Freestyle Writing Menggunakan Tiga Kata

Freestyle Writing menggunakan tiga kata? Apa sih itu?
Jadi saat gw baca pos di blog teman, dia lagi bahas tentang ini. Ini merupakan salah satu teknik menulis yang idenya datang dari 3 kata. Caranya sih dengan amati sekeliling dan pilih tiga objek yang nantinya digunakan dalam sebuah cerita. Kemarin malam saat gw sedang bengong dan berusaha untuk tidur, gw teringat akan hal ini. Sambil menatap langit-langit kamar dalam kegelapan, tiga kata yang terlintas di benak gw adalah mimpi, uang, dan lapar. Jangan tanya gw kenapa tiga kata itu yang terlintas di kepala gw. Hahaha.. tapi untuk kata lapar sih karena saat itu gw agaknya merasa lapar. #gembul
Nah ini dia freestyle writing dengan tiga kata yang sudah gw pilih!

"Sehari bisa makan cukup.", sahutku dalam hati.
Itu merupakan mimpiku. Mungkin menurut orang mimpiku itu sangat sederhana. Padahal kata orang, 
"Gapailah mimpi setinggi langit." 
Tapi memang saat ini, itulah mimpiku. Selalu menahan lapar karena orang tuaku tak cukup mampu untuk memberiku makan tiga kali sehari. Dari kumembuka mata, rasa perih di perut sudah menghantuiku. Merengek pada ayah dan ibu tidak cukup membantuku menghilangkan rasa lapar ini. Hanya akan menambah beban di benak mereka saja.
Ayah dan ibuku memiliki pekerjaan sebagai pemulung. Ibuku akan membawaku serta saat bekerja. Adikku yang masih bayi digendongnya dengan kain cukin. Menjelang siang, ibuku akan beristirahat di depan sebuah toko yang mengijinkannya untuk singgah. Sedangkan aku? Aku pergi ke toko-toko untuk meminta uang. Aku punya ibu lain di salah satu toko dekat tempat ibuku beristirahat menimang-nimang adikku. Saat kudatang ke sebuah toko kosmetik itu, kuberteriak...
"Mami. Mami"
"Iya Tasya. Sebentar."
Ku terdiam duduk di lantai sembari menunggu. Di sela-sela menunggu, kuangkat tanganku untuk meminta uang dari pembeli yang ada di situ. Beberapa ada yang merasa terganggu dengan adanya hadirku di situ. Beberapa ada pula yang mengasihani dan memberiku sedikit uang receh.
"Nih.", sahut mamiku.
Setelah menerima selembar uang Rp 2.000, kuberlari keluar kembali ke ibuku. Ya aku suka meminta uang ke mami. Uang itu kuberikan kembali pada ibu agar ibu dapat membelikanku makanan. Makanan untuk menghilangkan rasa perih di perutku yang sejak pagi sudah teriak minta diisi. Senyumku pun mengembang karena hari ini setidaknya dapat kugapai mimpiku itu. Nasi bungkus dengan lauk tahu dan tempe. Nikmat yang tiada dua kudapatkan hari ini dan berharap esok pun akan kudapatkan kenikmatan ini kembali.


Cerita di atas merupakan kisah nyata. Membayangkan ketika diri ini menjadi Tasya. Memang pasti berbeda kalau dari kacamata Tasya sendiri, karena gw ga pernah merasakan hidup seperti dirinya. Terakhir, bersyukur gw masih memiliki kehidupan yang layak dan bisa bersekolah, bahkan hingga ke perguruan tinggi. So, jangan sia-siakan hidup ini dan terus mengucap syukur.

Yak, itulah  freestyle writing menggunakan tiga kata. Buat yang baca, gw tantang untuk buat juga ya! Kalau sudah, jangan lupa tag dengan komen di pos ini supaya dapat gw baca juga cerita buatanmu  ^^

Dari Shibuya Station ke Ghibli Museum Mitaka

24 April 2017,
Layaknya seorang anak kecil yang senang luar biasa ketika diberi mainan. Begitu juga gw saat akhirnya bisa pergi dan melihat-lihat Ghibli Museum. Betapa tidak. Semenjak gw mengenal Ghibli, gw cuma bisa googling untuk melihat seperti apa rupa dari Ghibli Museum itu. Ini suatu berkat yang Tuhan beri buat gw, karena untuk mendapatkan tiketnya itu sungguh tidak mudah. Untuk tahu bagaimana cara mendapatkannya, bisa lihat posku sebelumnya di sini.
Gw memang memesan tiket masuk untuk tanggal 24 April 2017 jam 10 pagi waktu setempat. Kenapa tanggal 24? Awalnya karena pada tanggal tersebut ramalan cuaca mengatakan bahwa akan hujan (ternyata pas hari-h ramalan cuaca mengatakan cerah! Syukur d). Karena museum tersebut indoor, jadilah kupikir tanggal 24 adalah waktu yang tepat. Kedua, letak dari museum ini di pinggiran Tokyo, yang berarti cukup butuh waktu lama untuk pergi ke sana. Jadi kupikir akan menghabiskan waktu seharian di Mitaka. Setidaknya dari pagi hingga sore nanti.
Selama di Tokyo, gw tinggal di apartment yang berada tidak jauh dari Shibuya Mark City. Dari situ, gw pergi ke Stasiun Shibuya. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun yang besar dan sangat ramai. Karena gw berangkat jam 8 pagi yang merupakan jam sibuk, pastilah stasiun ini akan penuh orang seperti semut. Dari situ, gw ambil jalur JR Yamanote Line jurusan Shinjuku (jalur warna hijau di peta). Tidak sulit kok membaca petunjuk arah di stasiun ini. Semuanya dalam bahasa Inggris dan Jepang. Pokoknya, selama kita berada di stasiun besar, tentu petunjuk arahnya ada yang dalam bahasa Inggris. Oh, aku memilih naik JR Yamanote Line karena aku memiliki JR Pass. Sebenarnya bisa pakai subway tapi selama masih ada JR line, tentulah aku memilih naik kereta JR. Kan ongkosnya sudah include di JR Pass. Hehehe.. Nanti kapan-kapan kucerita tentang hal-hal yang harus kita siapkan untuk liburan ke Jepang d. Hal ini juga terkait dengan JR Pass.
Kembali ke topik. Tak perlu menunggu lama, kereta yang ingin kunaiki pun tiba. Memang kereta di Jepang ini datangnya bisa 5 menit sekali. Luar biasa memang kota ini. Untuk masuk kereta, mereka pun antri dengan tertib. Tidak seperti di Indonesia, khususnya Jakarta (menurut pengalamanku selama ini). Kalau di Jepang, orang yang ingin masuk pasti antri rapi di sebelah kiri atau kanan pintu kereta, sehingga area tengah khusus untuk orang keluar dari dalam kereta. Di lantai peron, sudah ada tanda di mana kita harus antri. Bila pintu kereta sudah terbuka, semua orang yang hendak keluar pasti diutamakan. Jadi setelah orang-orang sudah keluar, barulah antrian masuk kereta bergerak maju. Tidak ada tuh sikut-sikutan untuk berebut masuk maupun keluar. Semuanya tertib.
Untuk sampai di stasiun Shinjuku, cukup membutuhkan 7 menit saja. Dari situ kulanjut naik kereta jurusan Mitaka di jalur JR Chuo Line (Rapid Service) yang berwarna jingga kalau lihat peta. Sampai di stasiun Mitaka cukup 17 menit saja. Sebenarnya teman Jepangku menyarankan untuk turun di Kichijoji karena lebih dekat. Dari sana tinggal jalan kaki sekitar 20 menit dan sampai langsung di depan Ghibli Museum. Tapi ci Shelly menyarankan untuk turun di Mitaka saja karena ada bus khusus ke Ghibli Museum. Jadilah gw ikut saran ci Shelly.
Rute Kereta Tokyo
Peta yang lebih jelas, bisa lihat ke sini ya.
Sesampai di Stasiun Mitaka, gw bingung d beneran ke mana arah halte busnya. Ternyata, di petunjuk arah sudah tercantum khusus loh! Tulisannya Ghibli Museum. Jadi dari dalam stasiun itu tinggal ikutin petunjuk arah saja. Nah kelur dari stasiun itu sudah ada beberapa halte bus. Gw bingung lagi yang mana halte bus khusus ke Ghibli. Sesuai pepatah, malu bertanya sesat di jalan. Gw tanya aja sama warga sekitar yang masih muda. Ini bukan karena pilih-pilih ya, tapi karena orang jepang yang masih muda itu lebih bisa pakai bahasa Inggris daripada yang sudah tua. Jadi daripada kesulitan berkomunikasi, gw langsung saja tanya ke anak muda yang juga sedang nunggu bus.
Tips buat kalian, jangan pernah sebut "Ghibli", "Ghibli" pakai "G". Orang Jepang itu sebutnya "Jiburi". Ya kalau kalian bisa baca Hiragana dan Katakana, memang diejanya "Ji Bu Ri". Jadi orang Jepang akan langsung tahu kalau kalian tanya begini,"Where is halte bus for Jiburi Museum?". Nah tidak jauh dari tempat keluar stasiun, halte bus ke Ghibli ada di sebelah kiri. Nomor 9 (kalau tidak salah). Harga tiket bus untuk sekali jalan 210 yen/orang dewasa dan 110 yen/anak. Untuk harga tiket round trip  lebih murah, jadi 320 yen/orang dewasa dan 160 yen/anak. Di mesin untuk membeli tiketnya dijelaskan kok dengan baik.
Instruksi
 Karena gw pasti akan kembali ke Mitaka Station, jadi gw pilih yang round trip. Nah busnya itu datang setiap 10 menit sekali. Jadi tak usah takut ketinggalan bus d.  Dari Mitaka Station, gw turun di Ghibli Museum, Mitaka. Empat halte dari Mitaka Station.
Papan Informasi
Dari dalam bus, kita bisa lihat kok kita menuju ke halte mana dari TV yang disediakan. Untuk menginformasikan pak supir kalau kita mau turun, tinggal pencet saja tombol yang tersedia, Tapi untuk ke Ghibli Museum si tidak perlu pencet tombol, karena pak supir pasti akan berhenti di sana. Hahaha..
Oia, informasi mengenai rute dari Shibuya Station ke Ghibli Museum ini bisa diakses lewat Google Maps. Tapi gw pakai aplikasi android JapanTravel namanya. Aplikasi ini sangat membantu gw selama di Jepang untuk mencari info tentang rute kereta. Aplikasi ini memberikan beberapa opsi (kalau ada) untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain itu, kita juga bisa tahu ongkos transportasi dan waktu tempuh yang dibutuhkan. Platform atau peron dari kereta yang harus kita naiki juga disebutkan di aplikasi ini. Jadi oke banget d! Terutama untuk kalian yang pakai JR Pass. Karena result dari aplikasi ini akan mendahulukan JR Pass.
Ini ringkasan rute yang gw ambil:
  1. Shibuya Station (JY 20)  naik JR Yamanote Line jurusan Shinjuku, Ikebukuro (JY 17). Warna hijau muda.
  2. Turun di Shinjuku (JY 17) pindah kereta ke jalur JR Chuo Line Rapid jurusan Toyoda. Warna jingga.
  3. Turun di Mitaka (JC 12).
  4. Ikuti petunjuk arah ke Ghibli Museum
  5. Naik bus khusus ke Ghibli Museum
  6. Turun di Ghibli Museum Mitaka
  7. Sampai di depan Ghibli Museum persis!
Mudah kan! Ingat jangan sampai terlambat ya! Kalau tidak kalian tidak bisa masuk. Gw sampai di sana jam 9.30, masih ada setengah jam sebelum dibuka. Di dekat Ghibli Museum itu ada taman luas banget. Gw foto-foto dulu d sama pohon sakura! Bagus banget!!!

Sekian cerita gw kali ini, semoga bermanfaat ya buat kalian yang baca.

Don't forget to like (+1), comment, share, and subscribe ya!!! ^^

By the way, gw masih utang pos tentang cerita gw di dalem Museum Ghibli-nya ya. Hahaha...Kapan-kapan ya dilanjut. Hihi..

How to Buy Ghibli Museum Tickets?

First of all, I want to share how I like Studio Ghibli. Mr. Kibo so excited to introduce me to this movie. So, I try to watched My Neighbor Totoro with him, next I watched Spirited Away, and watched another Studio Ghibli Movie, and watched, and watched, and finally I like Studio Ghibli. I amazed how they made this movie. So beautiful graphic and nice story. For your information, My Neighbor Totoro is made on 1988. I'm not born to this world yet. Hahahaha... But, if you watch this movie, you will amaze with the graphic. Compare to Pixar Movies like Toy Story that released on 1995 which is 7 years later, I still prefer Totoro's graphic than Toy Story's. Ok, that's the prolog. Now, get back to laptop, ops I mean topic.
How to buy Ghibli Museum tickets?
First.
If you live outside Japan, you can buy it from JTB group overseas. This sales offices are grouped by regions, Asia (Hongkong, Taiwan, Korea), Oceania (Australia, New Zealand), North America (USA, Canada), and Europe (UK, France, Germany, Italy, Spain, Sweden, Denmark, Norway, Finland). So you can contact JTB group from your region for more information.

Second.
You can buy it online from LAWSON Ticket. But, REMEMBER!! You must buy it one month earlier. For example, if you want to go there on June 1, you must buy it on May 1. But since, the rule from Lawson that the ticket go on sale from the tenth of each month for the following month, so you can buy it on May 10. Don't forget, you must choose the date and time you want to enter because tickets are good only for specified date and time of entry. For more information, you can click here.

Third.
If you live in Japan, of course it's your privilege! You can buy it from LAWSON convenience stores throughout Japan. Here a link to how to buy ticket on LAWSON. 

All the information about Ghibli Museum is from here.

Now I want to share about my experience to buy Ghibli Museum Tickets. I'm from Indonesia, so I can't buy it from JTB group. So I try to buy it online from Lawson and read the rules about how to buy it. Since I'm Indonesian and want to share to Indonesian, from here I will use Bahasa Indonesia. Merdeka!
Sebenarnya gw agak bingung gimana cara beli online di situs Lawson itu. Agak jlimet gitu d. Trus gw harap-harap cemas juga kan ga dapet tiketnya. Gw bahkan sampai nandain di kalender dan kasi alarm pas tanggal 8 Maret 2017 kemarin. Dari jadwal jalan-jalan yang gw buat, gw mau ke Museum Ghibli ini tanggal 24 April. Jadi gw uda harus beli itu tiket dari tanggal 8 Maret jam 10 pagi. Nah opsi lain dari beli di situs Lawson itu beli di situs Voyagin.com. Situs ini ngejual tiket Ghibli juga. Tapi harganya mahal banget bo! Aslinya untuk orang dewasa itu harganya 1.000 yen. Tapi di situs itu bisa dijual jadi 3000 yen dong. Gile kan 3x lipet. Gw mikir-mikir juga jadinya mesen dari situs itu.  Oia kenapa gw tandain kalender di tanggal 8 Maret itu karena aturan dari situs Voyagin.com itu bisa mulai beli tiketnya tanggal 8 sebulan sebelum bulan kita ke sana.
Trus gw sempat datang ke pameran tur ke Jepang gitu di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. Di situ banyak banget agen tur buat ke Jepang lagi promosi. Salah satunya itu HIS. Nah di sini bisa pesan tiket Ghibli itu. Mereka mau bantu buat booking. Tapi mereka ga janji akan dapat tiketnya. Sedih yak! Pas tanggal 8 Maret, gw uda nanya ke ci Shelly (doi juga ke Jepang bulan April kemaren) mau beli tiketnya kapan (doi juga mau ke Ghibli). Trus dia sebenarnya masih bingung dan nemu juga situs yang jualan tiket Ghibli yang harganya jauh lebih murah dibanding beli di Voyagin.com. Nah tapi ternyata dia punya teman yang lagi kuliah di Jepang dan berencana minta tolong ke temannya itu. Alhasil gw ikut ci Shelly aja, nunggu kabar dari temannya yang di Jepang. Puji Tuhan banget temannya mau bantuin beli. Ini nih yang bikin gw ngiri sama orang yang tinggal di Jepang. Bisa langsung beli tiketnya di Lawson. Ga pake ribet-ribet mesen online yang mesti proses lagi ngambil tiketnya gimana dan nuker tiketnya gitu. Trus kabar baiknya lagi, temannya ci Shelly ini mau balik ke Indonesia sebelum gw dan ci Shelly berangkat ke Jepang! Gila gw senang banget! Jadi kan tiketnya sudah dipegang di tangan gw langsung!

Oia, buat pembaca (kalo emang ada yang baca si) yang punya info lain gimana cara beli tiket Ghibli, boleh loh share di kolom komentar blog ini. Siapa tahu kalau Tuhan mengijinkan, gw bisa ke sana lagi. hehe..

Satu lagi, buat kalian yang tahun ini ga ke Jepang tapi ngebet pengen tahu apa si dalemnya Ghibli Museum. Kalian bisa banget loh dateng ke pamerannya di Ritz-Carlton Ballroom, Pasific Place, Jakarta. Pamerannya berlangsung dari tanggal 10 Agustus sampai 17 September 2017. Tiketnya uda bisa dibeli di sini. Gila gila gila!! Gw senang banget ada ini di Jakarta. Trus isinya juga beda loh sama yang di museumnya. Jadi gw berencana ke sini juga. Hehehe....

Psst..don't forget to share, like, and subscribe too ya! ^^

Next, I will post about my experience in Ghibli Museum, Mitaka, Japan.

Here a pic of Ghibli Museum Bus. So cute!!!!
To Ghibli Museum


Jalan-Jalan Ke Pulau Seribu : Pulau Pari, Here We Go!

30 April 2016
Wacana untuk pergi ke Pulau Seribu akhirnya terealisasikan. Awalnya gw sempat ragu untuk ikut karena hari Jumatnya gw masih di Bandung dan masih rapat membahas presentasi laporan ke perusahaan. Padahal Jumat, 29 April 2016 itu gw uda mesti di Jakarta karena besok subuhnya uda mesti di Pelabuhan buat nyebrang ke Pulau Pari. Dengan nekat meminta ijin agar bisa pulang ke rumah (karena barang-barang gw di rumah semua), gw berangkat dari Bandung jam 2 ato 3 sore gitu. Gw lupa hahaha... Sampai di Karawang, rumah kosong karena papa mama ke Jakarta. Mereka lagi berobat ke dokter. Tiba-tiba banget kan! Bokap sakit...seolah-olah alam tidak mengijinkan gw untuk pergi. Huhuhu..Tapi, setelah semua perjuangan dengan buru-buru itu, jam 5 sore gw siap berangkat ke Jakarta. Gw bareng Teguh ke Jakartanya, Dia emang uda sewa mobil buat pergi ke Jakarta. Gw masih cemas dengan laporan gw yang belom selesai. Uda gitu jalanan macet pulak. Trus Teguh harus mengantar temannya ke Stasiun Gambir karena temannya mau ke Surabaya. Padahal gw nginep di kosan Jenni which is di daerah Jakarta Selatan. Hahaha Teguh setrong juga, dia nganter ke Gambir, trus ke Jaksel, trus dia sendiri nginap di rumah KR, yaitu di Jakarta Utara. Mantap tenan.
Gw sampai di kosan Jenni jam 11 malam kali, Sebelumnya mampir pom bensin dulu beli sandwich. Gw belom makan malam. Alhasil makan si roti itu aja. Trus dengan bantuan Jenni, gw menyelesaikan laporan gw jam 3 pagi. ckckc..Jam 5an gw uda siap berangkat ke Pelabuhan Muara Angke. Gila kan?!
Trus cowo-cowo berangkat dari rumah KR..padahal mereka tidur lebih banyak dari ciwi-ciwi, tapi yang datengnya paling siang mereka..huhuhuh..tega nian. padahal mereka yang wanti-wanti jangan ngaret. Kenyataannya mereka yang ngaret... =.="
Yah tapi ternyata buat jalan aja kapalnya ngaret. Ampir jam 8 kalau ga salah baru jalan. Gila kan?! Trus perjalanan 3 jam gitu. Jadi sampai sana jam 11 siang.
Oia trip ini kita pake tur gitu. Yang urus Jeihan. Gw lupa nama turnya apa. Tapi lumayan lah. Pas sampai di Pelabuhan, kita tuh ga dikasi tau di mana tour leader-nya. Jadi sempat was-was gitu ditipu. Tapi untungnya bukan penipu. Hahaha...Trus sampai di Pulau Pari, kita diantar sama satu orang buat ke tempat penginapan. Ya tempat penginapannya rumah penduduk gitu. Ada 2 kamar dengan 2 kamar mandi luar. Sederhana. Kamarnya gede si, satu kamar bisa muat 5 orang kali. Oia, di trip ini yang pergi itu Gw, Jenni, Jeihan, Evan, KR, dan Teguh. Jadi kamarnya lega d, Apalagi gw dan Jenni, cuma duaan di kamar yang gede itu...hahaha...
Siang itu kita dikasi welcome drink. Kurang enak si menurut gw. Abis itu kita ke Pantai. Foto-foto. Asik liat-liat pantai, kita dikasi tau kalo bakal snorkeling. Jadi kita balik ke penginapan dan siap-siap buat snorkeling. Oia, alat dan perlengkapannya uda include sama biaya tur ini. Penginapan dan makan siang juga. Semakin banyak orang yang ikut, semakin murah. Kan sistemnya patungan ya. hahaha...
Kita pergi snorkeling bareng rombongan yang lain. Jadi cukup ramai. Oia, kita dapet satu kali foto underwater gitu. Btw, ini kali pertama gw snorkeling loh. Trus gw juga ga gitu bisa berenang. Jadi jaket pelampung adalah benar-benar penyelamat gw untuk tetap bisa mengapung di lautan luas itu. Hahaha...
Alam bawah laut di sana cukup bagus! Ikan beraneka rupa dan warna dengan terumbu karangnya. Jangan pernah sekali-kali injak terumbu karang. Sakit bro! Trus si Jeihan sengaja bawa biskuit buat kasi makan ikan. Jadi ikan-ikannya pada ngumpul dekat kita. Seru! Gw mau pergi snorkeling lagi. Oia saat itu, kita snorkeling di dua tempat. Tempat pertama si mengasikan. Tapi tempat kedua ada ubur-ubur tak kasat mata. Jadi baru juga nyemplung, gw serasa ditusuk jarum gitu di lengan dan kaki gw. Merah-merah d. Akhirnya gw memutuskan untuk naik aja ke perahu dan nunggu yang lain selesai snorkeling. Gw ga tahan a sakitnya. Hahaha..
Jenni dan Gw Saat Snorkeling
Selesai snorkeling, acara selanjutnya adalah bebas. Selesai semuanya pada mandi, kita keliling-keliling Pulau Pari naik sepeda. Sepedanya juga uda include biaya tur. Karena jalannya bukan aspal, jadi cukup mengerikan ya bersepeda di situ. Hahaha... Ya lama-lama juga biasa sih.
Pantai Pasir Perawan
Oia buat masuk ke Pantai Pasir Perawan mesti bayar gitu. Tiketnya harian. Seorang bayar Rp 5.000,- kalau gw tidak salah ingat.
Matahari sudah tenggelam dan kita dikasi tau kalau acara selanjutnya itu barbecue di pinggir Pantai. Tapi kita memutuskan untuk minta dibawa aja hasil barbecue-nya ke penginapan. Soalnya pada males pergi keluar lagi dan ga tahan dengan nyamuknya. Hahaha kita orang-orang mager. Lumayan lah bakar-bakarannya. Ada cumi,udang, dan ikan. Selesai makan, kita main "bohong". Mulai bosan, kita masuk ke kamar (biar adem) dan mulailah sesi-sesi curhat. Hahaha...Sampai subuh d kita ngobrol. 
Rencananya sih mau bangun pagi-pagi liat sun rise. Tapi ga ada yang bangun. Cuma Evan d yang bangun saat itu hahaha...Trus paginya sebelum mandi kita main ke Pantai Pasir Perawan lagi. Mainan air dan bikin istana pasir. Puas main, kita dapet sarapan nasi kuning. Jujur makanan yang dikasi itu biasa aja. Bahkan ada yang merasa tidak yakin dengan makanannya hahaha...
Selesai main dan mandi, kita berkemas-kemas untuk kembali ke Jakarta. Tidak seperti saat pergi, saat pulang kapalnya langsung jalan tanpa perlu menunggu lama. Selama perjalanan kembali ke Jakarta semuanya tepar. Tertidur pulas di kapal hahaha.. Sampai di Jakarta kelaparan. Alhasil pergi makan siang bareng d. Gw pulang ke Karawang bareng si Teguh. Yak itulah trip gw selama di Pulau Pari.
Oia untuk biaya ke Pulau Pari, pertama gw bayar DP sebesar Rp 235.000, setelah berangkat, gw melunasi pembayaran tur sebesar Rp 243.000,-. Jadi total buat liburan ke sana pakai tur sebayak 6 orang adalah Rp 478.000,-. Lumayan lah ya buat short escape selama dua hari satu malam.