarang untuk menggantikannya mengelola toko keluarga setelah sebelumnya Koh Afuk dikecewakan oleh Yohan (Dion Wiyoko), anak pertamanya yang tak bertanggungjawab.
[Ringkasan]
Berhubung ini film lama, jadi sepertinya tak masalah kalau aku ceritakan ringkasan film lengkap menurut sudut pandangku. Tapi buat yang belum nonton dan tak ingin kena spoiler, sebaiknya sih jangan baca bagian ini ya. Hehe.
Film bermula dari adegan keseharian Koh Afuk di toko sembakonya yang sudah ia dirikan dari nol bersama almarhum istrinya. Koh Afuk mempunyai dua anak laki-laki. Yang sulung bernama Yohan dan yang bungsu bernama Erwin. Koh Afuk ini kecewa pada Yohan karena dia tidak menyelesaikan pendidikannya (DO) dan menikah dengan Ayu (Adinia Wirasti) yang tak direstui olehnya. Akibatnya, Koh Afuk ini begitu sayang pada Erwin, anak bungsunya, apalagi Erwin juga bisa menyelesaikan sekolahnya di Sidney dan memiliki karir yang cemerlang. Koh Afuk pun menaruh harapan yang tinggi pada Erwin.
Suatu hari Koh Afuk jatuh sakit dan ia pun mulai berpikir untuk pensiun, serta menyerahkan toko sembakonya pada Erwin untuk ia kelola. Erwin saat itu mau melakukan wawancara untuk mendapatkan jabatan manager Asia Tenggara dan ditempatkan di Singapur. Ia pun mulai galau mendengar permintaan sang ayah. Terlebih lagi, Natalie (Gisella Anastasia), pacar Erwin, juga selalu mendesak Erwin agar tetap meneruskan karirnya yang cemerlang dan tidak meneruskan usaha toko sembako keluarganya. Namun di sisi lain Erwin tidak mau mengecewakan ayahnya yang sangat menaruh harapan pada dirinya untuk meneruskan usaha keluarga, bahkan sampai membawa-bawa almarhum ibunya agar Erwin mau memenuhi permintaan ayahnya.
Di sisi lain, Yohan sangat marah karena ia tidak dipercaya oleh ayahnya untuk meneruskan usaha keluarganya tersebut. Padahal Yohan sangat ingin menggantikan ayahnya untuk meneruskan toko sembakonya tersebut demi almarhum ibunya. Selain itu ia juga jengkel pada Erwin karena Erwin lebih mementingkan karirnya ketimbang usaha keluarga, tapi malah ia yang dipercaya ayahnya untuk meneruskan usaha keluarga tersebut. Beruntung ia mempunyai istri yang penyabar dan menenangkan Yohan agar ia bisa menerima keputusan dari sang ayah. Yohan pun mulai merelakan dan melanjutkan hidup dengan berkarir sebagai fotografer untuk bisa memenuhi mimpi sang istri memiliki toko kue sendiri.
Kembali kepada kegalauan Erwin. Ia pun akhirnya menawarkan solusi berupa satu bulan 'magang' di toko. Apabila Erwin tidak suka, maka ia akan kembali ke pekerjaan kantorannya dan tidak akan meneruskan usaha keluarganya tersebut. Ayahnya pun mengiyakan meski ia tetap berekspektasi tinggi pada Erwin untuk meneruskan usaha keluarga.
Selama satu bulan di toko, Erwin membawa perubahan pada toko sembako keluarganya. Yang awalnya bon-bon piutang hanya disimpan dalam laci, sekarang bon-bon tersebut difoto dan disimpan dalam tablet agar ayahnya tidak kecolongan piutang. Erwin juga yang membuat konsep display toko sampai memenangkan kompetisi display tersebut. Melihat hal ini, koh Afuk semakin sayang dengan Erwin dan merasa Erwin akhirnya mau mengambil alih usaha keluarga tersebut.
Setelah satu bulan, ternyata Erwin meminta undur diri dari pekerjaannya di toko. Ia tetap memilih untuk meneruskan karirnya di perusahaan tempatnya bekerja. Mendengar keputusan Erwin ini, ayahnya sangat kecewa dan memutuskan untuk menyudahi usahanya tersebut karena tidak ada penerus. Ditambah memang sebelum-sebelumnya Robert (Tora Sudiro), seorang pebisnis, sangat menginginkan koh Afuk dan pemilik toko-toko di daerah tersebut, menjual toko tersebut untuk kemudian ia jadikan hal lain (aku lupa ini mau dijadiin apa (・∀・)). Oleh sebab itu, akhirnya koh Afuk pun menjual tokonya tersebut kepada Robert dan menandatangi kontrak jual-beli.
Jenis Film : Komedi, drama, family
Censor Rating : 13+
Durasi : 1 jam 44 menit
Sinopsis:
Saat segalanya berjalan baik untuk Erwin (Ernest Prakasa), ayahnya, Koh Afuk (Kin Wah Chew) jatuh sakit dan memintanya untuk meninggalkan pekerjaannya sekarang untuk menggantikannya mengelola toko keluarga setelah sebelumnya Koh Afuk dikecewakan oleh Yohan (Dion Wiyoko), anak pertamanya yang tak bertanggungjawab.
[Ringkasan]
Berhubung ini film lama, jadi sepertinya tak masalah kalau aku ceritakan ringkasan film lengkap menurut sudut pandangku. Tapi buat yang belum nonton dan tak ingin kena spoiler, sebaiknya sih jangan baca bagian ini ya. Hehe.
Film bermula dari adegan keseharian Koh Afuk di toko sembakonya yang sudah ia dirikan dari nol bersama almarhum istrinya. Koh Afuk mempunyai dua anak laki-laki. Yang sulung bernama Yohan dan yang bungsu bernama Erwin. Koh Afuk ini kecewa pada Yohan karena dia tidak menyelesaikan pendidikannya (DO) dan menikah dengan Ayu (Adinia Wirasti) yang tak direstui olehnya. Akibatnya, Koh Afuk ini begitu sayang pada Erwin, anak bungsunya, apalagi Erwin juga bisa menyelesaikan sekolahnya di Sidney dan memiliki karir yang cemerlang. Koh Afuk pun menaruh harapan yang tinggi pada Erwin.
Suatu hari Koh Afuk jatuh sakit dan ia pun mulai berpikir untuk pensiun, serta menyerahkan toko sembakonya pada Erwin untuk ia kelola. Erwin saat itu mau melakukan wawancara untuk mendapatkan jabatan manager Asia Tenggara dan ditempatkan di Singapur. Ia pun mulai galau mendengar permintaan sang ayah. Terlebih lagi, Natalie (Gisella Anastasia), pacar Erwin, juga selalu mendesak Erwin agar tetap meneruskan karirnya yang cemerlang dan tidak meneruskan usaha toko sembako keluarganya. Namun di sisi lain Erwin tidak mau mengecewakan ayahnya yang sangat menaruh harapan pada dirinya untuk meneruskan usaha keluarga, bahkan sampai membawa-bawa almarhum ibunya agar Erwin mau memenuhi permintaan ayahnya.
Koh Afuk MemSumber: IMDb |
Di sisi lain, Yohan sangat marah karena ia tidak dipercaya oleh ayahnya untuk meneruskan usaha keluarganya tersebut. Padahal Yohan sangat ingin menggantikan ayahnya untuk meneruskan toko sembakonya tersebut demi almarhum ibunya. Selain itu ia juga jengkel pada Erwin karena Erwin lebih mementingkan karirnya ketimbang usaha keluarga, tapi malah ia yang dipercaya ayahnya untuk meneruskan usaha keluarga tersebut. Beruntung ia mempunyai istri yang penyabar dan menenangkan Yohan agar ia bisa menerima keputusan dari sang ayah. Yohan pun mulai merelakan dan melanjutkan hidup dengan berkarir sebagai fotografer untuk bisa memenuhi mimpi sang istri memiliki toko kue sendiri.
Yohan Curhat di Makam Ibunda - Sumber: Buset-Online.com |
Kembali kepada kegalauan Erwin. Ia pun akhirnya menawarkan solusi berupa satu bulan 'magang' di toko. Apabila Erwin tidak suka, maka ia akan kembali ke pekerjaan kantorannya dan tidak akan meneruskan usaha keluarganya tersebut. Ayahnya pun mengiyakan meski ia tetap berekspektasi tinggi pada Erwin untuk meneruskan usaha keluarga.
Selama satu bulan di toko, Erwin membawa perubahan pada toko sembako keluarganya. Yang awalnya bon-bon piutang hanya disimpan dalam laci, sekarang bon-bon tersebut difoto dan disimpan dalam tablet agar ayahnya tidak kecolongan piutang. Erwin juga yang membuat konsep display toko sampai memenangkan kompetisi display tersebut. Melihat hal ini, koh Afuk semakin sayang dengan Erwin dan merasa Erwin akhirnya mau mengambil alih usaha keluarga tersebut.
Setelah satu bulan, ternyata Erwin meminta undur diri dari pekerjaannya di toko. Ia tetap memilih untuk meneruskan karirnya di perusahaan tempatnya bekerja. Mendengar keputusan Erwin ini, ayahnya sangat kecewa dan memutuskan untuk menyudahi usahanya tersebut karena tidak ada penerus. Ditambah memang sebelum-sebelumnya Robert (Tora Sudiro), seorang pebisnis, sangat menginginkan koh Afuk dan pemilik toko-toko di daerah tersebut, menjual toko tersebut untuk kemudian ia jadikan hal lain (aku lupa ini mau dijadiin apa (・∀・)). Oleh sebab itu, akhirnya koh Afuk pun menjual tokonya tersebut kepada Robert dan menandatangi kontrak jual-beli.
Sumber: IMDb |
Setelah pulang dari penandatangan kontrak, koh Afuk pun meratapi tokonya yang sudah kosong dan sebentar lagi akan diambil alih Robert. Ia bernostalgia dengan kenangan-kenangan saat anak-anaknya masih kecil dan bermain di toko tersebut. Kepedihan hatinya ini berakibat sakitnya kambuh lagi dan ia harus dirawat di RS. Yohan dan Erwin pun langsung menjaga ayahnya di rumah sakit.
Melihat ayahnya jatuh sakit, Yohan marah kepada Erwin sampai di satu titik mereka pun saling rekonsiliasi dan bekerja sama untuk membatalkan kontrak jual-beli yang sudah ditanda tangani ayahnya. Mereka menyusun rencana untuk menjebak Robert dengan membuatnya terlihat berselingkuh dengan sekretaris seksinya, Anita (Yeyen Lydia). Rencana mereka tersebut tentu dengan bantuan dari Anita. Erwin mengetahui bahwa Anita terpaksa menjadi sekretaris Robet untuk menghidupi dirinya dan anaknya. Melihat itu Erwin pun mengajak Anita bekerja sama untuk menjebak Robert agar dirinya bisa terlepas dari Robert yang genit. Rencana mereka berhasil dan Robert pun akhirnya terpaksa membatalkan kontrak jual-beli tersebut, serta Anita dibebaskan dari pekerjaannya sebagai sekretarisnya.
Akhir cerita, toko koh Afuk batal dijual dan toko tersebut diambil alih oleh Yohan dengan diubahnya menjadi toko kue untuk Ayu dan studio fotografernya. Sedangkan Erwin tetap melanjutkan karir cemerlangnya sebagai manager Asia Tenggara.
[Review]
Sebenarnya aku nontonnya agak kurang fokus karena terganggu dengan suara-suara dari Flynn, ponakan si Kibo. Hihihi. Tapi tak apa, aku tetap bisa menikmati seluruh filmnya. Menurutku film ini bagus dan benar-benar cocok untuk ditonton bersama keluarga. Unsur keluarganya benar-benar dapet deh. Terlebih lagi latarnya kan kehidupan pedagang gitu yang pas sama kehidupanku kini. Ayah ibu seorang pedagang dan meminta agar usahanya diteruskan oleh aku atau adikku. Jadi ngena gitu buat aku.
Adegan yang paling membuat aku ingin nangis tentunya saat koh Afuk selesai tandatangan kontrak jual-beli dengan Robert. Dia kembali ke tokonya dan meratapi tokonya tersebut yang akan diambil alih oleh Robert. Wah ini pecah banget deh! Diiringi lagu Berlari Tanpa Kaki-nya GAC semakin mendukung suasana sedih perih dalam film. Kalau aku lagi nonton sendiri, pasti aku nangis pas adegan ini. Berhubung ini nontonnya sama keluarga si Kibo, aku coba nahan nangis dengan mengalihkan perhatian ke Flynn. Hahahah. Maklum aku ini cengeng banget kalau nonton film drama. Jadi aku berusaha nahan nangis pas nonton adegan yang sedih.
Terus cerita sampingan filmnya juga seru untuk dinikmati, yaitu cerita tentang Anita, single mom yang berjuang mencari nafkah untuk dirinya dan anaknya. Dia rela pakai pakaian seksi agar tetap bisa mendapat penghasilan. Kisah Anita ini juga membuatku merasa miris karena di luar sana juga memang banyak yang memiliki nasib seperti dirinya.
Untuk acting dari pemainnya juga oke-oke. Terutama adengan mesra Erwin dan Natalie. Astaga ini berdua mesra beneeer. Aku pas nonton sampe bertanya-tanya, apa istri sama suami dari mereka kaga cemburu ya? Hihihi. Terus Dion Wiyoko juga menang sebagai pemeran pendukung pria terfavorit dari Indonesian Movie Actors Awards. Ternyata banyak penonton yang seneng ya lihat acting doi. Menurutku juga acting doi bagus. Pas marah-marah karena egonya tak terpenuhi dan akhirnya ia mau menerima keputusan ayahnya juga ngena gituuu emosinya buatku.
Yang aku suka lagi dari film ini adalah soundtrack-nya. Lagunya enak-enak, bahkan sebelum aku nonton filmnya, aku sudah menyimpan lagu-lagunya di dalam ponselku yang selalu kuputar selama sepekan filmnya muncul, Hihihi. Habisnya teman-teman pada share lagu-lagunya sih. Jadi aku ga mau ketinggalan dan mulai mencari lagu-lagunya. Eh ternyata lagunya enak-enak. Jadilah aku sering mendengarkannya.
Bagian yang kurang kusuka sih jokes-nya masih ada yang garing. Terutama cerita cinta Kuncoro (Dodit Mulyanto) dan Tini (Arafah Rianti). Komedi-komedi yang disuguhkan mereka berdua tuh garing menurutku. Selain itu komedi yang agak vulgar juga cukup sering ada di sini. Ya tentunya saat si Anita, sekretaris Robert, datang ke toko untuk meyakinkan para pemilik toko menjual tokonya kepada Robert. Maklum si Anita ini pakaiannya seksi beneer. Jadi komedinya nyrempet deh tentang tubuh si Anita.
Oh ya, sebagai informasi, hampir sebagian besar pemain film di sini adalah stand up comedian. Ernest sendiri adalah seorang stand up comedian dan memulai karirnya sebagai penulis film, sutradara, sekaligus pemain film dari film Cek Toko Sebelah ini.
Raing dari IMDb adalah 8.1 dari 10. Aku juga sama deh, kasih bintang 8 buat film ini. Meski bagian awalnya agak kurang bagus penyajiannya, namun keseluruhan sih film ini layak ditonton. Apalagi saat itu film-film Indonesia tuh kurang bagus cerita-ceritanya. Nah yang satu ini tuh memberikan hawa baru bagi film komedi Indonesia.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐ (8/10)
iya ini salah satu film terbaik di masanya, ceritanya lumayan dan menyentuh. aku sebenarnya jadi penasaran sama film-filmnya Ernest yang lain, tapi Susah Sinyal kemarin nggak sempet nonton hiks
ReplyDeletetul-tul~
Deleteterus katanya Susah Sinyal juga bagus dan bikin kita jadi pengen ke Sumba juga! hihi..
aku nunggu filmya bisa ditonton di Youtube sajolah ahahha #gamodal
Adegan judi depan Tuhan Yesus sih juara sih
ReplyDeletehahahahaha
Deleteiya tuh adegan sengklek :D