Ingat Bandung, pasti gw ingat kuliner bandung. So, gw pengen banget nostalgia kuliner Bandung dan gw emang uda berencana buat ke Bandung dari tanggal 28 Mei. Padahal berangkatnya tangal 17 Juni. Hahaha bener-bener lama banget ya ᕙ(˘▽ƪ). Gw berangkat naik mobil Persik, cowo dedenya Mr. Kibo. Titik kumpul di rumah Mr. Kibo jam 6 pagi. Jumat malamnya gw emang uda nginep di kos Olen biar gw ga usah bangun pagi-pagi banget. Soalnya kos gw kan jauh dari rumah Mr. Kibo, lebih deket dari kos Olen. Jam 5.40 gw dan Olen naik GrabCar ke rumah Mr. Kibo dan sampai di sana jam 6 lewat. Tapi Persik saat itu belum datang. Doi datang jam 6.30, lalu berangkatlah kami berlima, gw, Olen, Mr, Kibo, ddnya Mr, Kibo, dan Persik.
Di tol macet bro! Ternyata uda pada mulai mudik nih...ckck (; ─_─). Setelah melihat google maps, ternyata di sekitar km 21 ada kecelakaan. So, diputuskan untuk keluar di Tambun. Jadi kami lewat jalur biasa dulu, Setidaknya jalanlah dibanding di dalam tol yang tersendat-sendat. Masuk tol lagi di km 60-an. Karena pengen ke toilet, berhentilah dulu di rest area km 72. Meregangkan badan sebentar dan lanjut jalan lagi sampai Bandung. Yeay!! \ (˚▽˚) /
Day 1 |
Tujuan pertama kami adalah Mie Rica Kejaksaan di Jalan Kejaksaan yang dekat dengan Braga. Persik memutuskan untuk keluar di tol Pasir Koja karena katanya tol Pasteur macet. Kami sampai di sana jam 11.43. Gw juga emang janjian ama Devi Tanul buat sama-sama makan di sana. Saat itu di sana sudah ramai pengunjung yang kelaparan. Untunglah ada segerombolan orang baru selesai makan. Jadi kami dapat tempat d. Karena gw ga kuat makan mie ricanya satu porsi, dipesanlah mie rica 1 dan mie ayam biasa untuk nanti setengahan pakai ricanya dan ricanya memang bisa dipisah. Jadi gw ga kepedesan banget lah. Oia, kami juga pesan baso goreng udangnya. Seporsi isi 10 dan eemm yummy! (lihat pic no 1 dan 2).
Setelah perut kenyang, yang sebenernya belum full banget, maraton kuliner ini dilanjutkan utnuk mencicipi sate. Sate Harris namanya. Ini rekomendasi dari Persik. Katanya enak dan buka 24 jam. Gw belum pernah coba, jadilah kami meluncur ke sana. Oia, kami berpisah dengan Olen di sini. Dia melanjutkan acara dengan pacarnya. So, di mobil tetap berlima dengan Olen diganti Devi. Setibanya di Sate Harris, sayang sekali masih belum buka (╯.╰). Jadilah gw request buat ke Bakso Arief aja karena gw kangen makan baso ricanya. ehehehe...◔◡◔
Sesampainya di sana, ternyata ga ramai-ramai banget! Beruntung! Soalnya tiap gw ke sana pasti ramai dan harus nunggu orang selesai makan dulu. Gw mesen bakso semangkok berdua dengan Mr. Kibo. Maklum, tadi kan baru makan mie, jadi kalau makan semangkok sendiri kayanya ga kuat d. Kami berdua pesan bakso rica dan bakso keju tanpa mie atau bihun. Gw juga ambil bakso gorengnya sebiji. (lihat gambar no 3).
Karena lokasi Bakso Arief ini dekat dengan Roti Gempol. Devi request untuk ke sana karena kangen minum Addictea. Jalan kakilah kami ke sana. Gw dan Lili pesan rasa green tea ukuran kecil, Mr. Kibo pesan rasa pisang ukuran besar, dan Devi pesan rasa taro ukuran kecil (lihat gambar no 4). Setelah melepas dahaga di sana. Kembalilah kami ke mobil untuk melanjutkan perjalanan ke Soes Merdeka. Lili mau beli pesanan ci Shelly di sana. Jujur selama gw 4 tahun lebih tinggal di Bandung, gw ga pernah makan Soes Merdeka yang terkenal ini. Jadi gw beli sebiji yang original alias yang fla-nya menggunakan rum. Satu biji dibandrol dengan harga Rp 9.000. Cukup mahal untuk ukuran kue soes.
Dari sana, kami meluncur ke I Scream for Ice Cream di dekat Balubur, Gw kangen juga nih makan homemade ice cream satu ini. Gw, Mr. Kibo, dan Devi makan semangkuk bertiga. Kami bertiga pesan 4 scope dengan rasa minty green, espresso, black cherry, dan rum raisin. Keempat rasa tersebut memang yang saat itu ada di display. Waah rasanya nyess banget!!! (gambar no 6).
Belum puas dengan ice cream, kami lanjut minum jus di Juice For You. Devi juga memang kangen banget sama Juice For You, begitupun gw. Kami meluncur ke daerah Ciumbuleuit, tempat Juice For You berada. Sebelumnya, Persik menelpon terlebih dahulu untuk memastikan apakah Juice For You masih buka saat itu. Soalnya cukup jauh ya dari I Scream For Ice Cream. Daripada ke sana sia-sia kan. Ternyata, masih buka! Yeay! Di sana gw pesan Strawberry Peach (gambar no 5). Nongkrong dululah kami di sana untuk menghabiskan minuman yang kami pesan.
Perut uda bener-bener full, dari sana kami ke Hotel Tebu, tempat menginap Mr. Kibo, ddnya, dan cowo ddnya. Setibanya di hotel, Devi pun pulang ke rumah untuk kumpul dengan keluarganya. Kami berempat pun istirahat sejenak dan mandi dulu sebelum lanjut kuliner malam. Hahaha..
Malamnya sekitar pukul 20.00 WIB, kami memutuskan untuk kuliner di Cibadak. Sebelumnya beli Martabak Andir dulu di jalan Andir. Setibanya di Cibadak, wah benar-benar berbeda dari Cibadak yang dulu. Lebih tertata karena gerobak-gerobak jadi di jalan bukan di trotoar lagi, sehingga para penikmat kuliner malam bisa berjalan di area trotoar. Tidak seperti dulu yang berjalan di pinggir jalan dan berpotensi tersenggol mobil atau motor. Hahaa.. Trus juga ada lampion-lampion gitu (lihat gambar 7). Jadi lebih bagus d. Jalanan yang dulunya aspal pun berubah menjadi seperti di Braga. Trus Sudirman Street yang bisa diakses dari Cibadak juga mengalami perubahan. Jadi lebih luas! Gile...Setahun ga ke sini, sudah berubah sedemikian rupa!
Hal pertama yang gw lakukan pas sampai di Cibadak adalah menuju Nasi Campur 88. Nasi campur ini memang kegemaran Mr. Kibo dan terkenal akan waktu tunggunya yang lama. Jadi saat Persik masih harus mencari parkir, gw dan Mr. Kibo turun untuk jalan kaki ke Nasi Campur 88. Benar saja, pelayan menanyakan apakah kami mau menunggu selama sejam. Uda tanggung di sana, kami mengiyakan dan dapat nomor urut 11. Nomor urut 11 ini bukan berarti pesanan kami akan segera jadi. Karena nomor urut 11 ini menandakan kami harus menunggu sampai nomor urut mencapai angka 50 dan mengulang kembali ke nomor 1. Ya memang benar kami harus menunggu selama sejam sampai pesanan kami dibuat.
Daripada berdiam diri menunggu di sana, pergi sajalah kami ke gerobak bola ubi. Aaaa uda lama gw ga makan ini! Dari situ, kita keliling-keliling Sudirman Street. Kami pun beli sate babi di stall Wibisana. Beli 10 tusuk dong, padahal satenya besar-besar. Mendekati jam setengah 10 malam, kami kembali ke Nasi Campur 88, karena sudah sejam kali berkeliling di Sudirman Street. Setibanya di stall Nasi Campur 88, ternyata masih pesanan nomor 7. Padahal gw uda cemas nomor urut kami kelewat. Tak lama, pesanan kami pun jadi. Gw pesan setengah porsi karena takut kekeyangan. Benar saja, setengah porsi saja gw sudah kekenyangan, ditambah 2 tusuk sate pulak. Cukup perjuangan menghabiskannya. Hahaha...
Dari sana gw diantar ke rumah Devi. Gw memang berencana untuk nginap semalam di rumah Devi. Sekitar pukul 11 malam gw sampai di sana. Perjalanan nostalgia kuliner hari pertama pun selesai.
Catatan:
Gw ga makan martabak andrinya karena benar-benar sudah kenyang. Sedangkan mereka bertiga lanjut makan tu martabak di hotel. hahaha mantap!
Day 2 |
Esoknya, jam 7 pagi gw ikut keluarga Devi ke gereja. Selesai gereja jam 8 dan ada acara sarapan bersama dengan tantenya untuk merayakan anaknya yang baru selesai sidang. Kami sarapan di Mie Rica Kejaksaan (lagi). Tapi Mie Rica Kejaksaaan yang berlokasi di Paskal Hyper Square. Berhubung kemarin gw baru makan mie, gw pesan bihun canciang kali ini (lihat gambar no 1).
Sampai jam 10an kami bercengkram dan selanjutnya kami ke Pasar Baru karena Devi mau mengukur baju. Dari sana gw, Devi, dan Iren (adik Devi) kembali ke rumah naik GrabCar dan berpamitan dengan papa dan mamanya Devi. Siang itu, jalanan Bandung, khususnya jalan di Pasar Baru dan Otista, macet banget. Butuh waktu sejam untuk sampai di rumah Devi. Setibanya di rumah Devi, gw dan Devi siap-siap karena kami berdua nanti sore akan pulang ke Jakarta. Tapi Devi naik kereta, gw naik travel sama Mr. Kibo dan Olen.
Setelah siap, gw pamit sama Devi dan Iren untuk pergi menemui Mr. Kibo di Primarasa Kemuning. Ketika bertemu, muka Mr. Kibo super bete. Maklum dia kan luntang-lantung di hotel sendiri sampai jam 1. Maaf ya (><). Dia sendirian di hotel karena Lili dan Persik sudah kembali ke Jakarta jam 7 pagi. Lili ada acara makan siang bersama temannya di Jakarta, jadi harus kembali duluan.
Di Primarasa Kemuning gw beli pastry almond kesukaan gw. Gw ga beli brownies karena tanggal kadaluarsanya cepat. Ternyata ada ukuran besarnya. Biasanya gw beli yang toples tabung kecil gitu. Berhubung ada toples besar, gw belilah yang itu. Harganya Rp 70.000, kalau yang kecil seingat gw harganya sekitar Rp 45.000. Di sana ramai pengunjung loh, juga banyak jajanan di luar Primarasanya. Dari sana sempat bingung gw mau melanjutkan ke mana. Mr. Kibo rencana awalnya memang mau makan siang di daerah Progo. Tapi karena gw bersalah meninggalkannya sendiri, jadi dia belum sempat makan siang d. Lalu gw pesan GoCar buat ke daerah Progo. Sembari menunggu, gw beli es durian (lihat gambar 2). Uda lama juga gw ga makan ini. Seporsi harganya Rp 13.000. Kibo ga bisa makan itu karena dia memang ga suka duren. Jadi gw makan sendiri d. Hahaha..
Tidak seperti di Jakarta, meski si GoCar lokasinya dari daerah BIP, tidak lama-lama banget gw nunggu dia datang. Malah habis gw selesai beli es duren, GoCar-nya uda nyampe. Jadilah gw makan es duren itu di mobil. huhuhu...semoga aja si supir ga puasa (><). Sampai di Progo, sebenarnya mau makan ke Rocca. Ternyata Progo pun sudah banyak mengalami perubahan! Rocca, Hartwood, dan Vanilla sudah tidak ada lagi. Tutup selamanya! Gila gila gila. Jadilah kami berdua makan di Hummingbird. Gw pesan Dory Parmigiana dengan minumnya Berry Pretty (lihat gambar no 3), Untuk rasa makanannya si oke tapi kurang asin menurut gw. Minumannya rasanya unik juga. Asem-asem seger tapi tetap manis karena gw kasi gula, Mr. Kibo pesan Aglio Olio dengan minumnya punch gitu dengan ukuran cukup jumbo. Gw kekenyangan. Ga habis kentang gorengnya, Hahaha.. Dari sana kami ke pool MrTrans di daerah Simpang Dago naik GoCar lagi. Cuma sejam kami di sana karena sampai di sana jam 3an trus berangkat jam 4. Maklum kami travel jam 5 sore.
Setibanya di pool MrTrans, waktu masih menunjukkan pukul 16.30 WIB. Menunggulah kami di sana. Olen juga ga lama tiba di sana diantar oleh pacarnya. Tepat pukul 17.00 WIB, kami berangkat. You know what?! Kami sampai di Jakarta jam 19.00 WIB. Puji Tuhan ya lancar banget. Padahal sudah diselingi berhenti setengah jam di rest area. Gw sampai kos jam 20.20 WIB, maklum si travel kan berhentinya dekat kos Olen. Jadi gw masih harus GoRide lagi dari kos Olen ke kos gw. Ya begitulah nostlagia kuliner gw selama 2 hari di Bandung.
Sejujurnya gw masih belum puas (gila ya). Hahahaha..Gw masih kangen sama ayam sambel kecap dan sate kulitnya Sari Wangi Ciumbuleuit. Gw juga kangen ayam lado ijonya Pariaman di Racun Ciumbuleuit. Belum nasi uduk Kabita. Em! (>.<) Trus gw juga ga sempet makan sate DJ di dekat Martabak Andir. Huhuhu.. Juga belum makan sekotengnya Waroeng Djahe. Martabak Andir yang sudah dibeli pun belum sempat gw cicipi karena sudah kenyang. Ya mungkin next time gw berkesempatan untuk mencoba yang belum sempat gw cicipi itu! Hahaha...
No comments:
Post a Comment