Tanggal 5 November 2022 lalu, gw dan Mr. Q memutuskan untuk membawa Baby Z ke RS untuk cek ke dokter anak (dr. Irene Melinda Louis) karena Baby Z batuk-batuk dari sejak 2 November. Puncaknya tanggal 4 November, Baby Z batuk sampai muntah ambyaarr ðŸ˜. Selain batuk, Baby Z juga mengalami gejala pilek sampai sepertinya dia kesulitan bernafas. Hiks.
Sabtu itu jadwalnya dr. Irene praktek di RS Grand Family PIK. Gw sudah telpon untuk daftar dan diinfokan untuk datang jam 12 siang saja karena pasien yang sehat alias pasien untuk vaksin sedang ramai hari itu.
Sesuai jadwal, jam 12 gw sampai, tapi karena antrian anak sakit itu dibuat paling belakang, suster pun ga bisa memastikan kapan gw akan dipanggil. FYI, RS Grand Family menerapkan aturan memisahkan gedung untuk anak yang sehat dan yang sakit. Gedung untuk anak yang sakit itu lebih kecil dan disarankan untuk menunggu di mobil supaya ga saling tular. Gw setuju nih dengan prosedur ini karena supaya ga tular-tularan ye kan. Awalnya sakit ringan, tertular sakit dengan gejala berat sedih sih bun. ðŸ˜
Saat menunggu di mobil, suster nanti akan menelpon ketika giliran dipanggil hampir tiba. Berhubung antrian Baby Z masih lama, gw dan Mr. Q pun memutuskan pergi makan siang dulu di tempat makan mi Medan dekat RS. Laper ceu.. and you know what? Gw baru dipanggil jam setengah 2 dan ketemu dokter jam 2 lebih hampir jam 3 sore dong 😶. Saat menunggu antrian di dalam gedung, Baby Z sudah muntah 2 kali, hiks, kasian. Baju gw dan Mr. Q tentu saja tidak selamat karena kena muntahan. Tapi mau gimana lagi, anaknya batuk-batuk sampai muntah, so pasti yang gendonginnya pun kena muntahan.
Setelah diperiksa dokter, dr. Irene memutuskan agar Baby Z dirawat inap. What?! Dirawat??! Gw dan Mr. Q terpelongo. Gw kira cuma kontrol biasa saja karena bapil (batuk-pilek), eh taunya sampai harus dirawat inap. dr. Irene bilang kalau Baby Z ini terkena pneumonia. Paru-parunya harus dicek dan dilakukan terapi uap per 6 jam. Jadi disarankan untuk dirawat supaya bisa terkontrol dengan baik.
Gw sebetulnya bingung kenapa Baby Z bisa terkena pneumonia, menurut dokter sih umumnya karena di sekitarnya ada yang sedang batuk pilek, sedangkan imun bayi masih belum kuat. Jadilah kena pneumonia. Padahal saat itu di rumah tuh ga ada yang lagi batuk pilek. Huft. Lagi apes saja kali ya 😠Good point is Baby Z sebelumnya sudah vaksin PVC atau pneumococcal conjugate vaccine, yaitu vaksin yang mengandung bagian dari bakteri pneumokokus. Bakteri ini dapat menimbulkan penyakit infeksi yang berat, seperti meningitis, pneumonia, dan sepsis. Gw harap karena Baby Z sudah vaksin PVC, gejala pneumonianya tidak seburuk itu. Amin.
Habis didiagnosa dan diminta rawat inap, gw disuruh ke bagian PCR karena untuk rawat inap, Baby Z harus negatif Covid dan menunggu di ruang observasi anak. Hasil PCR kemungkinan baru keluar jam 8 malam, jadi mau ga mau harus nunggu deh hasil PCR di ruang observasi. Selama menunggu itu, Baby Z dirontgen dan diinfus. Proses rontgen sih masih aman, Baby Z tidak rewel. Namun saat diinfus ... Ya Tuhan kasian banget lihatnya 😠Tentulah Baby Z jerit dan menangis kencang. Sudah gitu tangannya ternyata bengkak, jadi harus ganti tangan dong. Dua kali deh lewatin drama pasang alat infus. ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ Hati ini potek ... 💔
Berhubung dadakan, di sela-sela menunggu kamar, Baby Z kembali muntah sampai baju ganti Baby Z yang gw bawa habis. Jadilah pinjem kain dari RS dan dikasih pinjam baju pasien dewasa. Baby Z jadi diuntel-untel kain deh. Lucu tapi kasian ... Oia, kalau bayi muntah, sebaiknya miringkan badannya supaya muntahannya tidak masuk ke paru. Bahaya juga kalau sampai masuk ke paru-paru ye kan.
Jam 8 lebih akhirnya Baby Z bisa masuk ke kamar pasien dan Baby Z dirawat sampai hari Senin tanggal 7. Selain antibiotik dari infus dan cairan infus biasa, Baby Z juga dikasih obat batuk pilek berupa puyer yang dilarutkan sedikit air. Maklum ya sekarang ini lagi ramai obat sirup yang membuat gagal ginjal akut. Jadi obat batuk pilek Baby Z dikasih dalam bentuk puyer.
Selama masa rawat inap tentu saja Baby Z rewel, maunya digendong terusss. Jujur gw pun tumbang saat merawat Baby Z berdua dengan Mr. Q. Hari Minggu malam gw terserang flu juga. Hidung meler tak henti-hentinya. Bersin pulak. Untuk menghindari diri ini menularkan Baby Z, gw pun memilih untuk tidur di sofa (awalnya gw tidur di kasur berdua dengan Baby Z).
Puji Tuhan hari Senin siang Baby Z sudah boleh pulang ke rumah, tapi dengan catatan harus lanjut terapi uap (menggunakan nebulizer yang dibeli sendiri) pagi dan malam, serta lanjut diberikan obat pilek. Lucunya harusnya tuh diresepkan antibiotik juga karena treatment antibiotik ini tidak cukup hanya tiga hari diberikan selama di RS. Eh tapi dari pihak RS lupa mencantumkan sehingga antibiotiknya ke-skip dong. 😣 Baru sadar kalo ke-skip saat minggu depannya gw lakukan kontrol post pneumonia dan dr. Irene bingung kenapa antibiotiknya tidak diberikan. Jadilah diberikan kembali antibiotik selama lima hari after tanggal 14 November kontrol.
So far saat ini kondisi Baby Z sudah sehat kembali. Berat badannya tentu saja sempat turun tapi naik kembali. Sempat tanggal 10 Desember lalu gw kembali ke dokter karena Baby Z batuk pilek lagi 😶. Untunglah bukan pneumonia dan harus ranap kembali ya Lord. I hope Baby Z isn't hospitalized again in the future. Amin.