Movie Review: Toko Barang Mantan (2020)

Gw nonton movie Toko Barang Mantan ini tanggal 9 April 2024 lalu. Pas banget nih buat ngisi waktu libur lebaran yang baru mulai ye kan... Penasaran juga pengen lihat Reza Rahadian saat berambut gondrong dan berlaga bak preman, Hehehe.

Toko Barang Mantan - The Ex-Lover Shop

Sutradara

:

Viva Westi

Cerita    

:

Priesnanda Dwisatria, Titien Wattimena

Produser

:

Ferry Ardiyan, Tia Hendani

Jenis Film

:

Drama

Censor Rating

:

PG-13

Tanggal Rilis

:

20 Februari 2020


Cast Toko Barang Mantan

Ini kira-kira pemeran utama dari Toko Barang Mantan. Sebetulnya masih ada lagi beberapa cast seperti para penjual dan pembeli dari Toko Barang Mantan. Tapi di sini gw kasih pemeran utamanya saja yak. Cape edit-nya. #eh

Sinopsis Toko Barang Mantan

Toko Barang Mantan adalah toko jual-beli barang-barang mantan bagi orang-orang yang ingin move-on dari mantannya. Sebagai pencetus ide, pendiri dan pemiliknya, Tristan (Reza Rahadian) rela meninggalkan kuliah hukumnya demi bisa fokus mengembangkan toko ini bersama sahabatnya, Amel  (Dea Panendra) dan Rio (Iedil Putra). Berbagai macam kisah-kisah sedih, lucu dan absurd tentang barang-barang tersebut menjadi makanan mereka sehari-hari.

Review Toko Barang Mantan

By the way, tanggal rilisnya tanggal cantik ya.. 20-02-2020. Maap ga penting. Hehehe. Menurut gw, Toko Barang Mantan ini cerita yang cukup santai dan lovely. Nyeritain love language banget deh. Tristan punya love language bukan di kata-kata (afirmasi). Dia ga bisa bilang cinta ke pasangannya. Sedangkan Laras (Marsha Timothy), butuh banget afirmasi dari Tristan kalau Tristan cinta sama Laras. Akhirnya Laras pun ninggalin Tristan deh dan Tristan menjoblo terus. Sampai akhirnya Laras datang ke Toko Barang Mantan untuk menemui Tristan... Akankah mereka balikan seperti dulu lagi? Hmm. Mari ditonton saja.

Dari poin ini gw akan sedikit spoiler yaaak. Kalau gamau kena spoiler, jangan lihat yang bertulisan warna biru di bawah ini. 😎

Sayangnya, Laras datang menemui Tristan untuk kasih undangan pernikahannya. Wow, mengundang mantan ke nikahan? Jarang-jarang nih yang begini. 🀣 Kecuali putusnya baik-baik dan malah jadi teman. Tapi kayanya ini satu di antara sekian banyak cerita putus deh. Di kasus gw sendiri sih ga mengundang mantan ke nikaha. πŸ˜› Walau sebetulnya bisa dibilang putusnya baik-baik dan masih sapa kalau bertemu, tapi kan sudah ga begitu dekat, jadi tak diundang. Lah gw kenapa jadi curcol? Maap yak! Balik lagi ke cerita Toko Barang Mantan. Awalnya Tristan denial dan mengira itu adalah undangan dari teman sekolah mereka dulu. Tapi Laras pun menegaskan kalau itu adalah undangan Laras dan calon suaminya. Jeng jeng... Hancurlah hati Tristan mendengar fakta itu karena sampai detik itu, Tristan masih belum move-on dari Laras ternyata.

πŸͺ End of Spoiler πŸͺ

Sejujurnya kalau kita bisa baca script-nya, gw rasa akan lebih deep deh ceritanya. Apalagi ditambah imajinasi pembaca yang biasanya bisa beda-beda. Tapi so far, dari acting para pemain di sini, bisa juga kok tergambarkan betapa dalamnya cerita yang mau dibawa. Walau sebetulnya buat gw sih agak ga begitu ketara ya seberapa deep perasaan Laras maupun Tristan.

Awalnya gw ga merasa Laras tuh cinta banget sama Tristan, sampai akhirnya gw sadar karena sikap Laras yang selalu datang menemui Tristan. Aneh aja gitu dia masih sering datang ke Toko Barang Mantan. Tapi kalau nonton lebih lanjut, jadi kegambar deh kalau Laras tuh masih menyimpan rasa terhadap Tristan.

Ada dikit komedinya, ada gemes-gemesnya. Ada harunya, ada rekonsiliasi hubungan antara orang tua dan anak. Wah film slice of life banget sih buat gw. Komedinya sih kebanyakan didapat dari para penjual barang mantan dan pembelinya. Kisah di dalamnya lucu dan unik-unik. Terus sikap Tristan ke Laras yang gombal-gombal gitu juga bikin gemes deh!

Seperti yang gw bilang di awal, film ini tuh ngegambarin soal love language. Kalau punya perbedaan bahasa kasih tapi ga dikomunikasikan, ya jadinya bubar jalan. Kalau kalian belum familiar soal bahasa kasih, jadi biasanya sih bahasa kasih itu terbagi jadi lima, yaitu sentuhan fisik (physical touch), kata-kata afirmasi (words of affirmation), tindakan pelayanan (acts of service), senang mendapatkan hadiah (receiving gifts), dan waktu yang berkualitas (quality time). Gw sendiri sih bahasa kasihnya adalah sentuhan fisik. Makanya gw ga begitu bisa LDR-an deh. Habis rasanya ingin selalu bersama. Gandengan tangan, cuddle, gituu deh. Pasangan gw pun punya bahasa kasih yang sama dengan gw. Jadi cocok deh kami berdua. Kalau kalian apa?

"Gw cinta sama bokap asal bokap setia sama janjinya dengan alm. Nyokap."

Sepenggal kalimat Tristan saat berantem dengan Laras. Jadi dari sini kegambar deh kalau Tristan tuh kecewa berat dengan ayahnya yang nikah lagi setelah ibunya meninggal. Konsesp cinta menurut Tristan tuh bull shit karena dia melihat contoh dari ayahnya yang malah nikah lagi. Dibalaslah oleh Laras bahwa cinta itu ga bersyarat. Dari adegan ini aja tuh berasa deep loh pembahasannya. Terlebih dari cara Laras yang seperti kebanyakan wanita, cuma kasih kode ke pasangan. Laras cinta ke Tristan dan ga bisa bilang putus. Akhirnya Laras cuma pergi tinggalin Tristan. Tapi sayangnya Tristan yang punya riwayat kecewa dengan cinta ayahnya yang cuma sementara ke alm. ibunya, ga ngerti apa itu cinta. Jadi miss deh mereka berdua. Asli gengs, komunikasi itu penting dalam menjaga hubungan.

Side story tentang Amel dan Rio juga cukup seru diikuti. Jadi ga melulu cerita berfokus ke Tristan dan Laras. Ada juga nih kisah Amel dan Rio. 

Reza Rahadian tuh totalitas loh sampai panjangin rambutnya untuk main jadi Tristan. Kan tokoh Tristan ini semacam anak rebel gitu ya. Gaya slegean, suka-suka gw gitu lah. Gw awalnya kira itu rambutnya cuma rambut palsu, tapi ternyata oh ternyata, Reza panjangin rambut beneran. Hahaha. Selain itu Dea Panendra ternyata betulan nyanyiin lagu dari film Toko Barang Mantan ini loh. Judulnya dari Kata Turun ke Hati. Memang ada cuplikan dalam film saat Amel sedang nyanyi di kafe dengan menyanyikan lagu Kata Turun ke Hati. Gw kira itu dubbing. Wkwkwkw, taunya betulan dia yang nyanyi. 🀣

Secara keseluruhan sih movie Toko Barang Mantan cukup seru untuk ditonton. Apalagi nontonnya sama pasangan, biar bisa buka deep talk bareng gitu membahas sikap masing-masing tokoh.

Rating dari IMDb untuk movie Toko Barang Mantan adalah 5,9/10. Waduh kecil juga yaak. Buat gw sih bisa dikasih bintang 7 dari 10. Hehehe. Kalian ada yang sudah nonton Toko Barang Mantan juga? Gimana menurut kalian?

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐(7/10)


Batuk 100 Hari

Gw sempat kaget karena batuk gw ga kunjung sembuh. Sudah ke halodoc, terus dokter di RSPI Puri. Tapi ga kunjung sembuh sempurna! Sampai akhirnya gw memutuskan untuk ke dokter di RSPI Puri kembali. Baru deh sudah benar-benar better. Pulih sempurna belum, tapi sudah ga batuk-batuk di malam hari. Imbas dari batuk yang ga kunjung sembuh ini adalah bagian perut atas, di bawah dada kanan jadi sakit tiap batuk. Nampaknya otot gw ketarik.

Tanggal 15 Mei 2024 gw pergi menghadari Indonesia Remittance Forum 2024 di Gedung Menara Mandiri, Jakarta Selatan. Di sana gw bertemu dengan kak In yang sudah gw kenal sejak 2019 karena jadi teman sekamar gw saat ikut pusdiklat di PPATK. Long time no see banget deh sama kak In. Nah kak In juga ternyata sedang batuk. Bahkan sudah lama juga kaya gw. Batuk ga sembuh-sembuh. Kak In bilang sih sekarang ini lagi musim batuk 100 hari. Waduh, jangan sampe deh gw batuk 100 hari. 3 minggu saja sudah nyiksa begini karena ga bebas makan ini itu. Begimane batuk 100 hari nih ceu. Kak In pun cerita sudah minum antibiotik pun masih saja ga sembuh. Bener-bener bandel batuknya!

Puji Tuhan perkara batuk gw sudah selesai. Ga sampai jadi batuk 100 hari. πŸ₯°Namun sakit di bagian bawah dada masih ada. Sudah semingguan sakitnya. Ga wajar nih... Masa sampai satu minggu ga sembuh juga??? Malah gw merasa makin parah gitu karena kalo ganti posisi badan, jadi sakiit. Apabila ditekan juga sakit. Alamak kenapa ini??? 😰

Akhirnya book dokter internis di hari Sabtu siang jam 14.30. Habis anter Baby Z renang di Rockstar Bintaro Xchange, berobat dah gw. Gw memilih berobat karena sakitnya sudah menginjak dua minggu. Di RSPI Puri, gw berobat ke dr. Muhammad Pranandi. Alasannya sih gw pilih yang available saja saat itu.

Setelah berobat, dokter bilang kemungkinan terburuk adalah batu empedu. 😫 Atau bisa jadi ada radang otot. Gw diminta rontgen thorax untuk cek dulu apakah ada fracture di tulang. Puji Tuhan hasilnya sih bagus. Paru-paru gw juga nampak bersih. Tapi dari rontgen ini tuh ga bisa ketauan ada radang otot atau tidak. Juga ga tau kemungkinan adanya batu empedu. Berarti tinggal minta dijadwalkan USG kalau masih mau cari penyebabnya. So let’s see deh, gw akan coba USG kalau semisal masih ga kunjung membaik setelah gw diresepin obat anti nyeri selama 5 hari.

Berhubung gw itu punya riwayat alergi terhadap na-declofenac yang merupakan obat anti nyeri semacam cataflam. Gw ga bisa diresepkan obat anti nyeri yang manjur ilangin sakitnya gw ini. Jadi dokter resepkan sanmol saja karena sudah terbukti aman gw konsumsi tanpa efek samping. Tapi dokter bilang ini tuh ga gitu bisa pengaruh untuk menghilangkan rasa sakit yang gw rasakan. Gw diminta untuk minum 2 butir, tiga kali dalam sehari. Benar saja, sudah konsumsi dosis tinggi gitu juga tetap saja tidak ada perubahan. Masih sakit. 😫Yang bikin kesel adalah tiap sesi menyusui Baby Z, gw pasti kesakitan. Habisnya Baby Z kalau menyusu suka brutal dan tekan-tekan area yang sakit itu! Ingin gw tampol rasanya, tapi anak sendiri. Wkwkwkw.

Karena sudah lima hari tidak ada perubahan, akhirnya gw ijin cuti setengah hari di hari Rabu karena gw mau USG di Rabu pagi. USG full abdomen mengharuskan gw untuk berpuasa minimal 6 jam. Tapi boleh untuk minum air putih. Malah dianjurkan sebelum berangkat ke RS supaya minum air putih yang banyak supaya kantung kemih gw penuh. Maklum proses USG harus dilakukan saat gw merasa kebelet pipis.

USG gw dijadwalkan pukul 9.30 pagi. Gw ditemani Mr. Q ke RSPI Puri. Maklum gw belum berani nyetir sendiri, jadi ke mana-mana masih butuh bantuan orang lain. Hehehe. Di ruang USG, gw diminta untuk melepas bra dan diberikan handuk kecil untuk mengelap gel yang dipakai saat USG. dr. Inge yang melakukan proses USG full abdomen. Sembari USG, dr. Inge memberitahukan juga hasil yang beliau lihat. Gw pun bisa melihat hasil USG-nya langsung dari layar monitor. Nampak baik-baik saja. Tidak ada yang aneh. Puji Tuhan kemungkinan adanya batu empedu pun gugur. So far hasil USG bagus. Yeay! πŸ₯° dr. Inge sih bilang sakitnya gw itu karena radang otot. Katanya sih coba minum Myonal untuk relaksasi otot. Biasanya kalau salah bantal, minum Myonal bisa baikan.

Usai menjalani USG, hasil USG ga lama langsung keluar. Maklum masih pagi, jadinya masih sepi kali ya. Yang lama adalah menunggu dokter internis untuk membaca hasil dan harus diresepin apa ini untuk sakitnya gw. Awalnya gw tuh males untuk konsul ke internis. Tapi yasudahlah. Biayanya pun di-cover asuransi kantor juga. Jadi sekalian saja deh.

Untuk konsul dokter internisnya gw ga ke dr. Pranandi lagi. Tapi pindah haluan ke dr. Kamsi. Maklum dr. Pranandi hari itu cuma sampai jam 11 siang saja terus sudah full book juga. Gw pun pilih ke dr. Kamsi. Setengah harian gw habiskan di RSPI Puri yaamplop. πŸ˜…

Sekitar jam 12 siangan gw baru bisa masuk. dr. Kamsi pun membaca hasil rontgen dan USG gw. Hasilnya bagus, paling gw kurang minum karena nampak urin gw keruh. Jadi gw disarankan untuk perbanyak minum. Selain itu gw diresepkan vitamin b12, loratadin untuk radang, myonal (persis kaya yang dibilang dr. Inge), anti nyeri oles (gel) yang dilihat dulu efeknya, kalau merah dan gatal, jangan diteruskan, karena obat anti nyeri itu masih turunan dengan na-declofenac. Tapi katanya sih beda golongan. Selain itu gw juga diresepkan anti nyeri yang mengandung tramadol (obat golongan opioid). Katanya sih kalau nyeri sekali, boleh minum itu. Cuma biasa efek samping bisa mual. Terus karena termasuk opioid, tentu saja bisa ada efek fly. 🀣 Tapi obat ini ga pernah gw sentuh sama sekali. Wkwkwk. Sudah takut duluan gw minumnya. Puji Tuhan rasa nyerinya juga ga separah itu sampai harus minum anti nyeri itu.

So far, saat tulisan ini dibuat, gw sudah sembuh total. Hore!!! Jangan sampai deh terulang lagi. Amin... Kalian ngalamin juga ga batuk berkepanjangan? Atau malah beneran sampai batuk 100 hari? 😣